Setelah 28 Tahun Berakhir, Petenis Maria Sharapova Putuskan Gantung Raket, Pensiun dari Tenis
Setelah 28 tahun menjadi atlet tenis papan atas dan 5 kali memenangkan gelar Grand Slam, Sharapova memutuskan untuk menggantung raketnya
TRIBUNBATAM.id, LOS ANGELES - Nama Maria Sharapova adalah satu di antara atlet wanita top dunia.
Prestasinya di dunia tenis internasional sudah tidak diragukan lagi.
Selain sebagai petenis, ia juga dikenal karena memiliki paras yang memesona bak model profesional.
• Bali United vs Persita Kick Off Pukul 20.30 WIB Live Indosiar, Bali United Enggan Remehkan Lawan
• Transfer Liga 1 2020 - Batal Kontrak Patrik Bordon Karena Cedera, Persik Datangkan Pemain Eropa
• Persib vs Persela Kick Off Pukul 18.30 WIB Live Indosiar, Maung Bandung Tak Mau Terpeleset
Setelah 28 tahun menjadi atlet tenis papan atas dan 5 kali memenangkan gelar Grand Slam, Sharapova memutuskan untuk menggantung raketnya.
Ia mengumumkannya lewat satu esai yang ditulisnya untuk dimuat di media Vogue dan Vanity Fair.
Dikutip tribunbatam.ID dari Tribunjogja.com melansir laman VanityFair.com, Jumat (28/2/2020), Sharapova menceritakan sejak awal bagaimana dia mulai tertarik dengan tenis, hingga keputusannya untuk pensiun.
Dia mengisahkan bahwa kali pertama dia melihat lapangan tenis adalah saat usianya empat tahun, ketika ayahnya sedang bermain tenis di Sochi, Rusia.
Dia pergi ke Florida bersama ayahnya saat usianya enam tahun. Ketika dia mulai bermain tenis, dia bertemu kebanyakan dengan lawan lebih tua, lebih tinggi, dan lebih kuat.
Lapangan tanah liat hingga rumput sudah pernah dijajalnya sejak usia belia.
• Persebaya vs Persik Kediri Kick Off Pukul 18.30 WIB Live Indosiar, Joko Susilo: Harus Konsentrasi
• Jadwal Liga 1 2020 Sabtu: Persebaya vs Persik, Minggu: Persib vs Persela, Senin: Persikabo vs Arema
• Hasil Lengkap Liga Europa dan Daftar Klub yang Lolos ke Babak 16 Besar, Getafe Singkirkan Ajax
Dia tidak pernah membayangkan akan bisa menyabet banyak kemenangan di pertandingan tenis.
Dia menyebutkan beberapa kejuaraan yang memiliki memori tersendiri untuknya, yaitu Amerika Serikat Terbuka, Australia Terbuka, dan Paris Terbuka.
U.S Open membuatnya belajar untuk menyeimbangkan antara mengatasi berbagai gangguan dan ekspektasi.
Australian Open bisa menjadikannya seseorang yang lebih percaya diri.
Sementara Paris Open membantunya melihat kelemahan diri sendiri.
"Lapangan-lapangan ini memperlihatkan esensiku yang sebenarnya," katanya.
Selain itu, wanita 32 tahun ini juga memberikan tips bagaimana dirinya bisa meraih banyak prestasi.
"Satu dari kunci-kunci kesuksesanku adalah aku tidak pernah melihat ke belakang dan aku tidak pernah melihat ke depan."
"Aku percaya bahwa jika aku terus mengasah dan mengasah, aku bisa mendorong diriku untuk satu tempat yang luar biasa," ungkapnya.
Lalu, mengapa Maria Sharapova memutuskan untuk pensiun di usia 32 tahun?
Wanita berambut pirang ini menjelaskan bahwa satu di antaranya adalah karena kondisi fisiknya.
Pada Agustus tahun lalu saat di U.S. Open, 30 menit sebelum pertandingan, dia harus melewati prosedur-prosedur untuk bahunya yang mati rasa agar bisa bertanding.
Cedera bahu ternyata bukan hal batu untuk Sharapova.
"Lama kelamaan, tendonku sudah terkulai seperti senar. Aku pernah menjalani berbagai operasi, sekali di 2008 dan lainnya tahun lalu. Butuh waktu lama untuk terapi fisik," kisahnya
Dia tidak mengungkapkan hal ini untuk mendapat belas kasihan, tapi bagian dari kenyataan yang dihadapinya.
Dia mengatakan, "Tubuhku menjadi saty gangguan."
Maria Sharapova berharap dia akan bisa membawa nilai-nilai dan etos kerja di dunia tenis sebagai atlet bisa terus ia bawa untuk karir apapun yang dipilihnya setelah pensiun.
( Tribunjogja.com | Fatimah Artayu Fitrazana)