BATAM TERKINI

CATAT! Jelang Natal dan Tahun Baru, Pelabuhan Pelni Batam Bakal Pindah Lagi ke Sekupang

BP Batam berencana memindahkan pelabuhan Pelni yang semula berada di Batuampar untuk dikembalikan ke pelabuhan semula yakni di Pelabuhan Sekupang.

TRIBUNBATAM.ID/IAN SITANGGANG
Kondisi pelabuhan Beton, Sekupang Batam kian memprihatinkan setelah tak lagi dioperasikan selama kurang lebih tiga tahun. Foto diambil, Selasa (30/7/2019) 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Direktur Promosi dan Humas BP Batam Dendi Gustinandar mengungkapkan, BP Batam berencana memindahkan pelabuhan Pelni yang semula berada di Batuampar untuk dikembalikan ke pelabuhan semula yakni di Pelabuhan Sekupang, Batam.

Pengalihan itu, rencananya akan dilakukan sebelum hari raya Natal yang akan jatuh 25 Desember 2019 mendatang.

Pemindahan itu tak lain karena kondisi pelabuhan Batuampar yang dianggap sangat tidak layak dioperasikan sebagai pelabuhan Pelni kerap mendapat sorotan dari berbagai pihak. 

"Mudahan-mudahan, pelabuhan Sekupang sudah siap. Tinggal masalah teknis pemindahan," ujar Dendi, Kamis (14/11/2019).

Ia mengatakan, berhubung pelabuhan itu merupakan tempat semula pelabuhan kapal Pelni, maka tidak begitu ribet. 

Hanya saja, memang secara teknis ada beberapa hal administrasi yang harus ditempuh.

"Benar, jadi memang harapan kami, pengangkutan penumpang jelang Natal atau tahun baru sudah bisa dioperasionalkan di Beton Sekupang. Kita doakan segera terwujud," katanya.

 BP Batam Tunggu Sinyal Kemenkeu Soal Pengelolaan Pelabuhan Batuampar

 Presiden Nato Dukung Walikota Batam Pindahkan Pelabuhan Pelni Dari Batuampar ke Sekupang



Sebelumnya, pelabuhan itu berada di Pelabuhan Beton Sekupang.

Warga Batam, Tahap meminta, jika tak memungkinkan lagi di Batu Ampar harus dikembalikan ke lokasi semula. 

"Karena hanya itu yang layak. Tapi memang persoalannya adalah itu milik persero.

Harus didudukan semua lintas pemerintah terkait. Termasuk Pemko Batam," kata Tahap.

Dulu Berlokasi di Sekupang

Seperti diketahui, Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan kala itu meminta Pelabuhan Beton Sekupang Kota Batam yang selama ini digunakan untuk pelayaran KM Kelud milik PT Pelni dipindah karena dinilai tidak layak.

"Saya minta Pelabuhan Pelni (Pelabuhan Beton Batam) dipindah ke Batuampar karena kondisinya sangat tidak layak lagi untuk melayani penumpang mudik," kata Jonan, usai meninjau kesiapan pelabuhan tersebut menghadapi musim mudik Lebaran, di Batam, Jumat 17 Juni 2016.

 Pelabuhan Batu Ampar tak Layak, Mulai Desember Pelabuhan Kapal Pelni Balik ke Sekupang Batam

 Mudik Natal dan Tahun Baru, Pelabuhan Pelni Tetap Batuampar Atau Pindah ke Sekupang? Ini Jawabannya

Ia mengatakan Pelabuhan Batuampar memiliki dermaga dan fasilitas lain, lebih baik dibandingkan dengan Pelabuhan Beton Sekupang yang sebenarnya tidak dirancang untuk kapal Pelni bersandar.

"Pelabuhan Batuampar bagus, terminalnya juga sudah ada. 

Kalau tidak ada pakai tenda saja juga bisa. Senin ini juga harus pindah," kata dia.

Untuk pelabuhan lain di Kota Batam, secara umum sudah siap untuk melayani penumpang mudik Lebaran 1437 Hijriyah.

"Catatan saya hanya yang Pelni itu karena memang tidak layak. Untuk yang lainnya sudah tidak ada masalah.

Kapal-kapal juga sudah dicek kesiapannya untuk melayani mudik," kata dia.

Diketahui, sudah lebih kurang 3 tahun belakangan, Pelabuhan Pelni ditempatkan di Batuampar.

Tepatnya pertengahan tahun 2016 lalu. Sebelumnya, pelabuhan ini berada di Sekupang, yang dikenal dengan Pelabuhan Beton.

Menteri Perhubungan kala itu, Ignatius Jonan memutuskan memindahkannya ke Batuampar, bersebelahan dengan pelabuhan kargo.

Namun selama kurun waktu 3 tahun berada di Batuampar, fasilitas mumpuni masih jauh dari harapan.

Bahkan kondisi dan fasilitas Pelabuhan Pelni di Batuampar, kerap disanding-sandingkan dengan pelabuhan lain di Indonesia seperti di Belawan di Medan.

Tak usah jauh-jauh, dibandingkan dengan pelabuhan internasional yang ada di Batam saja masih kalah jauh.

Sehingga Warga Batam menanti perbaikan pelabuhan Pelni.

Berdasarkan pantauan Tribunbatam.id baik di terminal keberangkatan maupun kedatangan sama-sama kurang layak dijadikan terminal penumpang.

Di area keberangkatan misalnya, meskipun diberikan tenda-tenda peneduh, namun terasa panas, sesak dan berdebu.

Lebih memprihatinkan lagi adalah terminal kedatangan, area ini ditempatkan di pelabuhan kontainer dengan akses keluar jalanan tanah penuh debu dan banyak kendaraan lalu lalang yang bisa membahayakan penumpang kapal yang akan keluar pelabuhan dengan berjalan kaki.

Ana, seorang warga Batam mengeluhkan kondisi terminal keberangkatan di Pelabuhan Batu Ampar.

Tempatnya yang panas, berdebu membuat calon penumpang kesusahan  saat mengantre sebelum masuk kapal.

Apalagi, bagi para wanita yang memiliki balita dan bayi yang harus berdesak-desakan dalam antrian.

Meskipun ada jalur khusus untuk balita dan lansia, namun dengan kondisi yang panas dan berdebu tetap saja tak terasa nyaman.

Sementara itu, Dina, menyesalkan kondisi terminal kedatangan kapal yang ditempatkan di pelabuhan kontainer pelabuhan Batu Ampar.

"Pas kita turun dari kapal sangat berat, kanan kiri kontainer, panas. kalau mau cari mobil terdekat ya harus naik bimbar, kalau mau naik taksi online ya harus jalan dulu sampai simpang polsek Batu Ampar," katanya.

Dari hasil pantauan Tribunbatam.id, kondisi pelabuhan kontainer Batu Ampar memang kurang layak bagi para penumpang kapal Pelni.

Di saat para penumpang turun dan berjalan hingga simpang polsek Batu Ampar di jalanan tanah dan berdebu, di jalan yang sama, mobil-mobil kontainer juga sedang beraktivitas dan lalu lalang.

Padahal, kondisi ini sangat berisiko membahayakan para penumpang yang berjalan di sepanjang jalan tersebut.

Tak hanya kerepotan membawa barang bawaan, ada juga wanita yang harus tetap konsentrasi mengawasi anaknya yang ikut berjalan di jalanan tersebut agar tak tertabrak atau tak kena serempet mobil-mobil yang lewat.

Belum lagi jika saat penumpang turun dari kapal di saat hujan turun, otomatis beban yang harus mereka tanggung lebih berat lagi.

"Kita berharap pemerintah memperhatikan keluhan masyarakat. Karena pelabuhan ini sangat tidak layak. Sangat berbeda dengan kondisi pelabuhan lain seperti pelabuhan Belawan, Medan. Baik ruang tunggu maupun ruang kedatangan sangat nyaman. Para penumpang juga tak perlu jauh-jauh berjalan saat akan keluar pelabuhan," ungkap Muhammad.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Tribunbatam.id, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Edy Putra Irawady mengatakan, pelabuhan Pelni di Batuampar memang mau dipindahkan ke Pelabuhan Beton, Sekupang. Soal realisasi waktunya ini yang masih dibahas.

Saat kedatangan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi ke Batam, Mei lalu, Edy sudah mengusulkan, agar menggunakan terminal dalam negeri (terminal domestik) di Pelabuhan Sekupang sementara waktu.

Namun kapalnya berlabuh di Pelabuhan Beton. Hal ini dilakukan untuk pelayanan publik, kenyamanan penumpang keluar-masuk Batam sebagaimana perintah Menhub.

"Kamis (11/7) saya akan rapatkan lagi dengan Pelni, Persero Batam, Sarinah dan pihak terkait lainnya soal ini. Sekalian sinergi BUMN untuk pengembangan gudang logistik untuk tol laut," kata Edy kepada Tribun, Sabtu (6/7).

Soal waktu realisasinya, Edy mengatakan, janji saat itu memang setelah Lebaran.

Namun, Pelni harus menyediakan bis untuk penumpang dari terminal Sekupang menuju kapal. Jaraknya sekitar 250an meter.

"Direktur (Pelni) nya setuju. Kan di Pelabuhan Beton itu ada gudang Persero Batam yang bisa dikerjasamakan untuk kepentingan bisnis logistik Pelni," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, saat datang ke Batam, Menhub sempat berdialog dengan empat sampai lima penumpang kapal Dorolonda, soal keluhan yang dirasakan, dan masukannya. Intinya, Budi juga mengakui fasilitas yang ada di pelabuhan untuk penumpang, kurang memadai.

"Kalau disuruh pilih, mau di pelabuhan mana. Batuampar atau Sekupang?," kata Budi saat berdialog dengan seorang penumpang di dek kapal.

"Pelabuhan Sekupang pak. Di sini gabung dengan kontainer. Kalau di sana kan tidak," jawab penumpang.

Banyak penumpang kapal yang mengeluhkan kondisi Pelabuhan Pelni di Batuampar saat ini. Selain masih bergabung dengan pelabuhan kargo, sehingga membuat tingkat risiko kepada penumpang juga tinggi.

Beberapa penumpang juga mengeluhkan jarak antara ruang tunggu penumpang menuju kapal bersandar. Mereka harus menaiki bus terlebih dahulu, jika akan berangkat. Belum lagi dihadapkan dengan situasi berdebu, jika kondisi panas. Dan kena hujan jika kondisi sedang hujan.

Selain itu, tidak ada kendaraan umum di dekat pelabuhan. Kondisi ini berbeda dengan di Sekupang, di sana terdapat jalur bus-bus Trans Batam di dekat pelabuhan. 

Berikut foto-foto suasana terminal keberangkatan dan kedatangan yang diambil saat musim mudik Lebaran 2019 bulan Juni lalu: 

Penumpang harus berjalan cukup jauh saat akan keluar dari terminal kedatangan Pelabuhan Batuampar Batam
Penumpang harus berjalan cukup jauh saat akan keluar dari terminal kedatangan Pelabuhan Batuampar Batam (TRIBUNBATAM.ID/TRI INDARYANI)
Penumpang harus berjalan cukup jauh saat akan keluar dari terminal kedatangan Pelabuhan Batuampar Batam
Penumpang harus berjalan cukup jauh saat akan keluar dari terminal kedatangan Pelabuhan Batuampar Batam (TRIBUNBATAM.ID/TRI INDARYANI)
Penumpang harus berjalan cukup jauh saat akan keluar dari terminal kedatangan Pelabuhan Batuampar Batam
Penumpang harus berjalan cukup jauh saat akan keluar dari terminal kedatangan Pelabuhan Batuampar Batam (TRIBUNBATAM.ID/TRI INDARYANI)
Kondisi terminal keberangkatan Pelabuhan Batuampar Batam yang terasa panas dan sumpek
Kondisi terminal keberangkatan Pelabuhan Batuampar Batam yang terasa panas dan sumpek (TRIBUNBATAM.ID/TRI INDARYANI)

(tribunbatam.id/leo halawa/dewiharyati)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved