Anak dan Ayah Tewas Tenggelam, Jenazahnya Ditemukan Tim SAR Setelah Sempat Hanyat Dibawa Arus
Dengan ditemukanya, jasad Cahaya dan Irul, kini Tim SAR masih mencari tiga korban lainnya yakni Ahmad Albar Sipahutar yang merupakan suami korban Caha
TRIBUNBATAM.id - Dua orang yang merupakan anak dan ayah menjadi korban tenggelam setelah dibawak arus saat banjir bandang terjadi di Labuhan Batu Utara.
Dua jenazah korban banjir bandang di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara, Minggu (29/12/2019) lalu, telah ditemukan pada Kamis (2/1/2020).
Dua jenazah tersebut adalah Cahaya Nasution (30) beserta anaknya dan Irul Sipahutar (7).
• Anak Tega Bunuh Ibu Kandungnya, Ditemukan Sejumlah Luka Memar Disekujur Tubuh
• Poshboy Beri Penawaran Spesial di Awal Tahun, Ada Diskon 70 Persen
• Pedagang Aksesoris Imlek Mulai Marak, Angpao dan Lampion Paling Dicari Pembeli
Saat ditemukan tim SAR gabungan, dua korban dalam keadaan meninggal dunia.
Kedua korban ditemukan sekira 30 kilometer dari tempat tinggalnya.
"Cahaya Nasution, ditemukan di Sungai Aek Katia Dusun Batu Bujur, Desa Janji, hari ini sekira pukul 15.00," ujarnya, Kamis (2/1/2020).
Ia melanjutkan, berselang satu jam, tim gabungan kembali temukan Irul Sipahutar di aliran Sungai Bilah Kampung Paindoan, Kecamatan Rantau Utara.
"(Jasad ) ditemukan sekira pukul 16.00," ujar Agus.
• Pedagang Aksesoris Imlek Mulai Marak, Angpao dan Lampion Paling Dicari Pembeli
• Makan Nasi Kotak saat Syukuran, Sejumlah Warga Dilarikan Kerumah Sakit Karena Keracunan Makanan
Dengan ditemukanya, jasad Cahaya dan Irul, kini Tim SAR masih mencari tiga korban lainnya yakni Ahmad Albar Sipahutar yang merupakan suami korban Cahaya dan dua anaknya lagi Reni Yana Sipahutar dan Reja Sipahutar.
Informasi lain yang dihimpun, kedua jasad dibawa petugas ke RS Umum Rantauprapat.
Sebelumnya, banjir bandang menerjang dua desa di Labura, yakni Desa Pematang dan Hatapang, di Kecamatan Na IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir, mengatakan setelah kejadian bencana, pada tanggal 29 sampai 31 Desember, tim terpadu (Pemkab Labura dan BPBD) telah melakukan evakuasi dan pembersihan lokasi di Desa Pematang dibantu TNI/Polri.
"Seluruh tim bersama membuat jembatan darurat untuk akses masyarakat dan kendaraan roda dua di Desa Pematang. Sementara akses ke Desa Hatapang masih dilalui dengan jalan kaki," ujarnya Kamis (2/1/2020).
Lanjut Riadhil, pada Senin (30/12/2019) lali, Bupati Labura telah menetapkan status darurat tanggal 30 Desember sampai 7 hari ke depan.
"Untuk perkembangan, sejauh ini sudah empat alat berat dikerahkan untuk membersihkan puing-puing banjir lokasi Desa Pematang dan Desa Hatapang."
"Tidak hanya itu untuk posko pos Kesehatan - dapur umum dan lainnya telah didirikan sejak tanggal 29 Desember 2019, kemarin," ungkapnya.
Akibat banjir tersebut, 36 rumah rusak, empat jembatan besar di titik Dusun.
Seperti diberitakan sebelumnya, terkait kondisi rumah rusak, lanjut Riadhil, ada 36 unit dengan rincian 17 di Desa Pematang dan 19 rumah di Desa Hatapang.
"Sawah 15 Ha tertimbun lumpur, batu dan batang kayu. Empat titik daerah irigasi rusak. Kami juga telah melakukan trauma heling kepada anak-anak di Desa Pematang," katanya.
Lanjut Rialdi, penelusuran petugas terdapat lima warga yang diduga hilang.
Sudah ditemukan kemarin siang dua orang yakni seorang wanita berusia 32 tahun dan anak laki-laki berusia 7 tahun.
"Saat ini korban dibawa ke RSUD Rantau Prapat. Korban ditemukan sekitar 30 km dari TKP atau di Desa Tanjung Medan, Kabupaten Labuhanbatu.
Pencarian korban terus dilanjutkan hingga hari ke 7 dan dapat diperpanjang jika diperlukan oleh SAR," pungkasnya.(Tribun Medan)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ibu dan Anak Korban Tewas Banjir Bandang Labura Ditemukan 30 Kilometer dari Rumah