VIRUS CORONA

Nenek 80 Tahun di China Donasikan Uang 50 Ribu Yuan untuk Korban Virus Corona

Seorang nenek 80 tahun di China, Guo Shuying memberikan uang pensiunnya sebesar 50 ribu Yuan kepada polisi untuk korban virus Corona.

YouTube New China TV/TribunnewsWiki.com
Nenek di China, Guo Shuying berusia 80 tahun mendonasikan uang pensiunnya sebesar 50 ribu Yuan untuk korban wabah virus Corona. 

TRIBUNBATAM.id - Seorang nenek di China memberikan uang sebesar 50 ribu Yuan kepada polisi. Nenek berusia 80 tahun bernama Guo Shuying itu memberikan hartanya untuk korban virus Corona.

Dikutip dari TribunnewsWiki.com, Guo Shuying hidup sendirian setelah kepergian sang suami, dan uang yang akan ia donasikan merupakan uang pensiunnya.

Dilansir TribunJatim.com dari YouTube New China TV, dua sosok ini juga ikut mendonasikan pendapatannya untuk virus Corona

Kejadian menarik lainnya di balik pemberitaan virus Corona kali ini datang dari niat tulus beberapa orang.

Mereka mendonasikan pendapatannya untuk dokter dan perawat atau petugas lainnya yang sudah bekerja untuk virus Corona.

Tidak hanya kisah nenek di atas, namun bantuan juga datang dari bapak pekerja di bagian sanitasi dan siswa berikut ini.

Dilansir TribunJatim.com dari kanal YouTube South China Morning Post, 6 Februari 2020, seorang bapak pekerja di bagian sanitasi berumur 68 tahun, tiba-tiba meletakkan kertas beserta uang sebesar 16,000 yuan atau setara 1,710 US Dollar.

Kertas tersebut ternyata merupakan sebuah surat lengkap dengan uang yang ia letakkan di kantor polisi.

Tujuan sang bapak itu adalah ternyata sebagai bentuk rasa terimakasihnya kepada para petugas di barisan depan untuk melawan virus Corona.

Secarik kertas tersebut berisi tulisan sebagai berikut:

"Mendesak, tolong kirimkan uang ini ke pusat kota Wuhan di bagian pekerja yang sedang menangani kasus virus Corona, sebagai bentuk untuk menyemangati pekerja disana, dan rasa terimakasih saya karena keberanian mereka, anggaplah ini sebagai bentuk apresiasi saya untuk mereka semua," isi surat tersebut.

Surat itu berasal dari bapak pekerja di bagian sanitasi di wilayah Donggang.

Seusai meletakkan surat dan uang itu di kantor polisi, bapak pekerja tersebut lalu meninggalkan kantor polisi.

Setelah ditelusuri, ternyata bapak tadi dalam sebulan hanya berpendapatan 600 yuan atau setara 85 US Dollar per bulannya.

Namun, saat ia mendengar kabar tentang para pekerja untuk virus Corona, ia memutuskan untuk mendonasikan penghasilannya.

Bapak pekerja itu tidak sendiri, seorang 'pahlawan' lain yang serupa datang dari seorang siswa laki-laki yang meninggalkan surat dan uang sebesar 1,000 yuan atau setara 140 US dollar di rumah sakit.

Tidak hanya itu, sebelum meninggalkan rumah sakit, siswa laki-laki tersebut memberikan penghormatan sebagai bentuk apresiasinya kepada petugas.

Virus corona kini menjadi pusat perhatian dunia.

Di samping itu banyak pula yang telah pulih dan berhasil melawan virus ini, yakni sekitar 12.677 orang.

China Terus Lawan Virus Corona

Presiden Xi Jinping menggelar pertemuan dengan staf medis dan pasien di Beijing pada Senin (10/2/2020).

Dalam pertemuan itu, Xi yang menyebut patogen itu sebagai 'Iblis' menyatakan perlunya kebijakan lebih kuat untuk mencegah penyebaran.

Dari kantor Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebuah tim pakar diberangkatkan dan mendarat di Beijing pada Senin malam waktu setempat.

Tim tersebut dipimpin Dr Bruce Aylward.

BUTUH Rp 1,1 Miliar, Donasi Biaya Operasi Bayi Kembar Siam di Batam Baru Terkumpul Rp 16 Juta

Sebarkan Energi Optimisme, ACT Inisiasi Gerakan Nasional #IndonesiaDermawan

Dia adalah dokter veteran yang memimpin tim respons pada 2014-2016 saat wabah Ebola di Afrika Barat.

Saat memberangkatkan tim itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan terdapat kekhawatiran soal fakta penularan terbaru.

Tedros mengatakan saat ini, kondisi yang beredar adalah pasien tertular dari penderita yang tidak pernah bepergian ke Negeri "Panda".

Di Inggris, pemerintah mencatatkan total delapan kasus penyebaran virus corona pada Senin, dan mencetuskan wabah ini adalah ancaman serius.

Sementara Presiden AS Donald Trump memprediksi wabah ini akan berakhir pada April mendatang, di saat cuaca menjadi lebih panas.

Ucapan Trump ini disebut bertentangan dengan keterangan yang disampaikan oleh pejabat kesehatan Amerika Serikat.(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi, TribunJatim.com)

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved