VIRAL DI MEDSOS
Kisah 12 Pemancing Selamat Setelah Terombang-ambing di Laut Selama 4 Hari, Sempat Diserang Hiu
Berikut Kisah Viral 12 Pemancing Selamat Setelah Terombang-ambing di Laut Selama 4 Hari, Sempat Diserang Hiu
TRIBUNBATAM.id - Kisah rombongan pemancing yang selamat setelah 4 hari terkatung-katung di laut menjadi viral.
Perjuangan rombongan pemancing yang bertahan hidup selama 4 hari selamat setelah ditolong kapal pemancing lain.
Sempat diserang ikan hiu, rombongan pemancing ini juga menceritakan bagaimana kawanan lumba-lumba yang sempat menolongnya.
Cerita dramatis rombongan pemancing yang terkatung-katung selama 4 hari terjadi di Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.
• Punya Nama Persis dengan Cucu Jokowi, Bocah Lembah Manah Lahir di Rumah Sakit & Dokter yang Sama
Rombongan pemancing berjumlah 12 orang ini harus berjuang bertahan hidup selama 4 hari di atas laut setelah kapal yang mereka tumpangi tengelam.
Saat terombang-ambing di tengah lautan, ada kejadian luar biasa yang dialami rombongan pemancing ini.
Yaitu terdapat gerombolan ikan lumba-lumba yang membantu mereka menemukan rakit.

Dikutip dari channel YouTube tvOneNews, Ekky mengatakan, awalnya mereka berniat memancing di lokasi yang berjarak 6 jam perjalanan laut dari darat.
“Niatnya kami mau memancing di Banggai laut,” ungkap Ekky.
Ketika sudah melakukan perjalanan selama 5 jam, mulai terjadi kerusakan di kapal yang ditumpangi oleh Ekky dan rombongan.
Ketika itu muncul kepulan asap dari bagian mesin kapal.
Sontak kejadian ini membuat rombongan panik.
• Pelajar SMP Dicabuli Pacarnya Hingga Dijual Sebanyak 10 Kali, Korban Dapat Bagian Rp 200 Ribu
Ada yang berupaya menyiram kepulan asap dengan peralatan seadanya.
Sangat disayangkan kepulan asap semakin pekat dan membuat rombongan pemancing ini semakin panik.
Takut jika kapal meledak, Ekky dan ke-11 temannya memutuskan mengenakan jaket keselamatan.
“Ada yang mengambil pelampung, untuk siap-siap jika kapal meledak,” kata Ekky.
Selain mengenakan jaket keselamatan, rombongan juga mengambil sebuah kasur yang ada di dalam kapal untuk digunakan alat pertolongan.
“Kasur itu untuk mempersatukan kita saat berada di permukaan laut,” lanjut Ekky.
Ekky dan rombongan mulai terombang-ambing hingga matahari tenggelam.
Cobaan kembali datang ketika datang ikan pemangsa berjenis hiu yang mencoba menyerang mereka.
Dalam serangan ini, seorang rekan Ekky mengalami luka yang cukup parah di bagian betis.
“Kawan disambar hiu waktu itu malam gak ada yang melihat,” tutur Ekky.
Pertolongan diberikan kepada korban dengan membungkus kaki yang terluka untuk mencegah darah menetes ke laut.
Langkah ini dilakukan untuk mencegah hiu datang kembali.
Pasca serangan hiu, Ekky dan rombongan berubah posisi dengan meletakkan semua kaki di atas kasur.
“Kita mengubah posisi kaki di atas kasur, katanya, telapak kaki tenang jika di permukaan air laut,” terang Ekky.
Beserta kawan-kawannya, Ekky mengaku pasrah dan berdoa supaya tidak terserang hiu kembali.
Hari kedua

Ekky melanjutkan ceritanya, mereka kemudian tersadar keesokan harinya.
“Kita tersadar sudah pagi,” kata Ekky.
Ekky mengatakan, di hari kedua ini dirinya dan rombongan bergerak mengikuti arus laut.
Menurutnya arus laut ketika itu cukup kencang.
Setelah beberapa saat kemudian, rombongan pemancing ini melihat sebuah rakit kecil.
Seorang rekan Ekky berinisiatif berenang untuk mengambil rakit ini untuk mereka tumpangi.
“Kita melihat rumpon (rakit), kami pakai sebagai pertolongan pertama kita,” kata dia.
Kejadian mengejutkan kembali terjadi.
Bukan karena serangan hiu, melainkan ada rombongan ikan lumba-lumba yang mendekati rakit mereka.
Ekky mengatakan rombongan lumba-lumba ini berada di sekeliling rakit mereka baik dari arah kiri, kanan, dan belakang.
Menurutnya, lumba-lumba ini mengikuti rakit yang ditumpangi hingga mereka menemukan rakit yang kedua.
“Lumba-lumba mengiringi kita,” ujar Ekky.
Beberapa saat setelah rombongan lumba-lumba meninggalkan para pemancing, tiga ekor hiu mengampiri mereka.
Ekky dan rekan-rekan memberikan perlawan dengan memukul hiu tersebut dengan bilah bambu yang digunakan untuk mendayung rakit.
Syukur serangan yang kedua ini tidak melukai Ekky dan rombongan.
Hari ketiga

Setelah terapung-apung tanpa kejelasan, di hari ketiga, Ekky dan rekan-rekannya melihat nelayan yang sedang memancing di perairan Morowali.
Mereka berusaha keras menarik perhatian nelayan tersebut dengan memanggil-manggil mereka.
Usaha tidak berhenti di situ.
Mereka mengambil sebatang bambu di mana bagian ujungnya diikatkan baju keselamatan lantas dilambaikan sebagai penanda keberadaan rombongan.
“Biar mereka lihat,” turut Ekky.
Atas usaha keras, nelayan yang sedang memancing melihat keberadaan rombongan dan akhirnya menyelamatkan mereka.
Ekky mengatakan kondisinya dan rekan-rekannya saat ini sudah membaik, termasuk seorang temannya yang sempat digigit ikan hiu kini telah mendapatkan perawatan medis.
“Alhamdulillah sudah baik dan pulih,” aku Ekky.
Dirinya mengaku selama terapung-apung di laut, rombongan bertahan hidup tanpa makan dan minuman.
Menurunya, yang bisa menyelamatkan mereka adalah keyakinan untuk bertahan hidup.
"Makanan dan minuman tidak ada, kita saling memberi semangat dan menguatkan hati," ungkap Ekky.
(*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Selamatkan 12 Pemancing di Tengah Laut, Ini 7 Fakta Lumba-lumba yang Jarang Diketahui