HUMAN INTEREST
Dulu Jadi Pengajar, Ini Curahan Hati Mawar Setelah Idap HIV/AIDS
Diskriminasi terhadap mereka kian tak berhenti, mereka seakan menjadi wabah yang harus dihindari ataupun dijauhi.
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Diskriminasi terhadap mereka kian tak berhenti, mereka seakan menjadi wabah yang harus dihindari ataupun dijauhi.
Akibatnya, banyak diantara mereka yang putus asa, minder dan frustrasi menjalani hidup sehari-hari.
Itulah yang dirasakan para pengidap penyakit HIV/AIDS ini.
Pengidap HIV/AIDS ini menyampaikan rasa pilu yang dihadapinya dalam melalui kehidupan sehari-hari kepada Tribun Batam, Sabtu (30/11/2019).
Mawar (samaran) seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), mengaku sedih, lantaran sikap diskriminatif yang ia dapati kini.
• HARI AIDS SEDUNIA - Para Suami, Jangan Bikin Keluarga Anda Sengsara
Tidak hanya dari orang lain ataupun lingkungannya, bahkan ia juga dijauhi keluarganya.
"Sebenarnya kami tidak mau merasakan ini, justru kami dijauhi oleh masyarakat. Lebih parahnya orang-orang terdekat juga demikian.
Bahkan keluarga kami pun sampai-sampai menjaga jarak serasa memutus tali persaudaraan," ungkap Mawar dengan nada sedih.
Sembari duduk di kursi ruang tunggu klinik Volentir Conseling Test (VCT) HIV/AIDS Rumah Sakit Embung Fatimah, Sagulung, Mawar menceritakan awal mula ia mengidap penyakit tersebut.
"Awalnya saya tidak tahu, jadi pada waktu itu suami saya mulai sakit dan sering dirawat. Kemudian menjalani pemeriksaan, setelah didiagnosis dia mengidap penyakit HIV/AIDS," ceritanya.
• Setiap Tahun 500 Orang Terjangkit, Penyebaran HIV/AIDS di Batam
Suaminya itu sudah lama mengidap HIV/AIDS. Hanya saja Mawa baru mengetahuinya.
Hingga pada akhirnya suami Mawar meninggal dunia, akibat penyakit yang diidapnya.
"Jadi penyakit yang saya alami saat ini ketularan dari almarhum suami semasa hidup," kata Mawar.
"Saya ini hanyalah seorang ibu rumah tangga yang hanya dirumah dan tak tahu perkembangan dunia luar.
Namun penyakit seperti ini harus saya rasakan," ujarnya lagi.
Mawar bercerita, awal mula mengidap HIV, Mawar mendapat benturan mental dalam dirinya.
• HARI AIDS SEDUNIA - Seorang Balita di Cianjur Diduga Tertular HIV/AIDS dari ASI Ibunya
"Coba rasakan di saat kita mengajar namun justru anak didik kita malah menjauh dan enggan mendekat. Seakan saya dianggap penyakit yang harus dihindari.
Disitulah saya sangat terpukul, hingga akhirnya saya putuskan untuk resign keluar dari sekolah sebagai guru," ungkap Mawar dengan mata berkaca-kaca sembari meneteskan air mata.
Mawar dulunya berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah TK di Bintan. Namun ia harus kehilangan pekerjaannya gara-gara mengidap penyakit ini.
Dengan menyandang penyakit, Mawar kini harus memenuhi kebutuhan dua orang anaknya yang telah menginjak bangku sekolah.
(Tribunbatam.id/bereslumbantobing)
