Terapkan Sistem Cabut Undi Tentukan Kios Pedagang Pasar Tanjung Batu, Perusda: Jangan Disewakan
Sistem cabut undi diterapkan untuk penempatan tempat berjualan pedagang di pasar Kelurahan Tanjung Batu, Pulau Kundur.
KARIMUN,TRIBUNBATAM.id - Sistem cabut undi diterapkan untuk penempatan tempat berjualan pedagang di pasar Kelurahan Tanjung Batu, Pulau Kundur.
Bangunan pasar terletak di dekat Lapangan Pemuda Tanjung Batu sebelumnya dalam proses pembangunan dengan dua lantai.
Terdapat 78 meja dan 84 kios di pasar yang berlokasi di Kecamatan Kundur ini.
Selain sistem cabut undi, para pedagang juga tatap muka antara pedagang dengan Perusahaan Daerah (Perusda) Karimun selaku pengelola, Komisi II DPRD Kabupaten Karimun dan Dinas Perindag Koperasi UKM dan ESDM Kabupaten Karimun.
Pertemuan dilaksanakan di Balai Srigading Tanjungbatu Kecamatan Kundur pada akhir bulan Januari 2020.
"Penempatan pedagang sudah dilakukan pencabutan undian, sehingga tinggal dioperasikan saja," kata Direktur Utama Perusda, Defanan Syam.
Pria yang akrab disapa Dev itu menegaskan jangan sampai ada lagi pemilik tempat jualan disewakan kepada orang lain. Apabila ditemukan maka akan ditindak sesuai hukum.
"Ini pasar punya pemerintah, jadi siapapun yang menyewakan atau mengambil keuntungan dari menyewakan tempat jualannya kepada orang lain, maka akan kita tindak sesuai hukum," tegasnya.
Kepada pedagang, Dev juga berpesan apabila mengetahui ada yang berbuat demikian maka segera laporkan kepada Perusda
"Kami tindak tegas siapapun yang bermain termasuk petugas kami dari Perusda," ujarnya.
Bangunan pasar baru tetap berada di lokasi pasar lama. Bangunan dirombak secara total. Pembangunan dimulai sejak tahun 2018 lalu, dengan aggaran menggunakan APBD Kabupaten Karimun sekitar.
Proses pembangunan berjalan beberapa tahun sehingga baru bisa dioperasikan pada tahun 2020.
Sementara, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Karimun, Nyimas Novi Ujiani mengatakan, pihaknya akan melakukan fungsi pengawasannya terhadap Perusda Karimun yang membawahi pasar dan semua jenis usaha.
"Andai kata didalam pelaksanaannya nanti terjadi hal-hal yang perlu kita carikan solusi bersama, segera sampaikan ke kami. Akan kita carikan solusi. Tapi tolong ingat, jika ada masalah harap selesaikan secara baik-baik," katanya.
Sempat Memprihatinkan
Janji pemerintah Kabupaten Karimun merehabilitas pasar tradisional di Tanjung Batu Kota Kecamatan Kundur hingga kini belum terealisasi. Pedangan ikan dan sayur mengharapkan percepatan rehabiltas pasar ini, Kamis (03/02). Pasar tradisional ini sudah sangat layak diperbaiki dikarenak berumur sudah 20 tahu dan sangat tua.
Ketua Ikatan pedagangan pasar ikan (Ikapsi) Wahid mengatakan, Wakil Bupati Karimun pernah mengatakan akan membangun, merehabilitas pasar tradisional ini. Namun hingga kini belum ada realisasinya.
"Pasar ini juga sudah berumur hampir 20 tahun, selain itu kondisi pasar juga sudah sangat layak untuk diganti. Karena kayu dan tiag pasar ini sudah ada yang mulai patah. Ini sangat berbahaya bagi keselamtan padangan dan juga pembeli," kata Wahid.
Wahid menambahkan, setiap saat pasar ini akan roboh. Karena tiang kayu yang dibawah sudah rapuh. Selain itu tiang ini sudah tidak cukup menampung beban bangunan pasar.
Wahid menuturkan, pasar ini masih bertahan karena dilindungi dan dikeliling sejumlah ruko yang ada. Namun jika ruko ini tidak ada, kemungkinan besar disaat angin kuat pasar ini akan roboh diterjang angin.
"Dahulu Wakil Bupati pernah berjanji akan membangun pasar tradisional ini kembali. Pasar ini katanya akan dibangun dua lantai. Lantai pertama untuk pedagang ikan dan daging sedangkan sedangkan lantai atas untuk pedagang pakaian. Saya tidak mengetehui kenapa hingga kini belum ada yang memperhatikan pasar tradisional ini," tutur Wahid.
Wahid mengungkapkan, padahal pasar tradisional Tanjung Batu ini berada di tengah-tengah Kota Kundur. Selain itu pedangan juga sangat mengharapkan agar pasar ini cepat direhab kembali. Agar pedagan bisa berjualan dengan nyaman selain itu masyarakat yang membeli bisa juga terasa nyaman. Jika kondisi seperti ini semua pihak akan takut datang ke pasar termasuk pedangan sendiri.
Wahid mengungkapkan lagi, pasar ini saat dipagi hari sangat pedat, hal ini wajar karena berada di tengah-tengah kota. Selain itu pasar tradisional ini merupakan satu-satunya pasar yang ada di Tanjung Batu.
"Namun saya heran Perusda di Kundur ini. Padahal pasar in milik Perusahaan Daerah (Perusda). Pihak Perusda Kundur sendiri datang melihat ke pasar ini saja tidak pernah, apalagi bertanya tentang kondisi pasar yang sudah rapuh. Pimpinan perusda Kundur sama sekali terlihat datang kepasar," ungkap Wahid.
Wahid mengungkapkan, pihak Perusda jarang sekali meninjau kawasan pasar tradisional satu-satunya di Tanjung Batu Kota. Pedangan mengharapkan sekali agar pihak Perusda bisa datang meninjau lokasi kondis pasar saat ini.
"Sekitar 200 orang pedangan baik pedangang ikan mapun pedangan sayur yang berdagang di pasar ini," kata Wahid.(TribunBatam.id/ElhadifPutra)