BP BATAM GELAR SALAT ISTISQA

BERDOA Minta Hujan, Sekitar 600-an Orang Ikuti Salat Istisqa di BP Batam

Sekitar 600 orang mengikuti sholat istisqa di halaman parkir BP Batam, Jumat (6/3/2020). Sholat ini digelar untuk meminta hujan di Batam.

TRIBUNBATAM.id/ARGIANTO DA NUGROHO
Warga berdoa meminta turun hujan usai melaksanakan salat istisqa di Halaman Parkir Gedung BP Batam, Jumat (6/3/2020). 

BERDOA Minta Hujan, 600 Orang Ikuti Shalat Istisqa di BP Batam  

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Syahril Japarin mengungkapkan, shalat istisqa yang digelar BP Batam merupakan upaya manusia secara fisikal untuk meminta hujan sesuai ajaran Islam.

BP Batam pun menghadirkan ulama untuk membantu dan membimbing dalam menjalankan shalat istisqa ini.

"Semuanya karena kuasa Allah maka hujan turun," ujar Syahril usai salat Istisqa di Halaman BP Batam yang didamping dengan Ustad Abu Humairoh, Jumat (6/3/2020).

Adapun peserta yang mengikuti shalat Istisqa ini sekitar 600 orang.

Terdiri dari Pegawai BP Batam dan beberapa unsur masyarakat Kota Batam.

"Harapan kita bisa turun hujan di Batam," ujar Syahril sembari tersenyum.

Selain turun hujan ia berharap waduk di Batam juga bisa penuh kembali. Sehingga tidak terjadi kekeringan di Kota Batam dan tidak turun permukaannya. 

Jemaah Diajak Bertobat   

Khatib shalat Istisqa Ustad Abu Humairoh mengingatkan kepada jemaah bahwa air adalah sumber kehidupan.

Karena, ketika suatu daerah tidak ada air maka akan mati semuanya. 

"Allah tak akan menahan air karena manusia yang menahannya. Siapa itu? Orang-orang kaya yang yang menahan hartanya. Tidak peduli di sekitarnya. Banyak riba di mana-mana. Banyak kezoliman. Jemaah shalat Istisqa yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala menganjurkan kepada kita untuk melaksanakan shalat Istisqa," ujarnya dalam khotbahnya.
Ia melanjutkan, hari ini seluruh dunia juga dihebohkan dengan virus corona yang menewaskan ribuan orang.
Para ulama mengatakan bahwa musibah itu terjadi karena dosa. 
"Tidaklah musibah itu turun kecuali dosa yang kita lakukan. Dan kita harus bertobat maka dosa akan diangkat. Lihat satu dosa tapi Allah berikan 3 hukuman," ujarnya. 
Ketika manusia sudah mulai curang, katanya, maka Allah akan mengingatkannya.
Saat manusia curang dalam berdagang, maka Allah tak menurunkan hujan.
"Ketika hujan itu pun turun maka akan jadi musibah. Saya kira curang dalam timbangan hanya berlaku dalam jual beli saja, tapi merata hampir ke semua," katanya.
Misalnya buat jalan dikurangi semennya, riba dan sebagainya.
Jika rakyat seperti itu, maka Allah akan kirim kepada mereka pemimpin yang seperti itu juga.
"Inti shalat istisqa ini adalah didoa. Mari kita angkat tangan tinggi-tinggi," ujarnya.
Usai shalat, Ustad Abu mengarahkan seluruh jemaah membalikkan peci atau kopiahnya.

Tata Cara, Bacaan dan Niat Shalat Istisqa 

Hari ini, Jumat (6/3/2020), pegawai BP Batam menggelar shalat istisqa di halaman parkir kantor BP Batam.

Shalat meminta hujan itu digelar untuk meminta agar Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan hujan di wilayah Batam yang saat ini sedang dilanda krisis air.

Bagi yang akan menggelar shalat istisqa berikut ini adalah tata cara dan tuntunan sholat Istisqo atau Salat Istisqa yang berisi doa untuk meminta hujan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Saat musim kemarau berkepanjangan terjadi, Umat Islam diajarkan untuk berdoa dan solat meminta hujan turun kepada Allah SWT atau melaksanakan Sholat Istisqo, Salat Istisqa.

Berikut ini adalah tata cara dan tuntunan Sholat Istisqo atau Salat Istisqa doa untuk meminta hujan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala .

Perbedaan kedunya terletak pada penempatan khutbah, pembacaan takbir, dan arah khatib pada khutbah kedua.

Berikut ini adalah tata cara dan tuntunan Sholat Istisqo atau Salat Istisqa doa untuk meminta hujan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Melansir tulisan Alhafiz K yang dilansir NU.or.id berjudul Tata Cara Shalat Istisqa atau Meminta Hujan, Syekh Abdullah Bafadhal Al-Hadhrami menyampaikan, mereka shalat istisqa sebanyak dua rakaat seperti shalat Id berikut takbirnya.

Seseorang yang menjadi khatib kemudian menyampaikan khutbah dua atau sekali.

Khutbah setelah shalat lebih utama.

Khatib beristighfar dalam khutbah sebagai pengganti takbir pada khutbah Id.

Khatib berdoa dengan jahar (lantang), lalu menghadap kiblat setelah lewat sepertiga pada khutbah kedua.

Khatib dan jamaah memutar pakaian (selendang atau sorban) ketika itu.

Pada saat itu, khatib meningkatkan kesungguhan berdoa sirr (rahasia) dan jahar (lantang), setelah itu ia kembali menghadap ke arah jamaah.

Sebagaimana shalat Id, orang yang shalat istisqa juga dianjurkan bertakbir dan mengangkat kedua tangan sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua.

Setelah shalat dua rakaat, khatib menyampaikan khutbah shalat istisqa.

Hanya saja khatib mengganti lafal takbir dengan lafal istighfar karena lafal ini lebih sesuai dibandingkan lafal takbir dalam konteks meminta hujan.

Berikut ini ringkasan tata cara shalat istisqa:

1. Shalat dua rakaat.

2. Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.

3. Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.

4. Khutbah dua atau sekali sebelum (atau setelah) shalat. Khutbah setelahshalat lebih utama.

5. Sebelum masuk khutbah pertama khatib membaca istighfar sembilan kali.

6. Sebelum masuk khutbah kedua khatib membaca istighfar tujuh kali.

7. Perbanyak doa dalam khutbah kedua. Wallahu a‘lam

Berikut doa shalat istisqa yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi seperti Imam As-Syafi’i, Abu Dawud, dan perawi lainnya.

Berikut ini merupakan doa istisqa yang dikutip dari Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, seperti dilansir NU.or.id:

اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا

اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ

اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْكَ

اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْسَمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ

اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالْجُوعَ وَالْعُرْيَ وَاكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاءَ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ

اللَّهُمَّ إِنَا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا

Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī’an marī‘an (lan riwayat murī‘an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā’iman.

Artinya, “Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.”

Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj‘alnā minal qānithīn.

Artinya, “Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan .”

Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika.

Artinya, “Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu .”

Allāhumma anbit lanaz zar‘a, wa adirra lanad dhar‘a, wasqinā min barakātis samā’i, wa anbit lanā min barakātil ardhi.

Artinya, “Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.”

Allāhummarfa‘ ‘annal jahda wal jū‘a wal ‘urā, waksyif ‘annal balā’a mā lā yaksyifuhū ghairuka.

Artinya, “Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu.”

Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā’a ‘alainā midrārā.

Artinya, “Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu.”

Niat Sholat Istisqa

أُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ (……..) لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli Sunnatal Istisqa’i rak’ataini (imaman atau ma’muman) Lillahi Ta’ala.

Artinya: Saya Niat Salat Sunah Istisqa’ Dua Rakaat (jadi imam atau makmum) karena Allah Ta’ala “.

Menjalankan salat Istisqa, disunnahkan dikerjakan saat matahari mulai beranjak atau kira-kira sepertiga jam setelah terbitnya matahari seperti waktu Shalat Id.

Bagaimana niatnya? Niat dan Tata Cara Shalat Istisqo

أُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ (……..) لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli Sunnatal Istisqa’i rak’ataini (imaman atau ma’muman) Lillahi Ta’ala.

Artinya: Saya Niat Salat Sunah Istisqa’ Dua Rakaat (jadi imam atau makmum) karena Allah Ta’ala “.

Bagaimana tata cara menjalankan Salat minta hujan? berikut tuntunannya dikutip dari fiqhindonesia.com;

Menjalankan salat disunnahkan dikerjakan saat matahari mulai beranjak atau kira-kira sepertiga jam setelah terbitnya matahari seperti waktu Shalat Id.

Pertama; salat Isitisqo terdiri dari dua rakaat, tanpa adzan dan iqamah.

Kedua; rakaat pertama bertakbir tujuh kali setelah takbiratul ihram. Sedangkan pada rakaat kedua jumlah takbirnya lima kali selain takbir ketika bangun dari sujud.

Ketiga; Kedua tangan diangkat pada setiap takbir, sambil memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersalawat kepada Rasulullah antara setiap takbir.

Keempat: setelah shalat imam disunnahkan menyampaikan khutbah di hadapan jamaah yang hadir, memperbanyak istighfar.

Dianjurkan kepada imam untuk menghadap ke kiblat lalu membalik selendangnya, dengan meletakkan yang semula di sebelah kanan ke sebelah kiri dan sebaliknya sembari tetap melantunkan doa kepada Allah.

hadits dari Abdullah bin Zaid:

خرج النبي – صلى الله عليه وسلم – إلى المصلى فاستقبل القبلة وحول رداءه، وصلى ركعتين

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam keluar menuju lapangan. Beliau meminta hujan kepada Allah dengan menghadap kiblat, kemudian membalikan posisi selendangnya, lalu shalat 2 rakaat,” (HR. Bukhari no.1024, Muslim no.894).

Disebutkan dalam hadits Ibnu ‘Abbas Radhiallahu’anhu:

إن رسول الله صلى الله عليه وسلم خرج متبذلا متواضعا متضرعا حتى أتى المصلى فلم يخطب خطبتكم هذه ، ولكن لم يزل في الدعاء ، والتضرع ، والتكبير ، وصلى ركعتين كما كان يصلي في العيد

“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam berjalan menuju tempat shalat dengan penuh ketundukan, tawadhu’, dan kerendahan hati hingga tiba di tempat shalat. Lalu beliau berkhutbah tidak sebagaimana biasanya, melainkan beliau tidak henti-hentinya berdoa, merendah, bertakbir dan melaksanakan shalat dua raka’at sebagaimana beliau melakukan shalat ‘Id,” (HR. Tirmidzi no.558). (*)

*Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Tata Cara Salat Minta Hujan (Istisqa), Lengkap dengan Bacaan Niat dan Doanya

(Tribunbatam.id / Roma Uly Sianturi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved