VIRUS CORONA
Dampak Virus Corona Pukul Sektor Pariwisata hingga Otomotif
Selain kesehatan, dampak virus Corona juga memukul sektor ekonomi dunia, baik bidang pariwisata hingga otomotif.
TRIBUNBATAM.id - Selain kesehatan, dampak virus Corona juga memukul sektor ekonomi dunia, baik bidang pariwisata hingga otomotif.
Virus Corona menjelma menjadi momok dunia.
Kasus wabah virus corona Wuhan telah memasuki bulan kedua dan tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda berhentinya penyebaran virus itu.
Laporan terbaru menyebutkan, data yang tercatat hingga Senin (10/2/2020) pagi menunjukkan bahwa jumlah total kematian telah mencapai 904 orang.
Melansir CNN, otoritas kesehatan Hubei melaporkan tambahan 91 orang meninggal dunia karena virus corona di Provinsi Hubei pada Minggu (9/2/2020) siang.
• Panik Virus Corona, Warga Borong Barang di Supermarket, PM Singapura: Keresahan Lebih Berbahaya
• 6 WNI Suspect Virus Corona di Tanjungpinang adalah 1 Keluarga, Bidokkes Polda Kepri: Negatif
Angka kematian ini meningkatkan total kematian di episenter virus corona baru ini menjadi 871 kasus.
Jadi, total jumlah kematian di daratan China akibat virus corona telah mencapai 902 orang. Sementara, kasus kematian yang terjadi di luar daratan China berjumlah dua kasus, yaitu satu kasus di Filipina dan satu kasus di Hong Kong.
Sektor ekonomi yang paling terpukul adalah pariwisata.
Turis asal China praktis dilarang masuk di beberapa negara, termasuk di Indonesia.
Singapura yang berbatasan langsung dengan Batam juga menerapkan aturan serupa.
Misalnya Singapura dan Jepang yang saat ini juga dihindari oleh wisatawan mancanegara, karena banyaknya suspek virus corona yang sudah terdeteksi di dua negara tersebut.
Salah satu yang sudah merencanakan kunjungan ke negara dengan ikon Merlion itu namun membatalkannya adalah Jamie Wong (34), seorang karyawan bank asal Inggris.
Dikutip dari South China Morning Post, rencananya, Wong akan mengunjungi kantornya yang ada di Singapura untuk beberapa waktu, sekaligus menghadiri acara pernikahan adik iparnya, pekan depan.
Tetapi ia membatalkan rencananya dan memutuskan untuk bekerja dari rumah.
Keputusan itu diambil setelah ia diberitahu perjalanannya akan melalui Hong Kong dan mungkin saja akan dikarantina selama 14 hari.
Belum lama ini, Singapura menaikkan status bahaya corona di negaranya dari 'kuning' ke 'oranye'.
Singapura menemukan 4 kasus orang yang terdiagnosis virus corona.
Padahal tidak memiliki hubungan dengan pasien lain dan tidak melakukan kunjungan ke China baru-baru ini.
Tak hanya Singapura yang menjadi rencana tujuan perjalanan Wong.
Di awal Maret nanti, ia juga berencana akan mengunjungi Tokyo, Jepang.
Keputusan yang sama diambil, ia membatalkan rencana perjalanan ke Negeri Sakura karena meningkatnya temuan kasus corona di negara itu.
"Saya sangat tidak ingin terinfeksi," kata Wong.
Sejauh ini Jepang telah mengonfirmasi terdapat 64 kasus positif infeksi virus corona.
Pembatalan penerbangan Di Twitter, banyak akun yang menanyakan pada maskapai penerbangan yang telah mereka pesan, apakah bisa membatalkan penerbangan ke Singapura juga Jepang.
Salah satunya teknisi kimia asal india, Ankita Sarkar. Jumat (7/2/2020) ia mengunggah pertanyaan pada laman penyedia perjalanan Goibibo, apakah ia dapat meminta uangnya kembali atas pesanan di Rest Bugis Hotel di bulan Maret.
Seorang konsultan di Singapura, Aydin Ilhan mengaku salah satu karyawannya asal Brazil belum jadi melakukan perjalanan ke Singapura, karena istri yang bersangkutan khawatir sang suami terkena virus di negara kota tersebut.
Singapura dan Jepang menjadi negara yang diwaspadai oleh para wisatawan bukan karena banyaknya kasus corona yang ditemukan.
Namun juga padatnya penduduk di kedua negara tersebut.
Juga banyaknya arus wisatawan dari China yang mengunjungi keduanya.
Fenomena ini tentu banyak berdampak pada agensi yang mengalami pembatalan perjalanan.
Direktur Komunikasi Pemasaran Dynasty Travel, Alicia Seah mengatakan terjadi penurunan perjalanan yang begitu drastis.
Alicia memperkirakan terjadi kerugian sebanyak 40-50 persen untuk semester pertama tahun 2020.
"Mereka tidak mau mengambil risiko dan menghindari datang ke Singapura selama Februari dan Maret," kata dia.
Potensi 1 juta wisatawan Ekonom DBS Irvin Seah memperkirakan terjadi kehilangan potensi sekitar 1 juta wisatawan dampak dari wabah virus corona.
Dari jumlah itu Singapura kehilangan potensi pemasukkan 1 miliar dollar Singapura atau setara dengan 719 juta dollar AS dari sektor pariwisata.
Menteri Transportasi Singapura, Khaw Boom Wan mengatakan kementeriannya sedang bekerja dengan sangat cepat bersama Kementerian Keuangan.
Mereka berupaya mengembangkan paket wisata untuk membantu pihak-pihak yang bergerak di sektor penerbangan.
Khaw juga meminta percepatan pembangunan Terminal 5 Changi Airport selagi aktivitas di sana cukup berkurang.
Hunian hotel di Batam terimbas
Angka hunian hotel di Kota Batam turun hingga 50 persen semenjak kabar Virus Corona.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Batam, Mansyur mengatakan, angka hunian hotel di Batam sebelumnya sempat terpuruk akibat mahalnya harga tiket pesawat dari dan menuju Batam.
"Tentu ada pengaruhnya. Menurut kami, hal ini harus menjadi perhatian," ucapnya kepada awak media, Kamis (6/2/2020).
Pihaknya optimis, tingkat hunian hotel khususnya kunjungan wisatawan ke Batam kembali meningkat.
Menurutnya, dampak virus Corona hanya terjadi sementara waktu.
Mansyur mengungkapkan, ada beberapa biro perjalananan wisata yang terpaksa menunda bahkan membatalkan kunjungannya ke Batam karena dampak Virus Corona telah menyebar ke Singapura.
"Ini masih di awal bulan dan libur Imlek baru saja selesai. Kami masih optimis," katanya.
Pihaknya belum bisa memberikan data secara rinci terkait perhitungan prosentase penurunan akibat dampak virus ini.
Sejauh ini PHRI Batam belum memperoleh data secara nasional dari berbagai hotel yang tergabung dalam PHRI.
Tidak hanya hotel, kawasan wisata ikut terdampak akibat kabar Virus Corona.
Pengelola wisata mangrove di Kampung Tua Terih, Nongsa, Batam misalnya.
"Sepi bang. Biasanya saat weekend, banyak turis asal Malaysia dan Singapura berkunjung. Semenjak ada virus Corona ini jadi sepi," kata pengelola wisata mangrove, Nung.
Penumpang kapal turun
Pasca penutupan jalur penerbangan dari China menuju Bandara Udara Changi oleh otoritas Singapura, berdampak pada penurunan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia melalui Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre.
Pengelola Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre Nika Astaga menyampaikan, wisatawan asing yang didominasi dari Korea, Taiwan dan China biasanya mendarat melalui Bandara Changi, Singapura sebelum berwisata ke Kota Batam.
"Penurunan mencapai 20 persen yang sudah terjadi selama dua pekan terakhir," ujar Nika.
Nika tidak menampik penurunan ini disebabkan munculnya virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hobei, Cina.
Sementara itu, pemandangan sepi juga terlihat dari jumlah penumpang kapal Queen Star 3 yang mengangkut penumpang dari Pelabuhan Harbour Front, Singapura menuju Pelabuhan Internasional Batam Center, Kamis (6/2/2020) sore.
Jumlah penumpang yang terdata di manifest Queen Star 3 tercatat 18 penumpang. Terdiri dari Warga Negara Indonesia (WNI) berjumlah 8 orang dan sisanya Warga Negara Asing (WNA).
Meski mengalami penurunan jumlah penumpang, Nika menerangkan jumlah kapal yang berangkat dari Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre menuju Singapura tetap beroperasi sesuai jadwal.
Terlepas ada atau tidak adanya penumpang, karena ini terkait regulasi pelayaran antar dua negara.
Industri otomotif terpukul
Wabah virus corona di China diprediksi akan mengguncang industri otomotif global karena memberikan dampak jangka panjang. Berbagai masalah bisa bermunculan, mulai dari rantai pasokan suku cadang, komponen, hingga penurunan penjualan.
Dilansir Carscoops, pasar kendaraan bermotor roda empat di China sebelum merebaknya virus corona mengalami pelemahan selama dua tahun berturut-turut.
Hal itu dikarenakan melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional China dan hilangnya insentif pajak untuk mobil listrik.
Dengan adanya persebaran virus corona, kini banyak pabrik di China, khususnya kawasan industri Wuhan, diharuskan untuk tutup sampai minggu depan, Senin (17/2/2020). Bahkan, ada yang memutuskan berhenti beraktivitas hingga Maret mendatang.
Hollywoodreporter.com Dampak Virus Corona, sejumlah petugas melakukan pemeriksaan ketat di sejumlah wilayah di China.
Perusahaan mobil dengan pabrik di Kota Wuhan yang merupakan pusat dari virus corona antara lain General Motors (GM), Nissan, Renault, Honda, dan Grup PSA.
Volkswagen ( VW), walau tak langsung punya pabrik besar di Wuhan, juga memiliki risiko yang sama besarnya. Itu dikarenakan VW mengoperasikan 24 pabrik yang memproduksi mobil dan suku cadang di China dengan jumlah tidak kurang dari 40 persen dari produksi global.
Untuk saat ini, VW menyebut bahwa pengiriman unit dan rantai pasokannya belum berubah. Stok yang tersedia masih memungkinkan untuk memenuhi seluruh pengiriman sesuai jadwal.
Namun, jika krisis ini terus berlanjut, ada kemungkinan rantai pasokan kendaraan roda empat global akan terdampak.
Tidak sampai di sana, pemasok otomotif besar, seperti Bosch, Schaeffler, ZF Friedrichshafen, Faurecia, dan Valeo, memiliki operasi signifikan di China. Mereka terancam untuk bernasib sama dengan VW ataupun pabrikan mobil lainnya.
Awal pekan ini, Hyundai membuat keputusan drastis untuk menunda produksi di pabrik-pabrik Korea Selatan karena virus corona telah memengaruhi pasokan suku cadangnya dari China.
"Bahkan, industri otomotif yang tampaknya memiliki eksposur rendah ke pemasok dari China terpengaruh karena beberapa dari supplier mereka sangat bergantung pada input dari China," kata ekonom global di Capital Economics Simon MacAdam.
"Ini akan membuat kemacetan dalam produksi satu komponen bernilai rendah, tapi dampak panjangnya membuat produksi hilir terganggu," lanjutnya.(*)
Sebagian berita tayang di kompas.com