Pria Tewas Diterkam Harimau Saat Jaga Kebun Durian, Tubuhnya Ditemukan Dengan Kepala Tidak Utuh

Sangat tragisnya karena struktur tubuh Asfani, korban Teror Harimau ini, sudah tidak utuh dan ditemukan secara terpisah atau di tempat berbeda.

Editor: Eko Setiawan
SRIPOKU.COM/EHDI AMIN
Korban diterkam harimau yakni Asfani, Diotopsi sempat disaksikan wartawan dan bau tidak sedap tercium 

TRIBUNBATAM.id - Seorang warga diduga tewas setelah diterkam Hariamau ketika tengah menunggu kebun durian.

Mirisnya lagi, saat ditemukan mayat korban terpisah, bagian tubuhnya sudah tidak uth.

Setelah menelan tiga nyawa, Minggu (22/12/2019) hewan dilindungi ini kembali memakan korban.

Seorang warga Lahat  Minggu (22/12) diterkam harimau, bahkan dengan tubuh tercerai-berai, alias terpisah-pisah, Kepala Tak Utuh dan Tubuh Lainnya Raib.

Dia sehari-hari bekerja di kebun kopi miliknya sembari menunggu Kebun Durian miliknya.

Sangat tragisnya karena struktur tubuh Asfani, korban Teror Harimau ini,  sudah tidak utuh dan ditemukan secara terpisah atau di tempat berbeda.

Baik itu bekas kepalanya yang tidak utuh akibat digigit harimau, kemudian kerangka dadanya hilang dan hanya ditemukan sebagian sudah terserert jauh dari satu tempat ke tempat lainnya.

Bahkan,  akibat serangan harimau,  sebagian dari anggota tubuh korban Asfani lenya alias tidak ditemukan.

Peristiwa Teror Harimau ini, membuat gempar warga Lahat, karena kejadian ini diperkirakan 3 hari lalu, seiring dengan hilangnya korban alias tidak pulang ke rumah sejak Jumat lalu.


Cerita Saksi saat Temukan Asfani Korban Teror Harimau di Lahat: Kepala Tak Utuh & Tubuh Lainnya Raib
Cerita Saksi saat Temukan Asfani Korban Teror Harimau di Lahat: Kepala Tak Utuh & Tubuh Lainnya Raib (SRIPOKU.COM/EHDI AMIN)

Rahmat, Adik Ipar Asfani menuturkan, jika korban ditemukan tewas akibat serangan harimau di kebun Kopi di kawasan hutan yang berjarak sekitar 30 kilo dari desa setempat.

Dikatakan Rahmat yang masih tampak sedih dan syok, Jumat kemarin, Volta (16) anak ketiga korban menemuinya.

Dia bermaksud mengantarkan beras dan makanan kepada ayahnya yang sudah tiga minggu bermalam di kebun kopi.

Namun, setibanya di pondok kebun, Volta mendapati ayahnya dan berusaha mencari disekitaran pondok.

Malang, pencariannya tidak berhasil dan kembali memutuskan untuk pulang ke desa untuk menanyakan kepada keluarga.

"Karena tidak ketemu Volta kembali ke desa dan menemui saya. Menyampaikan jika ayahnya tidak ada di kebun," kata Rahmat.

Karena itu, maka mereka melanjutkan pencarian.

"Atas hal itu, saya saya mengajak Volta, Alan, Jhon Kenedy, Suhardi dan juga Sarpan untuk mencarinya. Waktu itu saya takut ada apa apa karena tidak biasa korban tidak ada, "cerita Rahmat.

Ia mengatakan, jika anaknya Volta rutin seminggu sekali mengantarkan bekal untuk Sang Ayah.

Tiba di kebun Asfani, diungkapkan Rahmat, langsung dilakukan pencarian.

Namun dia terkejut dan cemas ketika ia dan rekannya yang lain menemukan topi dan arit milik korban.

"Disitu, kami sudah berpikir ada yang tak beres yang menimpa korban. Bener saja, saat terus mencari ditemukan paha kiri korban yang berjarak sekitar 50 meter dari pondok," ujarnya.

Selanjutnya pencarian dilanjutkan dan korban akhirnya ditemukan, namun hanya tinggal kerangka, akibat serangan harimau.

"Kemudian berjarak sekitar 40 meter ditemukan tangan dan dari situ atau sekitar 50 meter ditemukan kerangaka kepala," ujarnya.

Bahkan, sejauh ini yang belum ditemukan yakni bagian badan karena hujan deras saat dalam pencarian itu," katanya.

Sebelum diterkam harimau, korban Asfani tengah menunggu durian.

"Korban ini sudah tiga minggu bermalam di kebun. Selain merawat kopi saat ini korban sedang menunggu buah duren yang mulai membesar karena takut dimakan kera. Ya kami yakin itu kakak ipar kami. Apalagi ditemukan pakaianya," katanya.

Saat kejadian korban hanya sendiri sehingga tidak ada yang melihat korban tewas karena apa.

Namun, kuat dugaan karena kami melihat ada tapaknya.

Bahkan, ditemukanya korban bermula dari mengikuti jalur tapak tersebut.

"Makanya keluarga juga setuju membawa ke RSUD sehingga bisa mendapat petunjuk atas kematian korban, "ujarnya, saat ditemui Sripo, di Kamar Mayat RSUD, Lahat.

Sementara, pihak RSUD Lahat, dr Ira, yang memeriksa tubuh korban hingga saat ini belum dapat disimpulkan korban meninggal akibat apa terlebih saat ini struktur tubuh korban sudah tak utuh .

Namun, kata dr Ira, korban sudah meninggal lebih dari 24 jam dan ada belatung.

"Kita belum dapat simpulkan,"ujarnya.

Bupati Prihatin

Bupati Lahat Cik Ujang langsung melayat ke rumah duka korban diduga diterkam harimau.

Satu warganya bernama Asfani alias Aswadi (56), warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaten Lahat, ditemukan tewas di kebun, Minggu (22/12/2019).

Cik Ujang juga ikut mengantar korban ke kamar mayat RSUD Lahat.

Cik Ujang turut perihatin atas kejadian itu.

Pemkab Lahat kata Cik Ujang, akan turut serta melakukan pencarian tubuh korban yang belum ditemukan.

Dalam kesempatan tersebut, Cik Ujang, meminta kepada BKSDA untuk serius menangani binatang buas yang sudah memakan banyak korban.

"BKSDA saya minta serius. Jangan kesannya saling salahkan warga sudah jadi korban dan kini ketakutan."

"Walau hutan lindung saya kira tak apa kalau untuk evakuasi harimau. Besok akan saya undang BKSDA termasuk pihan terkait lainya, "tegas Cik Ujang.

Sementara, pihak RSUD Lahat, dr Ira, yang memeriksa tubuh korban hingga saat ini belum dapat disimpulkan korban meninggal akibat apa terlebih saat ini struktur tubuh korban sudah tak utuh.

Namun, kata dr Ira, korban sudah meninggal lebih dari 24 jam dan ada belatung.

"Kita belum dapat simpulkan,"ujarnya.

Ditempat yang sama, Kepala Resort Balai BKSDA Sumsel SKW II Lahat RKW Isau Isau VII, Raswandi, belum bisa memastikan adnya dugaan jika korban tewas akibat diterkam harimau karena belum dilakukan verifikasi.

Menurutnya, BKSDA baru akan ke lokasi besok untuk mengidentifikasi apakah harimau atau bukan.

Meski demikian dikatakanya wilayah kejadian juga masuk wilayah jelajah harimau.

Saat ditanya apa yang akan dilakukan BKSDA jika ternyata Harimau, terlebih sudah memakan beberapa korban,

Raswandi berkilah jika BKSDA kesulitan lantaran harimau yang belakangan kontak dengan manusia berada di wilayah hutan lindung sehingga pihaknya tidak bisa masuk.

"Seharusnya saat kejadian seperti ini KPH ada. Kami tak bisa apa apa kalau ada di hutan lindung, "katanya.

Tanggapan BKSDA

Pihak BKSDA belum mau memastikan apakah korban diterkam Harimau atau binatang lainnya masih perlu diselidiki.

Terkait dengan hail ini, Kepala Resort Balai BKSDA Sumsel SKW II Lahat RKW Isau Isau VII, Raswandi, belum bisa memastikan adanya dugaan jika korban tewas akibat diterkam harimau karena belum dilakukan verifikasi.

Namun, menurutnya,  BKSDA baru akan ke lokasi besok untuk mengidentifikasi apakah harimau atau bukan.

Meski demikian, dikatakanya wilayah kejadian juga masuk wilayah jelajah harimau.

Saat ditanya apa yang akan dilakukan BKSDA jika ternyata harimau, terebih sudah memakan beberapa korban,

Raswandi, berkilah jika BKSDA kesulitan lantaran harimau itu,  yang belakangan kontak dengan manusia berada di wilayah Hutan lindung sehingga pihaknya tidak bisa masuk.

Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan saat dikonfirmasi, Minggu (22/12/2019), belum ada pihak yang bersedia memberikan keterangan pasti terkait penyebab tewasnya Asfani apakah oleh harimau atau bukan.

Termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan yang juga belum bersedia angkat bicara terkait penyebab pasti tewasnya korban.

"Karena untuk mengetahui penyebab secara jelas terkait meninggalnya korban merupakan kewenangan dari dokter yang mengidentifikasi," ujarnya.

Selain itu, dikatakan Genman, saat ditemukan oleh keluarganya di TKP, korban sudah dalam keadaan meninggal.

"Sehingga tidak ada saksi mata yang bisa menjelaskan pasti penyebab korban meninggal," ucapnya

Genman berujar, apabila dilihat berdasarkan pengelolaan kawasan, lokasi TKP diindikasikan merupakan kewenangan dari KPH Semendo.

Hal ini berdasarkan hasil pengecekan anggota BKSDA Sumsel yang datang ke RSUD Lahat.

Yakni didapat informasi bahwa TKP penemuan jenazah berada di Lekung Benuang.

Dugaan kuat bahwa daerah tersebut berada di dalam kawasan hutan lindung Bukit Jambul Gunung Patah.

Yang apabila dilihat secara administrasi pemerintahan,

TKP penemuan korban diduga berada di wilayah Desa Fajar Bulan - Mulak Ulu Kabupaten Lahat.

"Sesuai fungsi dan kewenangannya BKSDA sumsel siap untuk mendampingi KPH Semendo dan aparat kepolisian dalam olah TKP ke lapangan," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Lagi Menunggu Durian di Kebun, Aswadi Tewas Diterkam Harimau, Kepala Terpisah dan Tubuhnya Hilang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved