TRIBUN WIKI
Asal Usul dan Sejarah Bukit Daeng, Dikenal Jalur Tengkorak dan Lokasi Rawan Kecelakaan di Batam
Begini Asal Usul dan Sejarah Bukit Daeng, Jalur Tengkorak dan Lokasi Rawan Kecelakaan di Batam
Asal Usul dan Sejarah Bukit Daeng, Dikenal Jalur Tengkorak dan Lokasi Rawan Kecelakaan di Batam
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tragedi tabrakan maut yang menewaskan calon pengantin, Sri Wahyuni, Sabtu (22/2/2020), membuat nama Bukit Daeng menjadi sorotan.
Bagi warga Batam, Bukit Daeng memang sudah dikenal.
Namun, belum banyak yang tahu mengapa lokasi di kawasan jalan R. Suprapto Batam ini dinamakan Bukit Daeng.
Tokoh masyarakat Sagulung, Parlaungan Siregar yang sudah tinggal di Batam sejak tahun 1983 menceritakan bagaimana Bukit Daeng pertama dikenal orang.
Ia ikut mengerjakan beberapa jalan arteri di Kota Batam.
Pada tahun 1987, jalan dari Muka Kuning sampai ke Simpang Base Camp sepanjang delapan kilometer mulai dikerjakan.
"Jadi di kaki bukit Daeng ada tinggal orang Bugis yang dikenal orang sebagai orang pintar. Nama orang pintar itu adalah Daeng. Setelah jalan dari Muka Kuning mulai dibuka banyak orang berobat ke Pak Daeng. Inilah awalnya nama bukit itu dikenal orang Bukit Daeng," kata Parlaungan.
Dia menceritakan Bukit Daeng merupakan tempat yang mistis dengan kondisi bukit yang batu keras.
Namun uniknya, bukit berbatu ini ditumbuhi banyak pohon-pohon rindang.
"Jadi saat pengerjaan Bukit Daeng itu, semua batu dari bukit di dorong ke Dam Muka Kuning. Dam itu dulu terpisah ada sungai yang memisahkan kedua dam Muka Kuning," kata Parlaungan.
Dia mengatakan batu dari Bukit Daeng dibuat untuk menimbun jalan yang ada sekarang.
Pembangunan jalan selesai pada 1988.
Menurut keterangannya, kawasan Muka Kuning yang ada saat ini dulunya ada lokasi tempat kuburan massal.
"Jadi sekarang lokasi Muka Kuning sudah menjadi kawasan, penghuni dari Muka Kuning pindah ke Bukit Daeng," kata Parlaungan.
Orang orang yang dikubur di daerah Muka Kuning adalah penghuni Batam yang datang dari luar negeri.
"Jadi Batam ini dulunya adalah daerah transit, jadi banyak pendatang di Batam,"kata Parlaungan.
• Bus Bimbar Tewaskan Calon Pengantin, Kecelakaan Maut di Bukit Daeng, Seruduk 4 Motor dari Belakang
• Maut Pisahkan Cinta Sri Wahyuni-Arief Wijanarko, Tragedi Calon Pengantin di Bukit Daeng Batam
Menjadi jalan protokol yang menghubungkan antara Mukakuning dan Batuaji, bukit ini terkenal rawan kecelakaan.
Sebagaimana jalan protokol lain lain, satu arahnya memiliki dua lajur dengan ukuran badan jalan yang lebar.
Untuk mendapatkan gambaran yang utuh, akan digambarkan kondisi Bukit Daeng ini dari dua arah tersebut dan di puncaknya terdapat tikungan.
Bukit ini memiliki kontur tanjakan dengan tingkat kemiringan 70 dejarat dari arah Mukakuning, sedangkan turunannya sedikit lebih landai dengan kemiringan hanya 45 derajat.
Turunan yang terkesan santai ini cukup panjang tetapi banyak pengendara yang kerap memanfaatkan laju kendaraannya pada posisi maksimum.
Dan dari arah sebaliknya, apabila dari arah Batuaji atau simpang Barelang, maka pengendara akan menanjaki bukit landai terlebih dahulu, kemudian turun pada kecuraman tajam 70 derajat tersebut.
Sebelum habis turunan tajam itu, pengendara juga akan menemukan tikungan ringan hendak memasuki jalan raya yang memisahkan dua sisi dam Mukakuning.
Data kecelakaan

Diketahui, sepanjang tahun 2019 lalu, Jalan R. Suprapto sendiri menyumbang angka terbanyak dengan total 70 jumlah kejadian.
Data ini berdasarkan hasil evaluasi pihak Kepolisian Resor (Polres) Barelang di tahun 2019, mulai dari bulan Januari hingga bulan Desember.
Dari 70 lakalantas di Jalan Suprapto sendiri, tercatat sebanyak delapan orang meninggal dunia dan tujuh orang mengalami luka berat.
Sedangkan untuk korban luka ringan mencapai 98 orang. Kerugian materil akibat lakalantas di Jalan Suprapto pun tercatat sebesar Rp 145,5 juta.
Kerugian materil itu menjadi total kerugian tertinggi dari 13 blackspot (titik rawan) lainnya di Kota Batam.
Untuk jumlah korban meninggal dunia dan mengalami luka berat, Jalan Suprapto dibawah kejadian di Jalan Umum Barelang, Kota Batam.
Jalan menuju Barelang ini di tahun 2019 menelan korban jiwa sebanyak 17 orang dan 13 orang lainnya luka berat.
Jalan Umum Barelang sendiri notabenenya merupakan Jalan yang berada tak jauh dari Jalan R. Suprapto yang sama-sama saling menghubungkan satu kawasan ke kawasan lainnya di Kota Batam.
Jumlah lakalantas sendiri menjadi sorotan pihak Polresta Barelang.
Pasalnya, di tahun 2019 angka lakalantas meningkat 11 persen dari tahun sebelumnya.
Namun, memasuki bulan Januari 2020, sebanyak 73 peristiwa lakalantas telah menghantui warga Batam.
(Tribunbatam.id/Ian Sitanggang)