KARIMUN TERKINI
Melihat Nilai Khairunisa di Ijazah, Kepsek: Anaknya Memang Pintar
Dari nilai terakhirnya, Khairunisa tergolong anak yang pintar. Tidak ada nilai yang dibawah 70. Hanya beberapa mata pelajaran yang nilai 70.

TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Penyebab kematian gadis belia asal Karimun, Khairunisa (15) masih menjadi misteri.
Remaja putri 15 tahun itu pun diketahui belum sempat mengambil ijazahnya.
Ia dinyatakan hilang pada bulan Juni 2019, dan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa empat bulan setelahnya.
Khairunisa terakhir bersekolah di Madrasah Tsanawiyah Islamiah Yaspika.
Ia diketahui belum lama menyelesaikan Ujian Nasional tingkat SMP.
Secarik ijazah tanda kelulusan yang dikeluarkan Kementerian Agama bernomor 016/MTs.32.02.109/PP.01.1/2019 milik Khairunisa masih disimpan oleh pihak sekolah.
Dari nilai terakhirnya, Khairunisa tergolong anak yang pintar. Tidak ada nilai yang dibawah 70. Itupun hanya beberapa mata pelajaran saja yang bernilai 70 an.
Pada mata pelajaran Bahasa Arab Ia memperoleh nilai 87, tulisan Arab-Melayu 87, Alquran-Hadits 84 dan nilai Akidah-Akhlaknya 84.
Selain itu dari empat mata pelajaran yang masuk ke Ujian Nasional Khairunisa memperoleh nilai rata-rata Khairunnisa sebesar 49,9.
"Bahasa Indonesia paling tinggi, dapat 84.0," kata Kepala Sekolah MTs Yaspika Karimun, Nurbit Siman.
Selama bersekolah di MTs Yaspika Karimun, Khairunisa selalu masuk ranking 10 besar. Ia juga dikenal pintar membaca Alquran dengan morotal atau bacaan yang indah.
"Murotalnya menurut saya indah," tutur Nurbit.
Saat ini polisi masih melakukan penelusuran terkait penyebab kematian Khairunisa yang ditemukan telah menjadi tupang-belulang di semak-semak kawasan Coastal Area, Kelurahan Lubuk Semut, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), tanggal 25 Oktober 2019 itu.
Kasat Reskrim Polres Karimun, AKP Herie Pramono dalam ekspos lanjutan telah melakukan Ekshumasi.
Herie mengaku belum mengetahui hasilnya. Ia menyebutkan masih tengah menunggu hasil dari tim forensik Polda Kepri.
Apabila hasilnya telah diketahui, maka Satreskrim Polres Karimun akan melaksanakan gelar perkara.
Selain itu, penyidik Satreskrim Polres Karimun juga telah memeriksa sebanyak delapan orang saksi terkait kasus ini.
"Forensik melakukan pemeriksaan dan akan dilaporkan ke penyidik. Hasilnya nanti segra menjadi acuan penyelidikan selanjutnya," terang mantan Wakasat Reskrim Polresta Barelang itu.
Dikenal Pendiam
Sosok Khairunisa, remaja putri yang dikabarkan tewas serta ditemukan dengan kondisi tinggal tulang-belulang di semak-semak tak jauh di salah satu hotel di Karimun pada 25 Oktober 2019 pagi dikenal sebagai anak yang baik.
Khairunisa terakhir bersekolah di Yayasan Pendidikan Islam Karimun Tsanawiyah Islamiyah (MTS) Yaspika Karimun di kelas IX-3.
Pihak sekolah terkejut ketika mendengar penemuan kerangka manusia yang diduga adalah Khairunisa.
Remaja putri yang diketahui hilang sejak Juni 2019 lalu ini, dikenal pendiam dan berprestasi di sekolahnya.
Khairunisa sangat menggemari pelajaran Alquran. Setidaknya Ia sudah bisa menghafal Alquran juz ke 30.
"Khairunnisa itu rajin, pintar, tidak banyak cerita. Dia termasuk rangking 10 besar di kelas. Tanpa diminta, dia setorkan hafalan (Al-Qur'an), murotalnya sangat bagus," kata Wali Kelas Khairunisa, Dewi Ernyta.
Dewi mengaku kehilangan muridnya itu. Ia berharap arwah Khairunisa tenang di alam sana dan kasus kematiannya cepat terungkap.
Tidak hanya Dewi, Kepala Sekolah MTs Yaspika, Nurbit Siman menceritakan, sejumlah guru sempat histeris ketika mendengar berita penemuan tengkorak yang diketahui merupakan Khairunisa.
Bahkan Nurbit mengaku sempat menasehati Khairunnisa ketika Ia melakukan pantauan ke kelas-kelas.
Nurbit Siman mengungkapkan, ia pernah menasihati Khairunisa sebagai perempuan harus memiliki pagar dan pendirian yang kuat.
Hal ini ia sampaikan agar Khairunisa tidak terjerumus ke pergaulan yang menyesatkan.
"Pembawaannya tenang. Dia termasuk salah satu pelajar favorit saya, karena dia tergolong anak yang pintar mengaji. Dari segi ekonomi juga dia tergolong anak kurang mampu. Feeling saya dia agak beda, anaknya terlalu lurus, seperti mudah terbawa arus," kenang Nurbit.
Polisi Bongkar Makam Khairunisa
Polisi membongkar makam Khairunisa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Teluk Air, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Selasa (26/11/2019).
Pembongkaran makam dilakukan untuk mengungkap sebab kematian remaja putri 15 tahun yang dikabarkan hilang sejak Juni 2019 lalu.
Pemeriksaan terhadap jenazah Khairunisa yang tinggal tulang-belulang dilaksanakan secara tertutup.
Di sekeliling makam ditutupi menggunakan terpal berwarna biru. Di atas makam juga dipasangi tenda.
Selain itu polisi juga menutup areal pemeriksaan dengan garis polisi agar tidak ada yang mengganggu jalannya pemeriksaan.
Di lokasi terlihat Kasat Reskrim Polres Karimun, AKP Herie Pramoni dan anggotanya. Kemudian tampak Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Kepri, Dokter Iptu Leo bersama sejumlah anggota timnya.
Pihak keluarga dan sejumlah masyarakat juga berada di lokasi.
"Yang tidak berkepentingan mohon agat barada di garis batas, dan mohon untuk tidak memfoto," kata Herie.
Penemuan kerangka manusia di semak tidak jauh dari salah satu hotel di Kelurahan Lubuk Semut, Kecamatan Karimun yang diketahui Khairunisa (15) pertama kali ditemukan oleh Intan saat mencari kayu Jumat (25/10/2019).
Meski masih diselidiki pihak kepolisian, namun keluarga yakin penemuan kerangka manusia itu merupakan Khairunisa.
Keluarga berkeyakinan karena terdapat barang, salah satunya pakaian yang membalut kerangka itu.
Dugaan sementara polisi, penemuan kerangka manusia itu meninggal karena bunuh diri.
Dari keterangan kakak korban kepada polisi, ia melihat Nisa pergi sendiri keluar rumah menggunakan sepeda motor matik sambil membawa tas kecil warna abu-abu.
Sejak saat itu, keluarga tidak lagi mendengar kabar darinya. Bahkan pihak keluarga telah menyebarkan berita hilangnya Khairunisa.
Ambil Sampel Tulang
Tim DVI Biddokkes Polda Kepri mengambil sampel tulang di makam Khairunisa di TPU Teluk Air, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri Selasa (26/11/2019) siang.
Dokter forensik Polda Kepri, Iptu dr Leonardo merasa proses autopsi yang dilaksanakan telah cukup.
Autopsi dilakukan untuk mencari titik terang dalam memastikan identitas jenazah serta penyebab dari kematiannya.
Pihaknya melakukan indentifikasi personal dan autopsi terhadap sisa tubuh Khairunisa.
"Kami tinggal mengolah data dengan standar-standar yang ada. Sisa dari tubuhnya kan tinggal tulang. Yang diambil tulangnya," jelas dokter yang juga bertugas di Urkes Polresta Barelang itu.
Meski sudah melakukan autopsi, pihaknya belum dapat mengambil kesimpulan. Hasil autopsi, menurutnya akan disampaikan ke penyidik Satreskrim Polres Karimun yang menangani kasus ini.
Meskipun tim forensik memiliki kesimpulan sementara, namun ada hal-hal rahasia yang membatasi penyampaian mengenai hal ini kepada publik.
"Kami bersama tim mencari sebanyak-banyaknya bukti. Yang kami dapatkan disampaikan ke penyidik. Sebenarnya bisa disimpulkan. Tapi ada rahasia kedokteran dan rahasia penyidikan.
Sementara, kesimpulan-kesimpulan kami keep dan sampaikan ke penyidik. Jika kasus sudah terang dan jelas pasti penyidik akan sampaikan," ucapnya.
Anggota DPRD Karimun Kawal Kasus Khairunisa
Kasus Khairunisa ini pun mendapat perhatian berbagai pihak.
Tidak hanya masyarakat yang menanti hasil dari penyelidikan oleh polisi. Kasus ini rupanya mendapat perhatian dari anggota DPRD Karimun fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nyimas Novi Ujiani.
Ia berkomitmen untuk mengawal kasus remaja putri kelahiran 21 Agustus 2003 yang dikabarkan hilang sejak Juni 2019.
“Memang bukan hal yang mudah bagi polisi untuk mengungkap kasus ini. Tapi, masyarakat menginginkan ada titik terang,” ujarnya Rabu (20/11).
DPRD Karimun telah menggelar audiensi dengan Kasatreskrim Polres Karimun AKP Herie Pramono dan jajarannya pada 4 November 2019 lalu. Dalam pertemuan itu pihaknya memberikan semangat kepada Kasatreskrim Polres Karimun AKP Herie Pramono beserta jajarannya.
Menurut Nyimas, ibu-ibu di Karimun yang memiliki anak usia remaja khawatir akan ada Khairunisah lainnya bila kasus ini tidak terungkap.
"Kasusnya sendiri kan belum tahu, apakah ini pidana pembunuhan atau bunuh diri. Kita tentu tidak ingin ada Khairunisa lainnya," kata Nyimas.(tribunbatam.id/elhadifputra)