Perempuan Dayak Merantau ke Jakarta, Pilih Jadi Pemulung Ketimbang Jadi PSK
Ia menolak menjadi PSK dan saat ini menggeluti pekerjaan menjadi seorang pemulung dengan suaminya.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNBATAM.id - Perjuangan melawan kerasnya Jakarta tak membuat perempuan 44 tahun ini lemah.
Bahkan ia tidak mau masuk ke lembah kelam untuk menjadi wanita malam.
Ia menolak menjadi PSK dan saat ini menggeluti pekerjaan menjadi seorang pemulung dengan suaminya.
• Polisi Grebek Rumah yang Dijadikan Tempat Prostoitusi, Ada Sejoli yang Sedang Asik Mesum
• Iis Dahlia Tak Terima Kekayaannya Dikaitkan dengan Kasus Penyelundupan: Gue Gak Makan Uang Negara
• 352 Personel Gabungan Dikerahkan, Pengamanan Natal dan Tahun Baru 2020 di Bintan
Polos dan ramah, itulah hal yang bisa digambarkan ketika melihat sosok Fitriyani (44).
Sudah tujuh tahun lamanya, Fitri singgah di Ibu Kota.

Tepat di tahun 2012, Fitri yang tinggal di Kalimantan Tengah mengenal Yuni yang berasal dari Pulau Jawa.
"Tinggal di Jakarta enak. Kerja enak dan gaji besar," ucap Fitri menirukan ucapan Yuni pada saat itu.
Merasa terlena dan terbuai, akhirnya Fitri ikut ke Jakarta.
"Awalnya enggak ada kecurigaan apapun. Di situ tanpa biaya apapun saya sampai ke Jakarta dan lihat gedung tinggi."
"Sebab di kampung saya tinggal di pedalaman," katanya saat ditemui disekitaran Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (17/12/2019).
Sampai kekhawatiran pun muncul, ketika ia diajak ke daerah Tanah Abang sekira pukul 01.00 WIB.
"Saya mikir ngapain tengah malam keluar, bukannya tidur. Namanya polos saya enggak tahu akan di bawa kemana."
"Sampai tibalah di tempat yang dekat dengan rel kereta," sambungnya.
Setelah diusut, Fitri baru menyadari jika tempat tersebut merupakan lokasi prostitusi.