HEADLINE TRIBUN BATAM
Bus Tenggelam, Seluruh Penumpang Terjebak, Bus PO Sriwijaya Masuk Jurang, 34 Tewas
Sebanyak 34 orang meninggal dunia dalam kecelakaan maut bus PO Sriwijaya tujuan Bengkulu-Palembang di Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Bus Tenggelam, Seluruh Penumpang Terjebak, Bus PO Sriwijaya Masuk Jurang, 34 Tewas
TRIBUNBATAM.id, PALEMBANG - Sebanyak 34 orang meninggal dunia dalam kecelakaan maut bus PO Sriwijaya tujuan Bengkulu-Palembang di Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Bus nahas tersebut masuk ke dalam jurang yang di dasarnya ada sungai sedalam 150 meter.
Seorang korban selamat bernama Hasanah menceritakan detik-detik kecelakaan maut tersebut. Ia kini masih terbaring di ranjang dengan infus yang ada di tangan kirinya.
Hasanah menumpang bus tersebut dengan dua orang cucunya dan salah satu kerabatnya. Sebelum bus masuk ke jurang, beberapa kejadian sempat ia alami bersama penumpang lainnya.
Bus yang ia tumpangi sempat ditabrak sopir travel yang mengendarai minibus. Sempat bersitegang, sopir Bus Sriwijaya dan travel akhirnya berdamai sebelum akhirnya penumpang diturunkan di rumah makan sekitar Pendopo.
"Di ujung Pendopo (Kabupaten Empat Lawang), bus kami masuk siring (selokan) dan hampir terbalik. Kami turun semua," katanya saat ditemui RSUD Besemah Pagaralam, Rabu (25/12/2019).
• Maria, Wisman Asal California Senang Bisa Saksikan Gerhana Matahari Cincin Dari Batam
Hasana melanjutkan, saat itu bus ditolong oleh pengendara lain yang lewat dan bus kembali melakukan perjalanan. "Setelah itu dia (sopir) ngebut dan tiba-tiba nabrak kencang.
Tahu-tahu kami sudah sudah ada di dalam air," ungkapnya yang terus melihat plafon RSUD.
Saat kejadian tersebut, lanjut Hasanah, ia bersama cucunya dan salah satu kerabatnya sedang bercanda dan tidak sedang tidur.
"Saya pegang cucu saya. Teman-teman saya langsung pecahkan kaca, kami keluar," ujarnya yang duduk di nomor 4 dari belakang bus.
"Dari situ, kami berpegangan dengan batang. Kalau tidak, kami akan hanyut karena air sangat deras. Kami teriak-teriak. Belum ada yang tolong karena kejadiannya malam," tambah Hasanah.
Tak hanya Hasanah, cucunya Aisyah yang masih berusia 9 tahun pun ikut berteriak minta tolong orang sekitar. Beberapa warga setempat mulai berdatangan.
"Tolong, tolong. Kalau ada orang di atas, tolong kami. Om tolong kami," katanya yang menirukan teriakan sang cucu.
Terkurung di Dalam Bus
Berdasarkan pemeriksaan tim forensik, seluruh korban yang tewas dalam kecelakaan bus Sriwijaya akibat terkurung dalam badan mobil.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid dokes) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol dr Syamsul Bahar menjelaskan dari pemeriksaan seluruh jenazah, semuanya mengalami trauma akibat jatuh ke jurang.
Para korban juga banyak meminum air sungai karena terjebak dalam mobil.
"Mereka terminum air akibat terkurung dalam mobil. Sebagian besar korban meninggal karena mengalami trauma setelah terjtuh ke jurang," kata Syamsul.
Aparat Polres Pagaralam, Sumatera Selatan menemukan banyaknya penumpang gelap diangkut oleh bus Sriwijaya. Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara mengatakan, bus dengan pelat nomor BD 6031AU tersebut awalnya berangkat dari Bengkulu dengan membawa sebanyak 27 penumpang.
Namun di tengah jalan menuju Palembang, Fery sebagai sopir bus diduga mengangkut penumpang lain hingga berjumlah 37 penumpang.
"Berdasarkan laporan dari pool bus, mereka cuma membawa 27 penumpang. Sisanya banyak penumpang gelap," kata Dolly.
Karena banyak penumpang gelap, proses identifikasi korban pun menjadi sulit. Polisi tidak bisa menemukan identitas penumpang tersebut.
"Baru 13 yang bisa diidentifikasi korban yang selamat, sisanya masih dalam proses,” ujar Kapolres.
SIM Sopir Mati
Kakorlantas Polri, Irjen Pol Istiono menyebutkan bahwa surat izin mengemudi (SIM) sopir bus PO Sriwijaya bernama Ferri sudah mati sejak tahun 2010. Sementara izin operasi bus sudah 20 tahun.
Direktur Angkutan Jalan Ditjen Hubdat Kemenhub, Ahmad Yani, mengatakan masa operasi bus yang mengalami kecelakaan di Pagar Alam, Sumatra Selatan itu hanya sampai 16 Oktober 2019. Ahmad bakal menindak tegas PO Sriwijaya Pratama Express karena melakukan pelanggaran.
"Tentu sanksi dari kami tegas, bisa berupa pencabutan izin operasi perusahaan. Ini akan kita proses," ujar Ahmad.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pihaknya telah menugaskan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat serta meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menginvestigasi kecelakaan bus Sriwijaya yang menewaskan 34 orang di Pagar Alam, Sumatera Selatan.
"Kami sudah melakukan upaya intensif dengan menugaskan beberapa pihak dari dirjen darat terutama dari KNKT," ujar Budi Karya di Kediaman Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan Jalan Widya Chandra, Jakarta. (Tribun Network/fik/ria/kps/wan/wen/wly)