BATAM TERKINI
Jelang Natal 2019, Kenaikan Harga Telur dan Cabai Perlu Diwaspadai
Berdasar informasi dari distributor telur, harga telur saat ini mencapai Rp 44 ribu, padahal biasanya hanya Rp 28 ribu
Editor:
Dewi Haryati
tribunbatam.id/roma uly sianturi
Suasana Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan rapat koordinasi (rakor) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (2/12/2019).
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Jelang persiapan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan rapat koordinasi (rakor) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Rapat dipimpin oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdako Batam, Pebrialin.
"Dalam rapat ini kita akan melakukan antisipasi kemungkinan yang akan terjadi. Kita mendapatkan info BPS (Badan Pusat Statistik) Batam bahwa 4 bulan terakhir Batam mengalami deflasi," ujar Pebrialin.
Artinya, inflasi di Batam dibawah 0 ataupun minus. Harusnya ada keseimbangan.
"Kita tak boleh berbangga dan harus berharap ada keseimbangan. Secara nasional kisaran inflasi 3,5 persen plus minus 1. Januari hingga November di Batam kisaran 68.
Kita masih dibawah kisaran nasional. Kedepan perlu langkah-langkah strategis," katanya.
Berdasar informasi dari distributor telur, harga telur saat ini mencapai Rp 44 ribu, padahal biasanya hanya Rp 28 ribu. Bisa saja beberapa daerah harganya lebih tinggi.
"Telur Medan dengan telur Batam lebih murah telur Medan. Kualitas lebih bagus telur Barelang karena lebih fresh. Kalau telur Medan berarti sudah beberapa hari," ujarnya.
Pebrialin melanjutkan harga cabaipun berpengaruh saat ini. Walaupun harganya saat ini selalu berubah-ubah.
"Kita bersyukur di Batam, cabai hijau menguasai pasar Batam yang bersumber dari Barelang. Berarti mencapai 40 hingga 60 persen," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Iik mengatakan, untuk menangani inflasi di Batam, ia mengakui ada 15 hektare lahan di Barelang yang akan ditanami bawang.
Dana tersebut berasal dari APBN.
"Akan diserahkan kepada kelompok. Nah kelompok ini akan mengembangkan umbinya," katanya.
Sejauh ini kebutuhan bawang merah setiap bulan di Batam mencapai 319, 655 ton. Sementara ketersediaan di Batam mencapai 467 ton.
Sementara itu, perihal pengamanan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2020 (Nataru) Bandara dibahas oleh Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam, Suwarso.
Ia mengatakan terkait pengamanan di wilayah Bandara pihaknya akan menyiapkan posko jelang Perayaan Nataru nanti.
"Kami menyiapkan satu posko gabungan di luar terminal dan satu posko untuk laporan internal kita didalam," ujarnya.
Terkait dengan tenaga Aviation Security (Avsec) atau petugas keamanan yang bertugas menjaga dan menjamin keselamatan pengguna jasa penerbangan, Suwarso mengatakan sudah dipersiapkan dan tidak ada masalah.
"Untuk Polsek juga kita akan berkoordinasi, namun pada prinsipnya kami siap untuk menyongsong datangnya kegiatan Natal dan Tahun Baru," tuturnya.
Suwarso memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada 23 Desember 2019 mendatang dan puncak arus balik akan terjadi pada 3 Januari 2020.
Terkait adanya penambahan penerbangan oleh para maskapai, Suwarso mengatakan belum ada maskapai yang mengajukan ekstra flight.
"Tapi kita masih menunggu arahan pusat, apakah sudah ada maskapai yang mengajukan ekstra flight atau belum,” ucapnya.
Untuk tiket, kata dia, setiap maskapai mengikuti aturan yang berlaku. Sesuai dengan batas atas ataupun batas bawah yang sudah ditentukan.
Sementara itu, Perwakilan Masakapai Citilink, mengatakan untuk harga pihaknya tetap mengikuti tarif batas atas. Karena kebetulan di saat natal ada fix season buat penerbangan.
"Untuk saat ini kita masih mengikuti perkembangan yang sesuai diterapkan dibandara Batam," katanya.
(tribunbatam.id / Roma Uly Sianturi)