HARI AIDS SEDUNIA
Terpuruk hingga Pasrah Tunggu Kematian, Beginilah Kondisi ODHA Batam Usai Divonis AIDS
Banyak cerita memilukan saat seseorang divonis mengidap AIDS oleh dokter. Tak sedikit yang menjadi terpuruk bahkan kehilangan semangat hidup.
Terpuruk hingga Pasrah Menjemput Kematian, Beginilah Kondisi ODHA Usai Divonis Mengidap AIDS
TRIBUNBATAM.id, BATAM – Selama menangani penyakit AIDS, Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Batam, Pieter P Pureklolong mengaku banyak mendapatkan cerita dan pengalaman berharga.
Terutama hasil sharing dari Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Itu tak mengherankan sebab sejak terjun mulai 2009, Pieter telah banyak bertemu dengan ODHA di Batam yang tak terhitung jumlahnya.
Pieter sendiri mengibaratkan para ODHA dalam istilah ‘The Lonely People’.
• DIDOMINASI Pekerja, Penderita HIV/AIDS di Batam Kini Ribuan Orang, Pasangan Sejenis Ada 114 Orang
“Mereka ini merasa kesepian akibat penyakit yang dideritanya. Mereka takut terhadap persepsi masyarakat yang rata-rata menghakimi penyakit ini,” kata Pieter kepada Tribunbatam.id saat dijumpai, Jumat (29/11/2019).
Pieter mengatakan, jika para ODHA seolah ingin mengakhiri kehidupannya akibat penghakiman ini.
Katanya lagi, ketika ada orang lain perhatian dan peduli terhadap penyakit yang dideritanya, para ODHA ini merasa itu sebagai obat untuk memperpanjang asa hidupnya.
“Karena mereka akan merasa jika diri mereka tidak benar karena penyakit ini. Bahkan ada yang tidak dapat dimotivasi sehingga mereka pasrah dan tidak ingin berjuang terhadap penyakitnya lalu meninggal,” sambungnya.
Menurutnya, penyebaran virus HIV/AIDS banyak cara.
Selain karena hubungan seksual sesama jenis ataupun lawan jenis, virus ini juga dapat menyebar karena jarum suntik atau perantara dari seorang ibu ke anaknya.
Bahkan, pada beberapa kesempatan, Pieter mengakui jika beberapa orang merasa sangat tertekan.
• Hari Aids Sedunia, 816 Orang di Batam Meninggal Akibat Aids Selama 2019
“Sejatinya, semakin sukarela seseorang untuk memeriksa virus HIV/AIDS pada dirinya, maka akan ditemukan kasus baru.
Rata-rata kaget berat, dan akhirnya mengurung diri.
Jika ini terjadi, pihak keluarga adalah pintu pertama untuk dapat menerimanya,” katanya lagi.
Baginya, manusia itu tidak ditentukan oleh penyakit dan tidak pula ditentukan oleh harta. Seluruh orang memiliki kesamaan di hadapan Tuhan.
“Jadi, kita harus menghargai setiap orang walau kondisinya terpuruk sekali pun,” ujarnya.
Darinya juga diketahui, jika penyakit atau virus ini memang tidak mudah untuk masuk ke dalam aliran darah manusia.
Ada beberapa tahapan hingga akhirnya virus dapat berkembang dalam sel darah manusia.
Exit (keluar) atau virus HIV harus keluar terlebih dahulu dari orang yang terjangkit, lalu virus juga harus keluar dengan keadaan cukup Sufficient (cukup).
Tak hanya sampai di situ, virus ini masih mengalami proses lain, yaitu Survive (bertahan) dalam kondisi setelah keluar dari tubuh orang yang terjangkit.
Terakhir, virus harus masuk ke sel darah atau tubuh orang lain sebelum akhirnya berkembang.
6.727 Warga Batam Positif HIV dan 816 Meninggal
Penularan penyakit HIV/AIDS di Kota Batam ternyata cukup banyak. Setidaknya dari data yang didapat sekitar 6.727 Warga Batam Positiv HIV/ AIDS.
Dari data tersebut, juga diketahui ada sekitar 816 orang meninggal dunia.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Batam, tercatat sebanyak 6.727 warga Batam terjangkit Human Immunodeficiency Viruses (HIV). dan sebanyak 816 orang diantaranya harus kehilangan nyawa akibat virus berbahaya ini.
Bahkan, hampir tahun ke tahun, virus atau penyakit ini terus berkembang di Kota Batam.
Seperti penuturan Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Batam, Piter P. Pureklolong, Jumat (29/11/2019) sore.
• Fenomena Unik Penyebaran Virus HIV/AIDS di Kabupaten Bolaang Mongondow
“Kami mencatat perkembangan virus ini paling tinggi di Batam pada tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015. Masing-masing tahun sekitar 500 orang yang terjangkit. Tidak hanya di Batam, penyakit atau virus ini di Indonesia bahkan di dunia pun juga terus naik,” ungkapnya saat ditemui Tribun Batam.
Dia pun mencatat, sebanyak 2.501 orang di Batam pun juga positif virus Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
“Jadi ODHA (Orang Dalam HIV/AIDS) ini memang terus ada di Batam. Semakin secara sukarela mereka ikut tes untuk mengecek, maka akan ada pula kasus baru. Di Batam sendiri, virus ini telah berkembang di tahun 1992,” sambungnya.
Kepada Tribun Batam, Piter menceritakan pula sejarah virus ini pertama kali berkembang di Batam.
Dari ceritanya diketahui jika penyebaran virus ini pertama kali terjadi di salah satu pulau tak jauh dari Pualu Belakang Padang, Kota Batam.
Saat itu, salah seorang warga negara asing membawa virus ini ke Batam.
• 47 Orang Menderita HIV/AIDS di Bintan, Kadinkes Ungkap Penyebab Utamanya
“Ditemukan di Mat Belanda, salah satu lokalisasi di Batam. Masa itu, virus ini dari sana. Jika mengacu di dunia, penyakit ini diketahui sejak tahun 1983 setelah ditemukan di Gunung Sahara,” terangnya sambil mengatakan jika lokalisasi Mat Belanda itu masih aktif sejak saat ini walau populasinya semakin sedikit.
Sedangkan untuk di Indonesia, menurutnya diketahui pertama kali perkembangannya saat seorang warga negara asal Belanda positif mengidap penyakit ini setelah dibawa ke salah satu rumah sakit di Bali.
Berkembang sejak tahun 1992 di Batam, Piter mengungkapkan virus ini baru mendapat perhatian serius setiap pihak terkait pada awal tahun 2000-an.
“Jadi, seluruh kita memang harus aware terhadap gejala serta dampaknya. Namun, kesadaran itu ditanamkan tidaklah mudah. Perlu pendekatan yang benar-benar maksimal agar seluruh masyarakat tahu betul,” katanya. (tribunbatam.id/ichwannurfadillah)