Polisi Ungkap Alasan Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun Dari Catatan Pribadi dan Papan Tulis
Sebab, pelaku yang merupakan seorang pelajar SMP itu melakukan pembunuhan sadis kepada bocah 6 tahun berinisial APA yang merupakan anak tetangganya se
JAKARTA, TRIBUNBATAM.id - Siswi SMP yang membunuh seorang bocah menyita perhatian publik.
Hal tersbeut dari beberapa penemuan bukti yang disita polisi dari kamar pelaku.
Peristiwa pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang siswi SMP berinisial NF cukup menyita perhatian publik.
• Tunggu Tim Ahli, Polisi Kesulitan Ungkap Identitas Potongan Tubuh di Coastal Area Karimun
• Jadwal Konser Kemenangan Indonesian Idol 2020, Senin (9/3), Tiara dan Dul Jaelani Bertemu Kembali
• Game Mobile Wild Frontier Resmi Rilis, Menggunakan Latar Belakang Amerika Serikat Abad ke 19
Sebab, pelaku yang merupakan seorang pelajar SMP itu melakukan pembunuhan sadis kepada bocah 6 tahun berinisial APA yang merupakan anak tetangganya sendiri.
Jasad bocah 6 tahun itu dimasukan ke dalam lemari setelah dibunuh oleh seorang siswi SMP.
Peristiwa ini terjadi di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Rupanya ada cerita dibalik pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang siswi SMP berusia 15 tahun itu.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (tkp), polisi menyita sejumlah barang bukti diantaranya papan tulis hingga buku catatan maut milik pelaku.
Misteri yang tertulis dalam buku cacatan siswi SMP ini akhirnya terungkap.

Ada sekitar 13 lembar tulisan di dalam buku cacatan maut milik pelaku siswi SMP tersebut.
Buku catatan dan papan tulis yang dibawa polisi untuk menjadi barang bukti ditemukan di dalam kamar pelaku yang menjadi TKP penemuan mayat bocah 6 tahun.
Pada Sabtu siang (7/3/2020), jajaran Polda Metro Jaya bersama Polres Metro Jakarta Pusat, papan tulis dan buku-buku milik NF ditunjukkan.
"Ini ada papan curhat milik pelaku," kata Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro, sambil menunjukan papa tulis dengan sejumlah tulisan.
Dalam isi papan curhat ini, tertulis beberapa kalimat dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
1. Tidak benci, hanya saja aku tenggelam emosi.