Kode-kodean Jokowi dan Sandiaga Uno di Pilpres 2024, Rocky Gerung Beber Peluang Anies Baswedan
Presiden Jokowi sebut Sandiaga Uno jadi kuda hitam di Pilpres 2024, Rocky Gerung sebut Anies Baswedan harapan oposisi
"Kenapa saya hadir di sini juga saya ingin menunjukkan kepada seluruh rekan-rekan Hipmi bahwa pemilu sudah selesai," sambungnya.
Sandiaga pun kembali menekankan bahwa proses politik telah selesai dan sudah semestinya masyarakat Indonesia bersatu membangun bangsa.
"Proses politik sudah selesai, sekarang saatnya kita bersatu membangun bangsa," ujar Sandiaga.
Saat ditanya apakah akan kembali berjuang seperti pada Pilpres 2019, Sandiaga tak menjawab secara tegas.
"Kalau kami, berjuang ada di setiap tarikan napas kami. Jadi jangan pernah berhenti berjuang," lanjut dia.
Peluang lebih besar dari Anies Baswedan
Ketua Umum HIPMI (2008-2011) Erwin Aksa (45), menyebut peluang Sandiaga masuk kontestasi kepemimpinan nasional 2024 mendatang, lebih besar dibandingkan Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta.
Erwin membenarkan jika isyarat yang diberikan Jokowi di forum resmi HIPMI sangat realistis.
“Apa yang disampaikan Presiden bahwa sandi akan jadi kuda hitam Pilpres itu benar. Sandi memiliki popularitas tertinggi di banding calon muda lainnya.” ujar Erwin menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri seremoni pelantikan pengurus PB HIPMI periode 2020-2024 di Hotel Raffless, Jakarta, siang tadi.
Di acara, Erwin duduk di barisan -para mantan ketua umum HIPMI. Ini termasuk Sandiaga Uno (2005-2008), Raja Sapta Oktohari (2011-2015).Mereka duduk di barisan kedua.
Menurut Erwin, setidaknya ada empat alasan kenapa Sandiaga lebih unggul dibanding Anies.
Meski tambahnya, sama-sama terpilih di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, namun konstalasi politik nasional mutakhir, lebih menguntungkan Sandiaga.
“Sandi sudah tercatat sebagai kader Partai Gerindra, sedangkan Anies masih profesional. Susah Anies untuk dapat tiket partai di pilpres 2024,” kata Erwin.
Selain pengalaman di event politik, alasan kans Sandiaga lebih besar karena Anies akan kehilangan momen menjelang pilpres 2024.
Masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir 2022 atau dua tahun sebelum Pilpres 2024. “Anies akan kehilangan momentum 2 tahun, sebelum Piplres,” ujarnya.