Dampak Virus Corona, Ekonomi Dunia Menurun, Singapura Tutup Penerbangan, Indonesia Kena Imbas
Pengamat memprediksi ekonomi negeri Tirai Bambu ini baru akan pulih, akhir tahun 2020 ini.
Pameran otomotif terbesar dunia, Shanghai International Industrial Automation and Robot Exhibition, Februari 2020 termasuk salah satunya.
Prolight and Sound Fair in Guangzhou dan forum International Equipment Machinery Exhibition di Jinan city, yang selalu dihadiri sekitar 3,2 juta pengunjung juga dibatalkan.
China Development Forum ini adalah salah satu event yang banyak dihadiri konglomerat Hainan dari Asia Tenggara.
Forum internasional dengan bahasa resmi China dan Inggris ini, digagas Development Research Center, pemerintah RRC di Beijing.
Seban tahun, dua forum internasional ini digelar sebelum pemerintah China mengumumkan target ekonomi dalam negeri, GDP, yang selalu digelar bulan Mei.
Oleh sejumlah analis dan ekonom, pendapatan domestik China, GDP, oleh akan dikoreksi dari 6,1 % tahun ini, ke level 5,8 %, menyusul belum meredanya efek corona virus di negara berpenduduk 1,2 miliar ini.
Kamis lalu, Wakil Ketua BUMN China Ren Hongbin, menyebut pemerintah tak banyak merevisi target ekonomi nasional, meski negeri Tirai Bambu ini dilanda virus mematikan.
“Damoak dari epidemi virus Wuhan ini hanya sementara. Sendi ekonomi kita tetap kuat, Kami tak akan mengubah target ekonomi,” ujarnya seperti dilansir Xin Hua.
---
Maskapai penerbangan Singapura, Singapura Airlines dan Silk Air, mulai Senin (24/2/2020) hari ini, hingga 29 Mei 2020 mendatang, menutup sementara penerbangan ke Indonesia.
Untuk periode yang sama, maskapai dari Hongkong Cathay Pacific juga menunda penerbangan ke Nusantara.
• Pemerintah China Mulai Paksa 89 juta dari 291 juta Buruh Migran Kembali ke Pabrik
• 30 Hari Terkurung Virus Corona, Level Waspada Kota Guangdong Turun Level II
• UPDATE Senin (24/2) Virus Corona, Tewas: 2.469, Sembuh: 23.094, Terinfeksi:78.979, Singapura: 89
Selain ke Indonesia, maskapai yang populer dengan kode airlines SQ ini juga menutup belasan penerbangan komersil ke setidaknya 15 bandara di empat negara di Asia Tenggara lainnya; Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan Cambodia.
Manajemen maskapau BUMN milik pemerintah Singapura ini, juga menunda penerbangan serupa ke Eropa, Amerika, Australia, India, dan tentunya penerbangan ke China.
“Kita akan terus meninjau ulang kebijakan ini.” ujar siaran pers resmi manajemen Singpaura Airlines di akun sosial media resminya.