15 TAHUN TSUNAMI ACEH
Kisah Tsunami Aceh 2004 - Tragedi Minggu Kelabu Manusia Tak Berdaya Diguncang Gempa Digulung Tsunami
Ada banyak cerita hadir saat tsunami melanda, kisah sedih, kisah perjuangan warga yang selamat saat diterjang tsunami
Rumah, toko, gedung, pepohonan, dan "lat batat kayee batee" bergoyang keras.
Goyangan itu cukup dahsyat dirasakan oleh seluruh masyarakat di Aceh.
Saat itu, badan manusia limbung, terjerembab ke tanah, dan ada yang harus tengkurap akibat bumi yang bergoyang melebihi goyangan yang pernah terjadi.
Sejurus kemudian banyak bangunan roboh, bahkan ada yang ditelan bumi.
Di beberapa tempat bumi bahkan terbelah, ada yang memancarkan air.
Pagi itu, masyarakat terpaku pada gempa tektonik yang menggoyang daratan Aceh dengan kekuatan 9,4 pada Skala Richter.
Sebagian warga tampak menyelamatkan barang-barang dan harta benda lainnya dari goyangan gempa.
Suara meringis dan tangis terdengar di beberapa tempat. Begitu pula kalimat-kalimat "Lailahaillallah" terdengar dari ucapan orang-orang.
Ketika itu, ada korban yang terjepit dan ada pula yang tertimbun reruntuhan. Tidak cuma itu, yang selamat pun masih harus bersusah payah berupaya membantu orang-orang yang terluka, yang terkena musibah.
Para pedagang di banyak pasar berusaha menyelamatkan harta benda yang mulai tertimbun reruntuhan material, bangunan, atau gedung.
Jalan-jalan dan lapangan dipenuhi warga yang berupaya menyelamatkan diri dari amukan gempa.
Tangis wanita dan anak-anak membuat suasana menjadi kian galau.
Suasana panik, hiruk-pikuk, kegalauan, dan kegamangan masyarakat saat itu tak ada yang memandu, tak ada yang menjelaskan apa yang sedang dan akan terjadi.
Masyarakat pesisir atau mereka yang sedang berekreasi di tepi pantai memiliki pengalaman lain, bahkan terkesan unik.
Beberapa detik setelah gempa terjadi, mendadak air laut surut bagai tersedot ke tengah samudera. Banyak ikan menggelepar.