Dolar Singapura Kena Hantam Virus Corona, Diramal Terperosok ke Level Terendah Sejak 2017

Nilai Dolar Singapura diprediksi akan terperosok ke level terendah sejak 2017.

istimewa
Dolar Singapura 

BATAM.TRIBUNBATAM.id - Nilai Dolar Singapura diprediksi akan terperosok ke level terendah sejak 2017.

Dampak virus Corona telah memukul perekonomian Singapura.

Pada pembukaan pasar spot, Kamis (20/2/2020),  Dolar Singapura dan dolar Hong Kong pun ikut terkoreksi tipis sebesar 0,01%.

Dolar Singapura berada di kisaran Rp 9.800.

Ringgit Malaysia yang melemah 0,23%. Ada juga dolar Taiwan yang terkoreksi 0,12%. Peso Filipina dan baht Thailand pun turun masing-masing 0,06% dan 0,04%.

Dolar Singapura diramal akan terus anjlok.

Hal ini bisa terjadi jika bank sentral Singapura merespons kuat penyebaran virus corona seperti halnya mereka menghadapi epidemi SARS dua dekade lalu.

Itulah pandangan Tan Teck Leng, ahli strategi makro di Kantor Investasi Global Wealth Management Global UBS Group AG seperti yang dikutip Bloomberg.

Tan menilai, Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) dapat memusatkan kembali kebijakannya untuk nilai tukar mata uang yang lebih rendah.

Menurut perkiraan Tan, tindakan langka ini dibutuhkan pada tahun 2003 untuk menangani dampak dari SARS. Dengan melakukan kebijakan itu lagi, dapat menempatkan posisi dollar Singapura melemah hingga 1,40 melawan greenback .

Melansir Bloomberg, Kepala fiskal Singapura menjanjikan S$ 6,4 miliar (US$ 4,6 miliar) dalam dukungan khusus untuk perekonomian Singapura pada hari Selasa. Hal ini  menggarisbawahi tingkat kekhawatiran di antara pembuat kebijakan tentang ancaman yang ditimbulkan oleh virus.

Saat ini, mengutip data Bloomberg, Singapura sudah memiliki lebih dari 80 kasus virus corona yang dikonfirmasi. Ekonomi Singapura berada posisi yang sangat rentan karena bergantung pada perdagangan.

"Ada kemungkinan bahwa jika virus semakin memburuk, pelemahan mata uang kembali mungkin terjadi," kata Tan dalam sebuah wawancara di Singapura kepada Bloomberg.

Catatan saja, dollar Singapura telah anjlok 3,3% terhadap dollar AS tahun ini. Kondisi itu menjadikan mata uang Singapura memiliki kinerja terburuk di Asia setelah baht Thailand.

Sebelumnya, pada Senin (17/2/2020), Reuters memberitakan, Singapura telah memangkas pertumbuhan di tahun 2020 dan perkiraan ekspor karena pukulan ekonomi akibat wabah virus corona. Kondisi ini menandai kemungkinan resesi akan dialami Singapura tahun ini.

Menurut perkiraan perdana menteri Singapura, pertumbuhan PDB akan berada di kisaran -0,5% hingga 1,5%, dari prediksi sebelumnya 0,5% hingga 2,5%. Hal ini membuka kemungkinan bahwa pertumbuhan setahun penuh Singapura bisa negatif.

"Prospek ekonomi Singapura telah melemah sejak tinjauan terakhir. Wabah Covid-19 diperkirakan akan mempengaruhi ekonomi Singapura," kata Sekretaris Kementerian Perdagangan Singapura Gabriel Lim, merujuk pada nama teknis penyakit itu, seperti yang dikutip Reuters.

Lim mengatakan, sejumlah sektor yang akan mengalami dampak terbesar adalah sektor manufaktur, perdagangan, pariwisata dan transportasi, di samping layanan ritel dan makanan.

Berikut ini adalah fakta-fakta perekonomian Singapura terancam resesi

1. Ekonomi Singapura terpukul

Warga Singapura terlihat mengantri panjang untuk membayar barang-barang belian mereka di FairPrice Xtra, Vivo City, Singapura, Sabtu Siang (08/02/2020).
Warga Singapura terlihat mengantri panjang untuk membayar barang-barang belian mereka di FairPrice Xtra, Vivo City, Singapura, Sabtu Siang (08/02/2020). (KOMPAS.com/ ERICSSEN)

Menurut Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dampak wabah virus corona terhadap ekonomi telah melebihi dampak Sars, atau sindrom pernafasan akut yang parah, pada tahun 2003.

"Saya tidak bisa mengatakan apakah kita akan mengalami resesi atau tidak. Itu mungkin, tapi pasti ekonomi kita akan terpukul," katanya kepada wartawan, Jumat (14 Februari) saat berkunjung ke Terminal 3 Bandara Changi seperti yang dikutip Straits Times.

Dampaknya, khususnya di beberapa kuartal mendatang, akan menjadi signifikan karena negara itu memerangi "wabah yang sangat hebat".

"Ini sudah jauh lebih banyak daripada Sars, dan ekonomi kawasan itu saling terkait. China, khususnya, terkena dampak yang jauh lebih besar di kawasan itu," tambahnya.

Mengutip Straits Times, Singapura terkena Sars pada Maret 2003. Butuh waktu lima bulan, hingga Juli tahun itu, untuk memberantas penyakit ini di Negeri Merlion tersebut.

"Itu, saya pikir, sangat cepat. Saya berharap tidak terlalu cepat kali ini," kata PM Lee.

2. Turunkan target ekonomi

Singapura menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi di kisaran -0,5 persen dan 1,5 persen tahun ini.

Singapura merupakan negara kedua dengan jumlah kasus virus corona terbesar setelah China. Kementerian Perdagangan dan Industri setempat sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Singapura akan ada di kisaran 0,5 persen dan 2,5 persen.

Per 2019 lalu, perekonomian Singapura tumbuh 1 persen (yoy) di kuartal IV. Angka tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 yang sebesar 0,8 persen.

Adapun untuk keseluruhan tahun 2019, Negeri Singa mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,7 persen.

Angka tersebut merupakan rekor pertumbuhan ekonomi Singapura yang terlemah sejak 2009. Kementerian Perdagangan dan Industri setempat menilai hambatan utama pada kuartal Oktober-Desember adalah manufaktur, yang menyusut 2,3 persen dari tahun lalu.

Adapun terkait virus corona, pihak kementerian menilai terdapat beberapa sektor perekonomian yang bakal terdampak seperti manufaktur dan penjualan grosir, transportasi dan pariwisata sekaligus permintaan domestik yang merosot lantaran orang-orang memutuskan untuk mengurangi aktifitas seperti belanja.

"Karena situasi COVID-19 masih berkembang, kementerian akan terus memantau perkembangan dan dampaknya terhadap ekonomi Singapura secara erat," ujar mereka.

3. Pariwisata terpukul

Industri pariwisata adalah salah satu sektor yang paling terpukul. Itu sebabnya, pemerintah Singapura bersiap-siap untuk mengalami penurunan tajam kedatangan wisatawan antara 25% dan 30% tahun ini.

Terkait hal itu, Bloomberg melaporkan, Singapura akan menggelontorkan anggaran besar pada minggu ini untuk mengimbangi kerusakan pada ekonomi akibat dari virus corona, di mana para analis memperkirakan defisit terbesar dalam hampir dua dekade.

Menurut estimasi bilai tengah (median) dalam survei ekonom Bloomberg, kesenjangan fiskal Singapura dapat melebar menjadi 1,5% dari produk domestik bruto pada tahun fiskal yang dimulai 1 April. Ini merupakan level tertinggi sejak defisit sebesar 1,7% yang dicatat pada tahun keuangan 2001.

Defisit tahun ini mungkin akan berada pada 0,3%, dibandingkan dengan proyeksi pemerintah sebelumnya sebesar 0,7%.

Selain itu, lanjut Bloomberg, Singapura juga sudah merencanakan dukungan untuk bisnis yang terkena perang dagang ketika virus corona pecah pada awal tahun ini.

Negara kota, yang memiliki lebih dari 60 kasus infeksi virus, kehilangan sebanyak 20.000 wisatawan per hari di tengah pembatasan perjalanan.

Menurut Selena Ling, kepala penelitian dan strategi di Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. di Singapura, virus corona dapat memangkas 0,5-1% dari pertumbuhan PDB tahun ini tergantung pada seberapa parah epidemi itu.

4. Stay-Home Notice

Pemerintah Singapura mulai memberlakukan aturan Stay-Home Notice (SHN) kepada penduduk Singapura dan pemegang paspor jangka panjang yang baru melakukan perjalanan dari China, Selasa (18/2/2020) kemarin pukul 23.59.

Kementerian Kesehatan Singapura (MoH), Senin (17/2), mengumumkan SHN baru tersebut berlaku untuk semua orang dengan riwayat perjalanan ke China, di luar Provinsi Hubei, dalam 14 hari terakhir.

Mereka harus tetap tinggal di rumah setiap saat selama 14 hari ke depan. Aturan main ini lebih ketat ketimbang Leave of Absence (LOA) yang saat ini berlaku bagi yang memiliki riwayat perjalan ke Hubei.
Soalnya, LOA masih memungkinkan mereka untuk meninggalkan rumah sebentar.

Misalnya, untuk membeli makan atau perlengkapan rumahtangga.

Sedang SHN tidak boleh keluar rumah untuk keperluan apapun.

"Implementasi SHN merupakan tindakan pencegahan lain yang kami ambil untuk meminimalkan risiko tambahan kasus impor Covid-19," kata MoH seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Hingga Senin (17/2/2020), Singapura melaporkan 77 kasus virus corona baru terkonfirmasi.

5. Singapura Batuk, Batam terguncang sedikit

Ancaman resesi di Singapura menimbulkan kekhawatiran dari para pengusaha Batam.

Mengingat, perekonomian Kota Batam sangat tergantung dengan Singapura.

Wakil Koordinator HKI Kepri Tjaw Hoeing menegaskan kondisi ini perlu menjadi perhatian karena ekspor terbesar Provinsi Kepri ini berasal dari Singapura.

Sehingga, jika di ibaratkan Singapura batuk saja, maka ekonomi Kepri juga terguncang sedikit.

"Kita pun berharap kasus virus corona ini cepat terselesaikan," ujar Tjaw Hoeing, Selasa (18/2/2020).

Sama halnya dengan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid.

Ia mengatakan jika Singapura mengalami perlambatan secara signifikan secara tidak langsung bisa dibilang cepat atau lambat akan membuat ekonomi Batam terimbas.

Bahkan kemungkinan akan lebih dalam daripada perlambatan yang dialami oleh Singapura.

"Itu yang kita khawatirkan ya. Karena perekonomian Batam sangat tergantung dengan Singapura," ujarnya.

Ia menambahkan ekonomi Batam, digerakkan oleh investasi yang sebagian besarnya berasal dari Singapura.

Jika Singapura mengalami perlambatan ekonomi, maka permintaan produk dari Batam juga bisa dipastikan akan menurun.

"Akibatnya bisa mengancam perekonomian Batam untuk jangka pendek dan menengah," tuturnya.

Berdasarkan data BPS Kepri, posisi ekspor Kepri terbesar ke Singapura, China lalu Amerika. Tercatat data per Desember 2019, Tiongkok berkontribusi 11,70 persen terhadap impor Kepri. Secara keseluruhan, impor dari Tiongkok senilai 1.194,61 juta dolar Amerika (1,1 miliar dolar Amerika) di 2019.

Memang masih kalah jauh dari Singapura yang merupakan mitra utama Kepri dengan nilai impor capai 4.616,61 juta dolar Amerika (4,6 miliar dolar Amerika).

"Tak ada alternatif lain karena susah. Singapura itu Center yang terbesar," jelasnya.

6. Indonesia waspada

Sri Mulyani
Sri Mulyani (YOUTUBE)

Wabah virus Covid-19 (Corona) menyebabkan pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya pada tahun ini menjadi ke kisaran -0,5% hingga 1,5%, dari sebelumnya di kisaran 0,5%-2,5%.

Hal ini pun menambah deretan sentimen regional yang menjadi perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani terhadap prospek perekonomian dan APBN Indonesia sepanjang tahun 2020. 

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sejatinya tetap optimistis terhadap perbaikan ekonomi global maupun domestik tahun ini.

Apalagi, beragam lembaga multilateral telah memproyeksi kondisi ekonomi yang membaik pada tahun ini dibandingkan tahun 2019 lalu.

Namun, ia juga tak memungkiri bahwa beragam sentimen negatif yang muncul sejak awal tahun kian menggerus keyakinan tersebut.

Ditambah lagi masih ada berbagai ketidakpastian yang meliputi seperti ketegangan dagang, geopolitik, pemilu di Amerika Serikat, situasi politik di Uni Eropa, hingga wabah virus corona yang menjangkiti banyak negara di dunia.

“Ini semua menjadi barometer bagi kami untuk melihat seperti apa lingkungan (perekonomian) yang akan dihadapi ke depannya,” lanjut dia.

Dengan berbagai ketidakpastian tadi, Sri Mulyani mengatakan, akan terus memantau dan melakukan penyesuaian terhadap posisi APBN agar tetap berjalan sesuai tiga fungsi utamanya yaitu alokasi, distribusi, dan stabilisasi.(*)

Berita ini tayang di kontan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved