ANAMBAS TERKINI

Angin Puting Beliung hingga Kebakaran, Berikut Data Bencana BPBD Anambas Sejak 2016-2019

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Anambas mencatat, musibah angin puting beliung hingga kebakaran terjadi di Anambas.

TRIBUNBATAM.id/ISTIMEWA
Rumah warga di Desa Munjan Kecamatan Siantan Timur yang mengalami kerusakan pada bagian atap paska dihantam angin puting beliung. Tribun/istimewa. Data BPBD Kabupaten Kepulauan Anambas mencatat, musibah ini terjadi di 3 kecamatan selama 2016 hingga 2019. 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Bencana angin puting beliung terjadi di tiga kecamatan Kabupaten Kepulauan Anambas selama 2016 sampai 2019.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Anambas mencatat, Desa Putik, Payamaram serta Desa Ladan di Pulau Matak pernah terjadi angin puting beliung.

Dimana Desa Putik sebanyak 2 kali serta Desa Payamaram dan Desa Ladan masing-masing satu kali.

Selain itu, angin puting beliung tercatat pernah terjadi di Desa Teluk Siantan, Kecamatan Siantan Tengah sebanyak 1 kali, serta di Kecamatan Siantan Timur masing-masing di Desa Nyamuk sebanyak 1 kali, serta Desa Munjan sebanyak 2 kali.

"Data yang kami himpun juga mencatat, ada 3 kejadian ambruknya rumah akibat abrasi di 3 kecamatan selama tahun 2017. Dampak dari kejadian itu, rumah warga rusak akibat puting beliung ada 19 unit. Alhamdulillah saat kejadian tidak ada korban jiwa," ujar Kepala BPBD Kepulauan Anambas, Islam Malik, AMK, Kamis (12/3/2020).

Selain kejadian puting beliung, ada juga kejadian kebakaran permukiman rumah warga sebanyak 25 unit tercatat dari tahun 2016 sampai 2019.

Ia mengungkapkan, yang menjadi persoalan di Kabupaten Kepulauan Anambas yakni ketersediaan air bersih saat memasuki musim kemarau akibat terbatasnya persediaan air bersih.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya daerah resapan air di Anambas. Kondisi ini selalu terjadi setiap tahunnya terutama pada musim panas.

Saat musim hujan biasanya Kecamatan Jemaja timur terendam banjir karena hujan yang tinggi, ada dua desa yang terkena banjir yaitu Desa Ulu Maras dan Desa Bukit Padi.

Akibat banjir ini ada 9 rumah yang terendam air dengan total masyarakat sebanyak 32 jiwa.

Akibat dari bencana yang berpotensi terjadi setiao tahun, maka dibentuklah BPBD yang akan menanggulangi bencana daerah.

Namun ada beberapa kendala dalam penanggulangan bencana seperti kondisi geografis yang memisahkan pulau - pulau dari ibu kota kabupaten, terbatasnya gudang logistik dan buffer stock logistik, kondisi cuaca buruk, tida tersedianya alat komunikasi seperti radio, terbatasnya jumlah tenaga terampil, dan terbatasnya peralatan dan kendaraan penanggulangan.

Maka dari itu perlu meningkatkan peran relawan dalam kegiatan penanggulangan.

Dipimpin Wakapolres, Polres Tanjungpinang Latih Anggota Penanggulangan dan Antisipasi Bencana Alam

Angin Puting Beliung Terjang Siborong-borong, Kandang Kuda Milik Prabowo Porak-poranda

 

Gandeng Pramuka dan Ormas

Peran pramuka dan ormas diakui penting dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.

Letak geografis Kabupaten Kepulauan Anambas yang kepulauan, memerlukan formula yang tepat untuk meminimalisir dampak bencana.

"Peran serta pihak swasta dalam penanggulangan bencana ini sangat besar, seperti dari Pramuka. Apalagi pramuka ini sangat diperlukan dalam penanggulangan bencana," ujar Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Anambas, Islam Malik, Kamis (12/3/2020).

Saat ini sudah ada 5 Kecamatan yang tenaga kerjanya diperbantukan dalam menangani bencana, yakni Jemaja, Jemaja Timur, Palmatak, Siantan dan Siantan Timur.

BPBD di Anambas terbentuk pada tanggal 31 Desember 2019. Saat ini baru berjalan tiga bulan sejak terbentuknya BPBD.

Pembentukan BPBD di Kabupaten Kepulauan Anambas dipertegas dengan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2019.

"Setiap gerak terjadinya bencana, kami dari BPBD akan selalu berkoordinasi dengan masyarakat dan ormas yang ada di sini," jelas Malik.

Hal itu dikarenakan, BPBD dengan ormas dan masyarakat harus merapatkan barisan. Pasalnya Anambas tiap tahun punya potensi terjadi bencana.

"Seperti tahun lalu itu, jalan Selayang Pandang (SP) sempat putus, akses kendaraan terkendala. Kejadian itu karena ombak yang besar menghantam jalan tersebut, kemudian ada juga kejadian puting beliung di Palmatak," ungkapnya.

Pria berkacamata itu juga telah menginformasikan jika ada yang mengalami atau melihat langsung bencana di daerah nya bisa langsung menghubungi pihak BPBD dengan call center 0813-1945-4141.

"Nanti bisa hubungi kami jika terjadi bencana. Kami juga sudah minta kepada pihak Kecamatan untuk berdiskusi dan berkoordinasi dengan kami, karna wilayah kita ini kan perairan, tidak memungkinkan untuk kami memantau atau datang langsung setiap bulan ke daerah tersebut," ucapnya.

Lebih lanjut ia juga mengharapkan saran dan apa saja yang harus dilakukan oleh BPBD melalui masukan dari ormas.

Potensi Rawan Bencana di Anambas

Angin puting beliung dan ombak besar menjadi bencana alam yang paling banyak merusak rumah penduduk.

Data dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Daerah (Bakesbangpol dan PBD) Kabupaten Kepulauan Anambas per Juli 2019, ada 4 rumah yang rusak terkena amukan alam ini.

Tidak hanya itu, potensi tanah longsor dan kebakaran juga rawan terjadi di Anambas.

Bupati Kepulauan Anambas Abdul Haris, SH menghadiri rapat koordinasi Nasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Sentul International Convention Center (SICC), Selasa (4/2/2020).

Rapat koordinasi tersebut diikuti seluruh Bupati dan Walikota se-Indonesia, Gubernur se-Indonesia, BPBD se-Indonesia, PMI, Basarnas, Pramuka, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) serta TNI Polri.

Acara itu dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Dalam sambutannya Jokowi menyampaikan pesan kepada seluruh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Indonesia untuk menyusun rencana secara kontijensi.

"Saya harap seluruh BPBD se-Indonesia menyusun rencana secara kontijensi, membuat tata ruang berbasis bencana, melakukan pendekatan kolaboratif (pentahelix) bersama masyarakat dan stakeholder," pesannya pada penyampaian pidato kepada seluruh tamu yang hadir.

Peningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan bersinergisitas baik itu di TNI Polri, pusat maupun daerah, menurutnya menjadi hal yang tidak kalah penting dalam meminimalisir dampak korban terkait potensi bencana alam di daerah masing-masing.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved