HEADLINE TRIBUN BATAM

Monyet Galang Picu Stres Kadis

Kadis Kesehatan Kepri Dr Tjejep Yudiana, tak banyak komentar soal potensi monyet liar di Pulau Galang, yang bisa jadi katalisator penyebaran virus.

wahyu indri yatno
halaman 01 TB 

Monyet Galang Picu Stres Kadis

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Warga, pengusaha, politisi parlemen, pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan Badan Pengusahaan (BP) Batam, sudah menegaskan kesiapannya menyambut rencana Jakarta, membangun Rumah Sakit (RS) Khusus pasien penyakit menular, termasuk Virus Corona (COVID-19) di Pulau Galang, sekitar 45 km dari pusat pemerintahan Kota Batam.

Hanya saja, hingga Kamis (5/3/2020) hari ini, pemerintah pusat belum memberi terbaru detail rencana strategis bidang kesehatan publik dan ketahanan negara ini.

Sejauh ini, inisiatif pemerintah pusat melalui Presiden RI Joko Widodo ini belum berubah.

Rabu (4/3/2020) lalu, presiden mengutus Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, ke Pulau Galang.

Saat TRIBUNBATAM.id mengkonfirmasi potensi monyet liar di Pulau Galang, yang bisa menjadi katalisator penyebaran virus, Kepala Dinas Kesehatan Kepri Dr Tjejep Yudiana, memilih tak banyak komentar.

“Meski sudah membaik, ini soal penanganan pasien belum tuntas. Jangan tanya dulu soal monyet, bikin stres,” ujar Tjetjep dengan nada kelakar, saat dikonfirmasi, TRIBUNBATAM.id, Kamis (5/3/2020).

Sekadar diketahui, ada sekitar 1000 ekor monyet liar jenis kera ekor panjang (Macaca fascicularis).

Sekadar diketahui, akhir pekan lalu, laboratorium kesehatan Amerika, US National Institutes of Health (NIH), melansir bahwa monyet termasuk salah satu binatang yang paling rentan terhadap virus ini.

Dilansir Daily Mail, Senin (24/2/2020) lalu), mengkonfirmasikan sekitar 8 dari 24 ekor monyet ekor panjang, dilaporkan meninggal dunia, setelah “jadi binatang uji coba’ penyebaran virus COVID-19 ini.

Peneliti bio medik dari laboraturium di dunia, memang kerap menjadikan monyet, tikus, dan bindatang primata lain, sebagai ‘Kelinci Percobaan” efektifitas vaksin atau obat penangkal virus.

Struktur biologis kera, memang tak jauh berbeda dengan rhesus macaques, kera ekor panjang yang banyak ditemukan di Indonesia dan daerah tropik lain.
Proyek Rumah Sakit Khusus bagi Pasien Penyakit Menular (endemik), pertama di Indonesia.

Pemilik Proyek, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, BNPP, bekerja sama dengan Pemko dan BP Batam.

Kelak kawasan seluas 80 Ha ini akan jadi “RESTRICTED AREA”. kawasan terbatas bagi publik.

Untuk skenario pengamanan, pemerintah juga akan melibatkan aparat keamanan dari militer dan polisi, untuk menjaga khusus kawasan ini.

Durasi Proyek: 30 - 45 hari (Maret hingga April 2020). Dijadwalkan RS ini mulai beroperasi: Mei hingga awal Juni 2020.

Fasilitasnya antara lain, klinik, Laboratorium bio-medik , Ruang Perawatan/Pemulihan Kapasitas: +1000 ranjang, Ruang Isolasi: +50 kamar , Taman Pemulihan/Training Center, Dapur khusus, Rumah Ibadah, dan fasilitas penunjang sosial, Pos Penjagaan/Pengamanan dan Pagar Khusus, hingga pelabuhan khusus dan heli pad untuk halikopter medik.

100 Rumah Sakit

RS Khusus di Pulau Galang ini, akan menjadi salah satu rumah sakit rujukan nasional di Indonesia.

Belum diketahui apakah pembiayaannya murni dari APBN atau akan melibatkan investor swasta dan pinjaman asing.

Dalam perkembangan lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan sudah siap seandainya virus corona jenis baru dari China, atau novel coronavirus, menyebar sampai ke Indonesia.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, dokter Vensya Sitohang, mengatakan pemerintah telah menyiapkan 100 rumah sakit yang ditetapkan sebagai rujukan untuk penyakit yang baru muncul atau emerging disease.

Logistik seperti peralatan skrining, masker, dan alat pelindung diri juga sudah disiapkan di seluruh pintu masuk Indonesia, terutama di 19 daerah yang menerima penerbangan langsung dari China.

"Ini sudah kami cek semuanya. Di pintu masuk yang ada penerbangan langsung dari Tiongkok, baik itu darat, laut, udara, ini sudah siap," kata Vensya.
Update CORONA

Indonesia adalah negara pandemi ke-73 yang mengkonfirmasi kasus ini.

Negara pandemi virus ini meningkat dua kali lipat dalam 30 hari terakhir.

Februari otoritas NHC China, WHO dan realtime update dari South China Morning Post (SCMP), hanya ada 25 negara.

Lebih dari separuh pasien yang terinfeksi Covid-19 sembuh.

Angka pasien yang sembuh di seluruh dunia pun terus bertambah. Hingga Kamis (4/3/2020), jumlah pasien yang sembuh sedikitnya 53.452 orang pukul 14.10 WIB.

Jumlah pasien sembuh itu bertambah lebih kurang 2.700 orang dalam waktu 24 jam.

Sementara total orang yang terinfeksi ada 95.182 orang dengan angka kematian 3.284.

Jumlah pasien sehat dari 74 negara (1 kapal pesiar di Jepang ini juga menjadi 52,81 %.

Virus ini mayoritas masih endemik di Wuhan dan China Daratan 78,824 (86,7 %).

Sedangkan yang dinyatakan status kritis 7.086 pasien atau 7,79 %, dan masih diobservasi 32.684 pasien (35,96%).

Ketua Adat Melayu: Pertimbangkan Lagi

Anggota DPR RI Nyat Kadir menyambut baik rencana pemerintah pusat membangun Rumah Sakit (RS) Khusus di eks Camp Vietnam, Pulau Galang, Batam, Kamis (5/3/2020).

Hanya saja, politisi Partai NasDem itu meminta untuk mengkaji ulang. Sebab, daerah itu merupakan daerah tujuan wisata.

Selain itu, jaraknya masih radius 1 kilo meter (km) dari lokasi padat penduduk.

"Jadi begini, untuk memilih lokasi di sana sebagai tempat RS khusus pasien penyakit menular, saran dipertimbangkan kembali. Sebab Camp Vietnam atau orang Batam menyebutnya Kampung Vietnam merupakan tempat bersejarah dan salah satu objek wisata yang ada di Kota Batam. Ada juga perumahan penduduk di sampingnya,” katanya.

Masih beberapa lokasi di sana yang masih jauh dari lokasi penduduk.

Ia mengatakan, orang-orang yang akan dirawat di sekitar rumah sakit khusus merupakan penyakit yang berpotensi sekali menular.

Tokoh Pemuda Pesisir Batam Rempang dan Galang (Barelang) Zulfikal Bulang (27), mengaku khawatir jika RS khusus itu dibangun, tanpa memperhatikan fauna khas di Pulau Galang.

“Kalau pasien bisa dikontrol, bisa diisolasi, tapi kalau monet liar galang, bisa Tak..?” kata sarjana Hukum dari Universitas Kepulauan Riau ini.

Organisasi kemasyarakat berbasis pemuda tempatan ini, khawatir, monyet-monyet liar di sekitar eks kamp Vietnam, justru akan jadi media penyebar virus ke warga sekitar.

Sekitar 0,9 km dari kawasan eks Kamp Vietnam, ada kampung Sijantung. Ada sekitar 197 Kepala Keluarga, dan 660 orang yang hidup di sekitar kampung ini.

Kepala Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, Bahtera kepada Tribun, Rabu (04/03/2020), juga mengaku khawatir.

Dari keterangan personel Ditpam Eks Kamp Pengungsi Vietnam, Abu Nawaste (54), monyet-monyet itu masuk ke bangunan atau situs eks Vietnam.

Sejak masuk kawasan di sekitar Jembatan 4 Barelang ini, primata berekor ini jadi hiburan para turis. Mereka tahu, para turis itu akan memberinya makan. Kacang, roti, dan huah-buahan lain. (ndra/lam/res/kdk)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved