Terkena Dampak Besar Virus Corona, Bagaimana Kondisi Pedagang Kaki Lima di Singapura?

Dilansir dari Straits Times Singapore, berikut ini pandangan pedagang kaki lima atas solusi pemerintah Singapura untuk menghadapi penurunan bisnis.

AFP
Ilustrasi keadaan supermarket di Singapura. 

TRIBUNBATAM.id - Hawker atau pedagang kaki lima menyambut langkah Pemerintah Singapura untuk memperkenalkan kebijakan meringankan harga sewa (rental waivers) setelah wabah Covid-19 atau virus Corona.

Walaupun beberapa pihak Hawker tampak menginginkan solusi lain untuk menghadapi penurunan bisnis akibat virus Corona.

Mr Afiq Rezza(30) pemilik kios keluarganya di Block 724 Ang Mo Kio Food Centre yang dikenal dengan aneka makanan rebusnya, mengatakan hampir sepertiga kunjungan pembeli menurun akibat virus Corona.

Kebijakan tak membayar sewa satu bulan sekitar $ 2.000, baginya sangat membantu dan menutupi sebagian kerugiannya, katanya kepada The Straits Times.

Afiq bertemu dengan Perdana Menteri Indranee Rajah ketika dia melakukan perjalanan ke pusat makanan pada Sabtu, (22/2/2020) sore.

Sebuah kunjungan selama satu jam yang membuatnya mendengarkan kekhawatiran para Hawker dan berbicara dengan wartawan tentang Anggaran tahun ini.

Singapura Umumkan 3 Kasus Baru Virus Corona, Total Jadi 89 Kasus, 2 Dinyatakan Sembuh

Ms Indranee mengatakan kepada wartawan bahwa umpan balik yang ia terima kepada Anggaran secara umum positif, meskipun beberapa khawatir tentang apa yang mungkin terjadi jika wabah berlanjut.

"Secara keseluruhan, pengusaha telah menyatakan minatnya pada Skema Dukungan Pekerjaan ini," katanya.

"Dan ini sangat penting karena ini membantu perusahaan untuk mempertahankan pekerja mereka, dan untuk memastikan bahwa orang Singapura tidak kehilangan pekerjaan mereka." tambahnya.

Dia mencatat bahwa Pemerintah sedang memantau situasi, dan akan memperluas bantuan lebih lanjut jika diperlukan.

"Seperti yang dikatakan DPM Heng, jika situasinya berkepanjangan dan menjadi perlu untuk menawarkan bantuan lebih lanjut, kami memang memiliki sumber daya untuk menawarkan bantuan," katanya.

Menteri Senior Negara untuk Perdagangan dan Industri Koh Poh Koon, yang mengambil bagian dalam diskusi pasca-Anggaran dengan stasiun radio Cina UFM100.3 pada hari Sabtu, menegaskan bahwa ada berbagai dukungan yang tersedia untuk Hawker.

Termasuk hibah 8 persen uang tunai atas upah bulanan kotor masing-masing karyawan lokal mereka, selama tiga bulan, hingga batas bulanan $ 3.600.

"Mungkin penghasilan bulanan mereka terpengaruh, tetapi mereka juga dapat menerima bantuan di bidang lain," katanya dalam bahasa Mandarin.

Selama di Ang Mo Kio Food Centre, pemilik warung sate beehoon, Jome Tan(43) mengatakan pengabaian sewa tidak berpengaruh besar pada dirinya, karena ia membayar sewa hanya $ 500 per bulan berkat subsidi yang ada.

Berbicara dalam bahasa Mandarin, Hawker mengatakan kepada Straits Times bahwa harga sewa hanya menghabiskan sekitar 10 persen dari biaya bulanannya dan itu tidak termasuk gaji yang dia bayarkan kepada dua orang yang membantunya di warung.

Total biaya operasi melebihi $ 10.000 sebulan.

"Biaya bahan-bahan kami agak tinggi, banyak dari itu adalah makanan laut," tambah Mr Tan, yang juga telah melihat penurunan 20 hingga 30 persen dalam bisnis.

Dia pikir akan lebih baik jika Pemerintah dapat mengabaikan sewa untuk satu atau dua bulan lagi.

"Kami tidak tahu berapa lama wabah virus ini akan berlangsung," tambahnya.

Wavah virus Corona atau Covid-19, telah menginfeksi lebih dari 76.600 orang di seluruh dunia, termasuk setidaknya 89 di Singapura, 47 di antaranya telah dinyatakan pulih dan dipulangkan.

Ms Indranee, yang juga Menteri Keuangan dan Pendidikan Kedua, mengatakan situasi saat ini "menggembirakan", tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah yang terburuk sudah berakhir.

"Situasinya masih bisa berkembang, jadi penting untuk tetap berhati-hati." katanya.

Buruknya wabah Corona virus, mungkin ada hikmahnya.

Selama diskusi hari Sabtu tentang UFM100.3, konsultan manajemen dan pengusaha muda Sean Chua menyarankan bahwa beberapa pemilik kios dapat mempertimbangkan untuk menggunakan SkillsFuture dan teknologi untuk menemukan cara terbaik.

Hal ini untuk memberikan dorongan bisnis, misalnya dengan memperkenalkan platform online.

Dr Koh menambahkan, karena wabah virus, orang mungkin tidak ingin makan di luar.

Tetapi mereka masih perlu makan, mereka mungkin tidak meninggalkan rumah mereka, tetapi mereka mungkin memesan takeaway.

"Wabah itu merupakan ancaman (terhadap bisnis), tetapi mungkin juga merupakan peluang untuk transformasi. Jika perusahaan mengingat ini, dan memikirkan kembali model bisnis mereka, mereka bahkan mungkin akan berakhir dengan cara baru dalam jangka panjang."

Sumber: Straits Times Singapore.

Empat Kali Lebih Cepat Dibanding Ferry, Singapura Kenalkan The Airfish Transportasi Air Canggih

Tak Takut Virus Corona, Wisatawan Indonesia Tetap Pergi ke Singapura

Wigetworks Singapura Kenalkan Kapal Cepat ke Batam, Apa Istimewanya?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved