BUAYA DI BATAM
Air Pasang, Buaya Muara Mulai Masuk Kawasan Industri di Batam, ini 9 Pemunculan Lain
Pemunculan buaya yang terekam warga Batam adalah yang pertama di tahun 2020, saat air pasang di puncak musim hujan.
Air Pasang, Buaya Muara Mulai Masuk Kawasan Industri di Batam, ini 9 Pemunculan Lain
TRIBUNBATAM.id, BATAM — Pemunculan buaya muara (Crocodylus porosus), pertengahan Januari 2020, kembali bikin heboh warga Batam, Kepulauan Riau.
Kali ini, reptil tua itu muncul di kawasan industri Kabil, Kota Batam.
Pemunculan buaya yang juga dikenal dengan bekatak yang terekam warga Batam adalah yang pertama di tahun 2020, saat air pasang di puncak musim hujan.
Sembilan tahun lalu, 25 Januari 2011. warga Batam juga dihebohkan dengan isu lepasnya buaya di penangkaran Pulau Bulan, sekitar 2,5 km selatan Pulau Batam.
Kala itu Belasan buaya lepas. Diduga karena air pasang. Penangkaran buaya di salah satu pulau di Batam, 25 Januari 2011.
Kala itu, buaya yang berukuran hingga 4 meter ini diamankan oleh Satuan Polair dan Angkatan Laut
Warga pun mulai resah. Pasalnya, jejak buaya itu menghilang.

• SEMPAT Dikira Biawak Air, Warga Kaget Muncul Buaya di Shipyard SMOE Batam
• Security Bantah Ada Buaya di Kawasan PT SMOE Batam
Apakah kembali ke habitatnya di muara sungai, masuk ke kawasan hutan bakau, apakah masuk ke kawasan industri atau pemukiman warga.
Pemunculan reptil yang kerap menerjang manusia ini bersamaan saat puncak air pasang di perairan gugusan Kepulauan Riau.
Binatang reptil dua alam ini, terekam warga di kolam perairan sekitar galangan kapal (ship yard), Rabu (15/1/2020), kawasan Batu Besar, Nongsa, sekitar 2,5 km tenggara Batam Center.
Informasi yang beredar, buaya ini terekam di sekitar saluran kolam PT SMOE, shipyard di Jl Hang Kesturi, Lot 5-1, Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Batam.
Namun, seorang security PT SMOE membantah. “Itu sepertinya direkam di pelabuhan Citra Nusa, memang tak jauh dari sini,” ujar pria muda yang minta identitasnya disamarkan.
Dari pematnauan Tribun di lokasi, kawasan industri Kabil di Nongsa berada di gugusan muara dan anak sungai sekitar Nongsa.
Industri galangan kapal, senantiasa membuat kolam atau aliran sungai yang terhubung langsung dengan laut.
Inilah akses keluar masuk kapal yang akan atau telah rampung atau pasca-revarasi.