Klaim Investasi Rp 11 Triliun, Osman Hasyim Optimis Depo Minyak di Janda Berhias Serap Tenaga Kerja
Pengelola depo minyak di Pulau Janda Berhias, Osman Hasyim optimis depo yang nilai investasi Rp11 triliun serap tenaga kerja.
BATAM,TRIBUNBATAM.id - Investasi di Batam, Provinsi Kepri kembali menunjukkan arah yang positif. Direktur PT West Point Terminal, pengelola depo minyak di Pulau Janda Berhias, Osman Hasyim optimis depo dengan nilai investasi Rp11 triliun itu, menjadi angin segar bagi investasi Batam.
Osman mengklaim, nilai investasi mencapai Rp 11 triliun di Batam merupakan nilai investasi perusahaan terbesar, bahkan di seluruh dunia.
"Ini bakalan menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Kami berharap, perusahaan ini tetap eksis sampai berhasil. Karena ini peluang emas bagi investasi kita," kata Osman Hasyim saat ditemui di Pengadilan Negeri Batam, Kamis (6/2) siang.
Ia mengatakan, perusahaan ini sebenarnya sudah menanamkan modalnya sejak 2012 lalu. Pulau Janda Berhias seluas sekitar 75 hektare itu sudah selesai sewa lahannya terhadap PT BS senilai Rp 1 triliun dibayar di muka dengan jangka waktu 50 tahun.
"Lunas sudah, hanya saja saat ini masih tersendat karena ada persoalan hukum. Dan ini sedang berjalan. Kami berharap ini cepat selesai, sehingga pembangunan berjalan secepatnya," katanya.
Osman menceritakan, investasi senilai Rp 11 triliun itu, dimiliki oleh dua pemilik saham. Selain Sinomart KTS Development Limited senilai 95 persen, kepemilikan saham sebesar lima persen diketahui milik PT Mas Capital Trust.
Dalam perjalanannya, kedua perusahaan terlibat perselisihan hukum. "Sampai ke arbitrase internasional. Dan dimenangkan oleh Sinomart KTS Development Limited. Kami sedang mengajukan permohonan penetapan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat," sambung EL Sajogo kuasa hukum Sinomart KTS Development Limited.
Lebih lanjut dikatakan Sajogo kepada Tribunbatam.id, semestinya perusahaan depo minyak itu sudah berjalan 2016 lalu. Hanya saja, terjadi perselisihan antara Sinomart KTS Development Limited dan PT Mas Capital Trust. EL Sajogo sangat prihatin dengan kondisi ini. Sebab kata dia, peluang investasi emas ini jadi terhambat.
"Saat ini, kami digugat soal ini. Kami sangat prihatin dengan kondisi ini. Padahal, niat investasi jelas. Sebagai penanaman modal asing kami hanya ingin kepastian hukum, kemudahan berinvestasi dan dukungan pemerintah," kata dia.(TribunBatam.id/Leohalawa)
