PILWAKO BATAM
HM Rudi Beri Sinyal Tetap di Batam, Jadi Calon Wali Kota Batam di PILKADA 2020?
HM Rudi memberikan sinyal, ia masih tetap bertarung di Kota Batam. Hal ini diungkapkan Rudi saat menggelar acara silaturahmi di Belian, Batam Kota
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kandidat calon Wali Batam periode 2020-2025 satu per satu muncul ke publik.
Meski begitu, masih banyak masyarakat yang ingin tahu petahana Wali Kota Batam HM Rudi mau kemana? Apakah akan maju ke provinsi sebagai calon Gubernur Kepri atau tetap di Batam?
HM Rudi pun memberikan sinyal, ia masih tetap bertarung di Kota Batam.
Hal ini diungkapkan Rudi saat ia menggelar acara silaturahmi dengan masyarakat Belian, Kota Batam di Perumahan Taman Raya Tahap IV, Selasa (21/1/2020) malam.
"Infrastruktur ini prioritas bapak/ibu. Kalau jalan sudah bagus maka investor bakal datang. Pertanyaannya, bisa tak saya lanjutkan pembangunan ini ke depan? Hehehehe... sambil gurau bapak/ibu," kata Rudi di hadapan warga.
Selanjutnya, HM Rudi mengatakan, banyak masyarakat yang memintanya masih tetap di kota. Setelah Rudi mempertimbangkan hal itu, saran sejumlah masyarakat pun ia terima.
• Demokrat Umumkan Hasil Survei Calon Pilwako Batam Februari Mendatang
• Sempat Muncul Sinyal Rudi Maju Pilwako Batam, Ini yang Dilakukan Nasdem Sebelum Ambil Keputusan
"Banyak yang bilang ke saya bapak tetap di kota saja. Saya pikir ya sudah. Ini mau kita lanjutkan pembangunan," tambahnya.
Untuk menentukan nasibnya, Rudi akan berangkat Jumat lusa ke Makassar, Sulawesi Selatan. Rudi tak merincikan apa keperluannya di sana.
Hanya saja Rudi mengatakan, dia datang ke Makassar untuk menentukan nasib politik lima tahun ke depan.
"Bapak/ibu saya tak bisa datang hari Minggu ini. Karena Jumat lusa saya ke Makassar. Ini masalah nasib saya ke depan. Nanti tak dapat perahu bapak ibu," jawab Rudi atas pertanyaan warga yang menginginkan dia melihat kondisi SMP Negeri 28 Batam yang kerap banjir.
Siapa Penantang Terkuat Soerya Respationo saat Pilgub Kepri?
Rudi disebut-sebut bakal maju dalam Pilwako Batam 2020 padahal sebelumnya digadang-gadang maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Kepri.
Jika kabar itu benar, artinya Rudi akan berstatus petahana dan akan maju sebagai Wali Kota Batam untuk kedua kalinya.
Sosok pendampingnya pun masih sama seperti saat ini, Amsakar Achmad.
Sinyal itu datang dari Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem, Ahmad M Ali saat memberikan kata sambutan kepada ratusan kader dan simpatisan partai yang hadir di Hotel Travelodge (dulu Novotel) Batam, Senin (16/12/2019) malam.
Sebelum memulai pidatonya, Ali sempat bertanya kepada peserta rapat.
"Pak Rudi jadi gubernur atau walikota?" katanya melempar pertanyaan.
Hal ini pun langsung dijawab bergemuruh oleh seluruh peserta.
"Pak Rudi tetap jadi Walikota Batam," teriak hampir seluruh kader.
• JELANG Berakhirnya Masa Jabatan Walikota Batam, Ini Pekerjaan Rudi yang Belum Kelar
Mendengar ini, Ali pun mengatakan, sangat berat untuk pengurus pusat mengutus HM Rudi bertarung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kepri nantinya.
Dia pun menegaskan, dukungan dari ratusan kader dan simpatisan terhadap Rudi ini akan menjadi pertimbangan untuk DPP Partai Nasdem mengeluarkan keputusan mengenai nasibnya ke depan.
"Pak Rudi kayaknya berat. Pak Rudi harus berpikir kembali kalau ingin meninggalkan Kota Batam," katanya melanjutkan sambutannya.
Hadir dalam acara tersebut Pelaksana tugas DPW Nasdem Kepri Willy Aditya yang juga anggota DPR RI.
Sebagai fungsionaris dari pimpinan pusat, Ali merasa bangga dan terharu karena beberapa kader terbaik Partai Nasdem begitu dicintai oleh rakyat Kota Batam maupun Provinsi Kepri.
"Ada sosok Pak Amsakar juga sebagai wakil Pak Rudi. Tentu ini menjadi pertimbangan pula nantinya," sambung Ali.
Beberapa kali prestasi kepemimpinan HM Rudi dan Amsakar Achmad selama menjabat Wali kota dan Wakil Wali Kota Batam dipuji oleh Ali.
Katanya lagi, tak menutup kemungkinan keduanya akan kembali disandingkan untuk melanjutkan tradisi kepemimpinan ini di periode berikutnya.
"Karena Kepri telah menjadi benteng Partai Nasdem, kami tidak ingin jebol pada pertarungan politik nanti. Kepri dan Batam telah menjadi basis partai, maka pilihannya adalah di dua pemilihan ini harus dapat direbut oleh Partai Nasdem," ungkapnya.
Sejumlah kader Nasdem yang ditanyakan terkait hal ini memang mengharapkan Rudi-Amsakar kembali melanjutkan kepemimpinannya di Kota Batam.
Beberapa dari mereka bahkan sudah membuat posko HMR (Haji Muhammad Rudi) dan HAM (Haji Amsakar Achmad) untuk mensukseskan dua pemimpin ini.
“Jujur, kita masih berharap Pak Rudi dan Pak Amsakar di Kota Batam,” kata kader tersebut.
“Bukannya kami tak yakin Pak Rudi maju Pilgub. Tapi warga Batam masih ingin melihat kelanjutan pembangunan Kota Batam ini selesai,” kata pengurus DPC Nasdem Batam itu.
Lantas, siapakah kelak yang akan menjadi penantang terkuat Soerya Respationo?
Sebelumnya diberitakan, Soerya Respationo, nama mantan Wakil Gubernur Kepri ini disebut menjadi calon kuat untuk Pilgub Kepri.
Soerya juga digadang-gadang jadi penantang kuat Rudi jika maju di Pilgub Kepri.
Kembalikan Formulir ke Partai Hanura Kepri
Jelang pemilihan gubernur (Pilgub) Kepri tahun 2020, sosok Soerya Respationo dan Isdianto kembali jadi sorotan.
Pasalnya, kedua figur ini memastikan akan maju bersama.
Walau beberapa waktu lalu masih malu-malu, kini keduanya mulai berani menunjukkan kemesraannya di depan publik.
Terbaru, Rabu (12/12/2019), keduanya pun saling berdampingan saat mengembalikan formulir penjaringan ke kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Hanura Provinsi Kepri.
Pada kesempatan itu, Soerya mengungkap alasan dirinya menggandeng sosok Isdianto sebagai pendampingnya, jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kepri tahun 2020 mendatang.
"Salah satu alasan kami berpasangan tentu adalah kalkulasi. Seluruhnya telah dipertimbangkan dan mudah-mudahan dengan kalkulasi ini tidak meleset," ungkapnya singkat.
Dia pun berharap, seluruh elemen masyarakat di Provinsi Kepri juga dapat memberikan dukungan doa dan restunya terhadap kedua figur ini.
"Setiap calon yang mencalonkan diri tentu berharap memperoleh dukungan yang sebanyak-banyaknya untuk menang," ucapnya memberikan komentar perihal memaksimalkan dukungan dari pendukung Nurdin Basirun.
Akan tetapi, Soerya pun hingga kini masih menunggu keputusan dari pengurus partai di pusat.
"Dukungan telah kami terima dari PKB, Gerindra, dan Hanura. Yang lainnya juga telah berkomunikasi," katanya.
Soerya-Isdianto Berpotensi Pisah
Meski dalam beberapa kali kesempatan, Soerya dan Isdianto terlihat mesra, potensi keduanya pisah di pemilihan Gubernur Kepri tahun depan, masih mungkin terjadi.
Tak menutup kemungkinan, Soerya dan Isdianto malah akan menjadi lawan dalam memperebutkan kursi orang nomor satu di Kepri itu.
Diketahui status Isdianto saat ini menjabat sebagai pelaksana tugas (Plt) Gubernur Kepri.
SK Bernomor 121.21/6344/Sekjen itu ditandatangani Mendagri. Surat dikeluarkan pada 12 juli 2019 tentang Penugasan Wakil Gubernur Kepri Isdianto selaku pelaksana tugas Gubernur Kepri.
Dia menggantikan Gubernur Kepri Non Aktif Nurdin Basirun yang ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan, Juli 2019 lalu.
Kini, posisi Nurdin Basirun berstatus terdakwa, dan masih menjalani persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dengan nomor perkara 106/Pid.Sus-TPK/2019/PN Jkt.Pst.
Persidangan diperkirakan akan putus antara Februari-Maret 2020 mendatang.
Jika majelis hakim memvonis Nurdin Basirun bersalah dalam perkara tindak pidana korupsi dan tidak banding, maka Isdianto berpotensi tidak searah dengan Soerya Respationo.
Alasannya, secara otomatis Isdianto diangkat menjadi Gubernur Kepri defenitif.
Terkait hal itu, Ketua KPU Kepri Sriwati mengatakan secara aturan, memang Gubernur tidak boleh mencalonkan sebagai calon wakil gubernur. Harus mencalonkan lagi gubernur apabila tidak dua kali berturut-turut.
Demikian halnya berlaku dengan Bupati dan Wali Kota.
"Memang secara aturan tidak bisa seorang gubernur mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur. Harus mencalonkan diri sebagai gubernur dengan syarat tidak dua kali berturut-turut menjabat jabatan gubernur," kata Sriwati, Jumat (13/12/2019) saat dihubungi Tribunbatam.id.
Hal tersebut paparnya, terdapat pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016
Tim Pemenangan Yakin Ismeth Abdullah Calon Gubernur Kepri Terkuat
Sebelumnya sempat diisukan, Ismeth Abdullah terganjal dengan statusnya sebagai mantan terpidana kasus korupsi.
Namun dengan keluarnya Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 18 Tahun 2019 yang ditetapkan pada 2 Desember 2019, tidak ada persoalan untuk itu.
Ismeth Abdullah diyakini bakal maju menjadi calon Gubernur Kepri.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Badan Pemenangan Ismeth Abdullah Provinsi Kepulauan Riau, Suryanto Bone, menyambut baik PKPU Nomor 18 Tahun 2019 tersebut.
"Kami sangat menyambut gembira PKPU Nomor 18 Tahun 2019 tersebut. Artinya, pak Ismeth Abdullah tidak terkendala regulasi. Insya Allah, pak Ismeth Abdullah sudah bulat tekad menjadi calon gubernur Kepri 2020," kata Suryanto, saat dihubungi Tribunbatam.id, Selasa (10/12/2019) sore.
Ia yakin, sosok Istmeth masih harum namanya di Kepri. Sebab selama menjabat Gubernur Kepri 2001-2005 lalu telah menunjukkan Kepri ke arah yang lebih baik.
"Kami sangat yakin penuh, pak Ismeth Abdullah telah berbuat sebelumnya. Dan dari hasil survei yang kami lakukan internal , sosok pak Ismeth Abdullah tak tergantikan," tuturnya.
Terkait perahu mana yang akan digunakan Ismeth, Suryanto masih belum mau membuka ke publik. Ia hanya menjelaskan, optimis 100 persen Ismeth Abdullah maju sebagai calon gubernur Kepri.
Ismeth pun menyambut baik terbitnya aturan baru KPU itu.
"Aturan itu tepat, tidak boleh ada diskriminasi, karena setiap orang berhak untuk membangun daerah dan negaranya," ujar Ismeth Abdullah.
Diketahui Ismeth telah mengambil formulir pendaftaran untuk ikut pilgub Kepri di beberapa partai politik. Diantaranya Partai Golkar, Gerindra dan Partai Demokrat.
Tidak hanya ke sejumlah partai politik, Ismeth Abdullah pun intens bersilaturahmi dengan warga Kepri.
Ketum Golkar Dukung Ansar Ahmad Maju Pilkada di Kepri
Selain Ismeth, ada juga Ansar Ahmad. Sebelumnya, Ansar menjadi pendamping Soerya saat pemilihan Gubernur Kepri beberapa tahun lalu.
Keduanya menjadi rival pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, HM Sani dan Nurdin Basirun.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Airlangga Hartarto mendukung Ketua DPD I (provinsi) dan DPD II (kabupaten/kota) se-Indonesia, termasuk Ansar Ahmad (Kepri) dan Ruslan Ali Wasyim (Kota Batam) untuk diprioritaskan maju sebagai calon kepala daerah (gubernur/wakil gubernur) dan atau Walikota/Wakil Wali Kota atau Bupati/Wakil Bupati di daerahnya.
"Kita prioritaskan bahwa ketua DPD tingkat I dan II partai itu menjadi utama diusung di Pilkada serentak dengan catatan, memiliki elektabilitas mumpuni," kata Airlangga di Jakarta, Sabtu (16/11/2019).
Pernyataan Airlangga ini dikemukakan dalam rapat konsolidasi menjelang Mukernas DPP Golkar, yang dijadwalkan akhir tahun ini.
Airlangga yang juga Menteri Koordinator Ekonomi ini meminta seluruh jajaran pengurus Golkar di tingkat provinsi ataupun kabupaten/kota membantu dan mendorong kader masing-masing untuk memenangi pilkada.
Di Kepri, Ketua DPD I Golkar Kepri Ansar Ahmad, kini tengah menjajaki koalisi dengan partai Nasdem, Gerindra dan Demokrat.
Kamis (14/11/2019) lalu, Ansar mengambil formulir calon gubernur Kepri di Partai Demokrat.
Sedangkan Ruslan Ali Wasyim, yang kini menjabat Ketua DPD II Partai Golkar Kota Batam, juga tengah menjalin komunikasi insentif dengan salah satu figur Walikota Batam dari PDI Perjuangan, Lukita Dinarsyah Tuwo.
Di Pilgub Kepri atau Pilkada Kepri, Ansar Ahmad akan bersaing dengan Soerya Respationo, Ketua DPD PDIP yang akan menggandeng Pj Gubernur Kepri.
Dua saingan lainnya adalah Walikota Batam ex Officio Kepala BP Batam HM Rudi dan mantan Kepala BP Batam Ismeth Abdullah.
Rudi sejauh ini belum menentukan sikap tegas apakah tetap bertarung di Kota Batam atau di Pilgub Kepri. Dia mengambil formulir dan garap koalisi partai untuk dua level Pilkada berbeda.
(Tribunbatam.id/Leo Halawa/dna/leo/bob)