WISATA BATAM

Panduan Wisata Mendaki Gunung Daik di Lingga, Temukan Dua Air Terjun Disini

Batam hingga Tanjungpinang memiliki pesona wisata terbaik di Kepulauan Riau termasuk Kabupaten Lingga. Di Lingga, ada Gunung Daik yang sangat populer.

Instagram/onetrahma17
Daik Lingga, Kepri. 

TRIBUNBATAM.id - Kekayaan alam di Kepulauan Riau sudah terkenal bagi wisatawan asing dan domestik.

Mulai dari Batam hingga Tanjungpinang punya pesona wisatanya masing-masing.

Termasuk Kabupaten Lingga.

Di sini, terdapat satu destinasi wisata andalan dan sudah menjadi ikon wisata Lingga, bernama Gunung Daik.

Orang tempatan menyebutnya dengan nama lain, Gunung Gigi Naga.

Sebutan ini disematkan karena dari jauh puncak gunung ini bentuknya menyerupai gigi-gigi naga yang bergelombang.

Palm Spring Glof & Country Club, Tawarkan Tantangan dan Wahana Permainan di Laut

Puncak Gunung Daik tersusun dari bebatuan yang mempunyai tingkat kecuraman hingga 90 derajat.

Untuk sampai ke puncaknya, memang memerlukanwaktu berjam-jam dengan melalui berbagai rintangan.

Bukan hanya hiking tapi juga climbing, bahkan rafting.

Jika hendak ke puncak, alat-alat panjat tebing (rock climbing) musti disiapkan dan ditambah dengan perlengkapan rafting.

Tidak hanya warga Indonesia yang sering mendaki gunung ini, beberapa pendaki dari Belgia pernah mencoba menaklukan puncak Gunung Daik.

"Saat mendaki ke Gunung Daik akan ada dua pos yang bisa disinggahi.

Sejam pertama akan ada pos pertama yang dinamakan Lubuk Belacan.

Sekitar 2.5-3 jam, ada pos kedua," ungkap Cipto, Ketua Kepal Daik Lingga.

Saat berjalan menuju ke pos pertama, para pendaki bisa menikmati sejuknya air sungai yang sangat jernih.

Airnya turun langsung dari pegunungan dan di sekitar sungai terdapat pohon-pohon yang menjulang tinggi.

Saat menuju ke pos dua, medan yang dilalui lebih banyak hutan dan masuk dalam kawasan hutan lindung.

Dalam Kementrian Perhutanan telah disebutkan bahwa di sekitar hutan lindung ini terdapat tanaman dan pepohonan yang langka.
Setidaknya ada 40 jenis fauna endemik dalam kategori red list atau dilindungi oleh badan internasional penanganan spesies tanaman.

"Terdapat pohon-pohon langka dan di belahan negara lain pohon tersebut sudah tidak ada, khususnya di kawasan Asia," ungkap Cipto.

Spesies yang langka tersebut, di antaranya Diphterocarpus, Anisoptera, berbagai jenis Shorea, dan Macrophilus.

Jenis spesies tersebut, biasanya terdapat juga di Thailand, Vietnam, Serawak, dan Jepang. Untuk kawasan Asia, paling lengkap adanya di Indonesia.

Punggung Naga yang Mendebarkan

Setelah melewati pos pertama dan kedua, selanjutnya para pendaki akan bertemu dua aliran air terjun.

Air terjun inilah yang dimanfaatkan oleh masyarakat Daik sebagai sumber air bersih.

Setelah melewati pos kedua, pendaki akan melewati rintangan yang paling dramatis untuk sampai ke kaki gunung daik.

Sekitar dua jam dari pos kedua, akan ditemui sebuah jalur setapak dengan tali yang terbentang di sepanjang jalan setapak tersebut.

Jalur ini tidak bisa dilewati oleh orang ramai karena struktur tanah tipis dan berbatu.

Jalur ini memang sangat mendebarkan dan dikenal dengan sebutan Punggung Naga.

Selain itu di kanan dan kiri terdapat jurang yang begitu dalam.

Sehingga Anda sangat perlu berhati-hati ketika melewatinya.

Tanaman di sekitarnyapun tidak begitu kuat untuk menahan abrasi.

"Medan rintangan ini dinamakan Punggung Naga. Lebarnya sekitar 80-170 cm dengan panjang sekitar 160 meter.

Untuk melewati itu hanya bisa dilewati 3-4 orang saja," terang Cipto.

Setelah melewati Punggung Naga, pendaki akan menemukkan areal kemping (camp site) yang merupakan tempat sumber air terakhir.

Air ini berasal dari sungai yang mengalir di sana.

Untuk sampai ke camp site diperlukan waktu sekitar satu setengah jam.

Dari camp site, pendaki akan berjalan satu setengah jam lagi, lalu akan sampai ke kaki Gunung Daik.

Jika ingin sampai ke Puncak Gunung Daik, maka teknik yang diperlukan adalah climbing bukan lagi hiking.

Bagi kamu yang ingin menikmati Gunung Daik, bisa kemping sekitar dua hari.

Atau jika tidak ingin kemping bisa pergi pagi, pulang sore atau menjelang malam.

Anda tentu akan dipandu dengan yang sudah ahli dengan biaya Rp250 ribu/hari. (*)

Jadi Destinasi Wisata Populer di Batam, Pantai Nongsa Sediakan Restoran Seafood

Keseruan Berwisata ke Pantai Marina, Bisa Piknik dan Gratis Wahana Permainan

Holiday Inn Resort, Destinasi Wisata Tahun Baru di Batam yang Ramah Anak

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved