BATAM TERKINI
KPPAD Kepri Sebut Bullying di Sekolah Termasuk Kasus Kekerasan Anak Dominan di Kepri
Komisioner KPPAD Kepri, Erry Syahrial mengatakan, kasus intimidasi (bullying) siswa di sekolah sangat dominan terjadi di Provinsi Kepri
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri menyebut sebuah fakta mengejutkan.
Komisioner KPPAD Kepri, Erry Syahrial mengatakan, kasus intimidasi (bullying) siswa di sekolah sangat dominan terjadi di Provinsi Kepri.
Bahkan, kasus ini merupakan nomor dua terbanyak di provinsi yang dikelilingi lautan ini.
"Kasus kekerasan terhadap anak dominan. Di dalamnya termasuk bullying terhadap siswa di sekolah. Ini turut jadi rasa prihatin kami," ungkapnya saat dihubungi Tribun Batam, Jumat (14/2/2020).
Bahkan tambahnya, kasus bullying kerap terjadi di lingkup pergaulan anak muda kekinian yang akrab disapa milenial.
"Bahkan hanya rebutan pacar, seorang siswi di sekolah melakukan bullying secara fisik terhadap rekannya. Kami pernah mendapat laporan ini, namun tak lanjut ke ranah hukum," sambungnya.
• Siswi Korban Bullying di Purworejo Tinggal Satu-satunya Murid Perempuan di Kelasnya, Kemana Lainnya?
• Mengaku Berat Dampingi Lucinta Luna Karna Ikut Dibully, Abash: Tapi Saya Sayang Sama Dia
Hingga saat ini pun Erry mengatakan pihaknya sedang menyusun kegiatan sosialisasi ke seluruh sekolah perihal maraknya kekerasan terhadap anak hingga perilaku bullying. Sosialisasi nantinya turut melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, agar kasus bullying di sekolah dapat diminimalisir.
"Kasus di SMAN 1 Batam itu harus jadi sorotan. Jangan dibiarkan, dan harus dilakukan pencegahan ke depannya," pungkasnya.
Diduga jadi Korban Bullying
Sementara itu, seorang siswi di Batam berinisial M (16) memilih kabur dari rumahnya, Selasa (4/2/2020).
Belum diketahui pasti alasan M memilih kabur. Namun dari postingan insta story sebuah akun, M diduga menjadi korban bullying oleh beberapa rekan di sekolahnya.
"Adik aku dari kemarin pergi meninggalkan rumah dengan meninggalkan sepucuk surat buat keluarga. Surat pamit dan perpisahan. Di dalamnya, dia bilang dia tidak kuat lagi dibully oleh beberapa orang di sekolahnya," tulis akun yang diduga sebagai kakak kandungnya.
Dalam postingan itu, akun ini juga menceritakan jika M mendapat bullying secara verbal hingga fisik.
"Bahkan dari mereka (rekan M) juga mengabadikan video tindakan bully itu. Aku tidak tahu, apakah video ini sudah disebar atau belum. Atau bahkan masih disimpan atau sudah dihapus. Terlepas apapun itu penyebabnya, bullying ini sudah keterlaluan dan berdampak besar bagi adik saya," sambung pemilik akun itu di postingan miliknya.
Namun, tujuh jam lalu akun ini pun menyebut jika M telah ditemukan dan kini dirawat di salah satu rumah sakit di Batam.
"Terima kasih untuk yang sudah peduli dan ikut mencari," tulis akun ini lagi sambil mengatakan jika M masih diselimuti rasa trauma.
Akun ini pun berharap tindakan bullying ini tidak terjadi lagi ke depannya.
Dari informasi yang Tribun Batam himpun, diketahui jika M bersekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Batam.
Pernyataan Pihak Sekolah
Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Batam berinisial M (16) sempat kabur dari rumah, Selasa (4/2/2020) sore.
Diduga M menjadi korban bullying oleh beberapa rekan di sekolahnya.
Menyikapi ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 1 Batam, Desi Yulinda membenarkan jika M adalah anak didiknya.
"Benar, dan kami pun juga sudah mengerahkan tim untuk mencari saat kabar hilangnya M diketahui. Namun sudah ditemukan hari ini dan sedang dirawat di rumah sakit," ungkap Desi didampingi oleh Bagian Kesiswaan SMAN 1 Batam, Adam, Rabu (5/2/2020).
Desi sangat menyayangkan jika surat yang ditinggalkan M sebelum kabur itu benar adanya.
"Kalau memang ada bullying, tentu kami akan menyikapinya. Dan kami juga akan mengambil tindakan," sambungnya.
Menurutnya lagi, M sendiri merupakan siswi kelas XII semester 2.
"Dia siswi semester akhir dan sebentar lagi lulus," tambahnya.
Untuk sementara, Desi mengaku pihaknya akan mendalami alasan M kabur. Ia melanjutkan, pihak sekolah selama ini tak akan membiarkan peristiwa bullying terjadi begitu saja.
"Kami sudah sering mengatakan ke murid atau orangtua murid jika ada keluhan silahkan laporkan ke guru BP atau pihak sekolah. Artinya, sekolah membuka diri untuk merangkul seluruh siswanya," paparnya.
Tempuh Jalur Hukum
Kasus intimidasi (bullying) secara verbal dan fisik yang diduga terjadi pada gadis di bawah umur berinisial M (16) di Batam, belum menemui titik terang.
Pihak keluarga M pun mengambil langkah serius dengan membawa kasus ini ke jalur hukum.
"Kasus tetap berjalan. Perkaranya sudah ditangani kuasa hukum," ucap kakak kandung M, Nd kepada Tribun Batam, Kamis (13/2/2020).
Nd tak ingin banyak berkomentar mengenai kasus yang telah lama dialami adiknya ini. Ia hanya menuturkan jika kondisi M mengalami trauma cukup berat.
"Adik saya masih menjalani terapi psikologis. Selebihnya langsung ke kuasa hukum saja pertanyaannya," sambungnya.
Diketahui, M merupakan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Batam. Sekolah ini cukup terkenal sebagai sekolah favorit di Kota Batam.
Akibat perlakuan tak etis dari temannya, M memilih kabur dari rumah dan ditemukan dalam kondisi lemah tak berdaya di kawasan Bukit Daeng, Sagulung, Batam.
Video ditemukannya M sempat diposting oleh Nd di akun Instagram miliknya. Dalam video itu tampak M mengeluarkan buih di mulutnya dan terkapar tak berdaya.
Kasus Bullying Siswi SMK Anambas Berakhir Damai
Kasus bullying juga terjadi di Anambas, beberapa waktu lalu. Hanya saja kasus ini berakhir damai.
Titik terang kasus perundungan (bully) siswi SMK di Anambas yang sempat viral beberapa waktu lalu sudah didapat dan berakhir damai dengan mediasi.
Diketahui, siswi tersebut sudah kembali melanjutkan pendidikannya di sebuah sekolah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Sedangkan untuk kasusnya, orang tua siswi melakukan mediasi dengan oknum guru sebuah sekolah kejuruan di Desa Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.
Selain didampingi oleh Kasatreskrim Polres Anambas, Iptu Julius Silain, proses mediasi itu turut disaksikan komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kabupaten Kepulauan Anambas, Ronald Sianipar.
Kasus perundungan antara seorang siswi dengan oknum guru ini sebelumnya menjadi atensi DPRD Provinsi Kepri.
"Proses mediasinya dilakukan Sabtu (25/1) dari pukul 10.30 sampai pukul 11.30 WIB di ruang guru sekolah kejuruan tersebut," ucap Ketua KPPAD Ronald, Minggu (26/1/2020).
Ronald mengatakan, mediasi tersebut ditanda tangani secara tertulis oleh kedua belah pihak.
Keduanya menyampaikan permintaan maaf bahwa kejadian tersebut tidak mutlak.
"Ini sebagai bukti adanya kesadaran tanpa menonjolkan egois demi tercapainya mufakat," ucapnya.
(tribunbatam.id/ichwan nur fadillah/rahma tika)