BINTAN TERKINI
Masih Musim Angin Utara, Jajaran Polsek Tambelan Bintan Bagikan Life Jacket ke Desa Mentebung
Pembagian life jacket ini guna untuk mengantisipasi keselamatan nelayan di Desa Mentebung Kecamatan Tambelan di musim angin utara
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Jajaran Polsek Tambelan membagikan life jacket kepada nelayan di Desa Mentebung, Kecamatan Tambelan, Bintan, Selasa (4/2/2020).
Adapun pelampung keselamatan (life jacket) yang di bagikan berjumlah 20 jacket.
Pembagian life jacket ini guna untuk mengantisipasi keselamatan nelayan di Desa Mentebung Kecamatan Tambelan di musim angin utara.
Ketua Nelayan Desa Mentebung, Kecamatan Tambelan, Hery mengucapkan terimakasih kepada Kapolsek Tambelan atas bantuan dan kepedulian Polri kepada nelayan Desa Pulau Mentebung apalagi saat ini dalam musim utara.
"Pasalnya, di tengah musim angin utara, angin lumayan kencang dan ombak tinggi, sehingga sedikit terbantu untuk mengantisipasi keresahan para nelayan," tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Tambelan, Ipda Missyamsu Alson menuturkan, bahwa pembagian life jacket, guna untuk memastikan keselamatan nelayan di musim angin utara yang menerpa perairan Tambelan dan dengan pembagian ini nelayan bisa memakainya sewaktu melaut.
• Antisipasi Cuaca Ekstrem, Polsek Tanjungpinang Barat Bagikan Life Jacket ke Nelayan
• Gunakan Life Jacket, Enam Awak Kapal KM Berkat Jaya Berhasil Ditemukan Tim SAR Gabungan
Apabila nelayan melaut diharapkan melihat kondisi cuaca terlebih dahulu demi keselamatan dan jika perlu sebelum melaut kalau cuaca tidak mendukung jangan melaut.
"Kalau sedang melaut agar alat komunikasi/radio yang ada di pompong jangan dimatikan dan selalu berhubungan dengan nelayan lainnya," katanya.
Ia melanjutkan, apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan segera melaporkan kepada ketua nelayan atau kepada rekan-rekan nelayan lain. Kemudian melaporkan kepada aparat uspika supaya mendapat pertolongan secepatnya.
"Untuk kedepan polsek tambelan akan memberikan jaket keselamatan life jacket secara bertahap kepada nelayan,"tutupnya.
Cuaca Ekstrem Landa Perairan Bintan
Kapolsek Bintan Timur, AKP Krisna Ramadhani menghimbau kepada para nelayan agar lebih berhati-hati saat berlayar di perairan Bintan.
Pasalnya, beberapa hari ini cuaca ekstrem melanda wilayah perairan Provinsi Kepri, khususnya di perairan Kabupaten Bintan sendiri.
Akibatnya, gelombang diperkirakan sangat tinggi dan angin bertiup kencang, sehingga dikawatirkan berbahaya bagi masyarakat yang melakukan aktivitas di laut, khususnya bagi para nelayan.
"Kita himbau kepada para nelayan untuk lebih berhati-hati saat berlayar mencari ikan, jika cuaca memang tidak memungkinkan untuk berlayar jangan dipaksakan,"ucapnya, Minggu (8/12/2019).
Krisna mengatakan, untuk memastikan warga dan nelayan mendapatkan pertolongan jika terjadi hal yang tidak di inginkan, pihaknya sudah membuat posko bantuan bencana alam di Desa Mapur, Bintan Timur.
"Semalam, Sabtu (7/12) saya langsung bertemu dengan masyarakat dan nelayan di pulau terluar, memberikan himbauan untuk berhati-hati saat beraktivitas di laut.
Pada kesempatan itu saya juga sudah pantau kesiapan anggota dalam menjalankan penjagaan di posko yang sudah kita dirikan di desa mapur, Bintan Timur," tuturnya.
Krisna memberitahu, untuk memastikan para nelayan lebih aman saat berlayar, jajaran Polsek Bintan Timur juga memberikan sejumlah life jacket kepada para nelayan.
"Kemarin kita juga sudah membagikan life jacket serta alat keselamatan berlayar untuk para nelayan, dan kita harapkan para nelayan bisa menggunakannya," ucapnya.
Krisna juga menambahkan, saat bertemu dengan masyarakat dan berbincang-bincang, pihaknya menampung banyak cerita dari masyarakat pulau terluar.
"Baik itu mulai dari keluh kesah terkait keterbatasan listrik, dan kisah hidup di pulau terpencil, tentunya kami akan menindaklanjuti dan ingin terus bersama masyarakat dalam menjaga pulau-pulau terluar ini," ungkapnya.
Tinggi Gelombang Laut Natuna 6 Meter
Sementara itu, perkiraan cuaca Kepulauan Riau (Kepri) termasuk Batam, Minggu (8/12/2019) terjadi hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, dan angin kencang.
Hal itu disebabkan, adanya daerah pusaran angin (siklonik) di sekitar wilayah Natuna menyebabkan adanya penumpukkan massa udara di wilayah Kepri yang menambah peluang pembentukan awan-awan hujan.
Forecaster on duty Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas l Hang Nadim Batam Made Rony mengatakan, suhu udara di Kepri berkisar 23 sampai 32 derajat celcius.
"Kecepatan angin mulai 5 sampai 35 kilometer perjam, dengan kelembaban udara 65 sampai 98 persen," ujarnya dalam memberikan prakiraan.
Sementara itu, gelombang tinggi di perairan Kepri mencapai 6 meter di daerah Natuna, dan 5 meter pada perairan Anambas.
Perairan Tanjungpinang-Bintan mencapai 2,5 meter, dan perairan Lingga/Dabo mencapai 1,3 meter.
"Perairan Batam, dan Karimun tinggi gelombang hanya 1 meter saja," ucapnya.
Disampaikannya, BMKG memberikan himbauan untuk transportasi laut, dan aktivitas kelautan agar waspada terhadap gelombang tinggi.
"Selain itu, juga kita himbau adanya potensi hujan lebat pada pagi dan dini hari di wilayah Lingga, Tambelan, dan Natuna," himbaunya.
Efek Badai Kammuri, BMKG Keluarkan Peringatan Dini
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berikan peringatan adanya cuaca ekstrem di Kepulauan Riau atau Kepri.
BMKG Kelas II Tarempa Dudi Juhadinata mengatakan bahwa hujan lokal dengan intensitas lebat pada suhu 25-31°C masih akan terjadi hingga Senin (9/12/2019).
"Secara umum kondisi cuaca diprakirakan hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang. Untuk itu kita himbau kepada pengguna transportasi laut tetap waspada terhadap gelombang," kata Dudi melalui WhatsApp, pada Minggu (8/12/2019).
Sebab adanya daerah pusaran angin (siklonik) di sekitar wilayah Natuna, oleh sebab itu penumpukan massa udara di wilayah Kepulauan Riau menambah peluang pembentukan awan - awan hujan.
Ia juga katakan bahwa peringatan dini gelombang sudah dikeluarkan sejak tanggal 6-8 Desember 2019 terdapat tropical strom Kammuri 1004 hPa di Laut Cina Selatan yang berdampak pada ketinggian gelombang di wilayah Laut Natuna Utara diprakirakan mencapai 6 meter.
Sedangkan di wilayah perairan Kepulauan Anambas dan Kepulauan Natuna gelombang mencapai 4 hingga 6 meter.
Dari informasi yang Tribunbatam.id himpun, kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Malaka bagian utara, perairan Utara Sabang, perairan Kepulauan Anambas, Natuna, dan Laut Natuna utara. Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang disekitar wilayah tersebut.
Untuk keselamatan pelayaran sudah diperingati dengan resiko gelombang tinggi tersebut.
Perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m. Kapal tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m.
Kapal Ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m. Kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesisir dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m.
Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.
(tribunbatam.id/alfandi simamora/endra kaputra/rahma tika)