BATAM TERKINI

Usaha Dihantam Corona hingga Tak Sanggup Lagi Bayar Gaji, 6 Perusahaan Mengadu ke Disnaker Batam

Sejumlah usaha di Batam mulai merasakan dampak virus corona terhadap kelangsungan usaha mereka. Bahkan ada yang sudah tak sanggup menggaji karyawan.

Tribun_Batam/@nurthamzilthahir
Bukit Welcome to Batam (WTB) di kawasan Engku Putri, Batam Center, Batam 

Usaha Dihantam Corona hingga Tak Sanggup Lagi Bayar Gaji, 6 Perusahaan Mengadu ke Disnaker Batam

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sejumlah usaha di Batam mulai merasakan dampak virus corona terhadap kelangsungan usaha mereka.

Bahkan, beberapa perusahaan mengaku sudah tak mampu lagi membayar gaji karyawan.

Bukan itu saja, masalah makin parah ketika suplai pasokan barang makin sulit didapatkan.

Sementara jumlah kunjungan tamu hotel bisa dihitung jari dan bahkan tidak ada.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam, Rudi Sakyakirti kepada TRIBUNBATAM.id, Rabu (18/3/2020).

Ia mengatakan, ada 6 perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa layanan hotel, tour dan travel yang melapor ke kantor Disnaker Batam belum lama ini.

Mereka mengeluhkan kelanjutan usaha mereka yang mulai sulit. Saat penghasilan terbatas sementara karyawan harus digaji.

Jika kondisi ini terus-menerus terjadi, maka perusahaan tak akan mampu bertahan, sementara perusahaan bertumpu pada sektor wisata.

"Namun kedatangan 6 perusahaan itu masih sebatas konsultasi terkait langkah yang akan diambil," kata Rudi.

 Cegah Covid-19, Kantor Pelabuhan dan BP Batam Disemprot Disinfektan

 Lowongan Kerja di Batam, Manulife Rekrut Karyawan, Cek Posisi dan Syaratnya di Sini

Dari Disnaker sendiri, pihaknya masih sebatas menyarankan agar tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Hal itu sesuai dengan anjuran dan edaran Kementerian Ketenagakerjaan, bahwa untuk mengatasi di tengah kondisi saat ini perusahaan dengan karyawan dapat melakukan komunikasi kesepakatan, tentang bagaimana upah yang akan didapat atau seperti apa kesepakatan keduanya.

"Intinya tidak terjadi PHK," ujar Rudi.

Rudi mengatakan, selain 6 perusahaan bergerak di bidang tour dan travel, ada juga perusahaan manufaktur yang mengeluhkan keberlangsungan perusahaan.

"Namun mau bagaimana, ini sudah menjadi permasalahan nasional. Kita hanya mengajak agar perusahaan dapat melakukan komunikasi dengan karyawan agar tidak terjadi PHK," katanya.

"Ada teman-teman perusahaan menyampaikan ke saya, kalau dirumahkan gaji tidak dibayar apa bisa. Saya jawab tidak boleh, perusahaan harus ikuti peraturan yang ada," katanya lagi.

Sebelumnya, Rudi mengatakan, ada salah satu perusahaan rokok yang tidak lagi beroperasi akibat pekerjanya masih berada di China.

"Tenaga ahli yang mengendalikan mesin produksi masih di China, belum bisa kembali ke Indonesia. Akibatnya perusahaan tidak berjalan, imbasnya karyawan yang lainnya tidak bekerja," katanya.

Bahkan hingga kini, Rudi menyebutkan pihaknya masih menunggu kebijakan dari pusat untuk menyikapi langkah imbas dari Covid-19.

Rudi juga mengajak bagi perusahaan yang mengalami imbas signifikan terhadap keberlangsungan perusahaan bisa langsung berkoordinasi dengan Disnaker.

"Jangan langsung melakukan PHK atau perusahaan tiba-tiba berjalan dan karyawanpun dirumahkan," ujar Rudi.

Pengusaha Sumbang

Wabah corona dianggap oleh beberapa kalangan di Batam sebagai bencana nasional.

Hal ini diyakini pula oleh para kalangan pengusaha di Batam.

Selain mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan warga Batam, wabah ini diakui para pengusaha membuat pertumbuhan ekonomi merosot.

Bukan tanpa alasan. Apalagi sejak negara tetangga, Singapura dan Malaysia menyatakan lockdown untuk mengantisipasi penyebaran virus mematikan ini.

Menyikapi ini, beberapa kelompok pengusaha di Batampun sepakat untuk membantu Pemerintah Kota Batam.

Saat digelar pertemuan terbuka antara Pemerintah Kota Batam, Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan para pengusaha di Restoran Golden Prawn, Bengkong, Kota Batam, Rabu (18/3/2020), telah terkumpul dana sebanyak Rp 6,47 miliar.

"Dana ini nantinya kita kumpulkan satu rekening. Kalau bisa pengusaha-pengusaha besar jangan tak ikut sumbang lah," ujar Bos PT. Sat Nusapersada Batam, Abidin Hasibuan saat 'menodong' ratusan pengusaha yang hadir.

Abidin yakin, jika wabah corona ini dapat diantisipasi dengan baik, ke depannya pertumbuhan ekonomi di Batam akan mulai menanjak.

"Harapan kami Kota Batam akan bangkit kembali," sambungnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDo) Kepri, Cahya juga menuturkan hal senada.

Dalam pertemuan bertemakan 'Peran Pengusaha Cegah Covid-19' ini, Cahya menyampaikan rasa optimisnya untuk kebangkitan perekonomian di Provinsi Kepri, khususnya Kota Batam.

"Pengusaha harus ikut aktif cegah ini (Covid-19). Kami siap membantu pemerintah," tegasnya.

Tak Ingin Batam Jadi Kota Mati

Penyebaran virus corona membuat beberapa pihak di Kota Batam khawatir. Tak hanya warga, kelompok pengusaha di Batam pun ikut panik.

Bukan tanpa sebab. Ancaman penyebaran virus ini dikhawatirkan akan membuat Batam seperti kota mati.

Hal ini seperti penuturan Bos PT. Sat Nusapersada Batam, Abidin Hasibuan dalam pertemuan yang digelar oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama kelompok pengusaha di Restoran Golden Prawn, Bengkong, Kota Batam, Kepri, Rabu (18/3/2020).

"Kami siap membantu Pemerintah Kota Batam untuk mencegah penyebaran virus corona ini. Kami tak ingin Batam sepeti Wuhan dan Itali," tegasnya saat menyampaikan keresahan terkait ancaman virus corona (Covid-19) kepada Kepala BP Batam, Muhammad Rudi.

Abidinpun mengajak hampir seluruh pengusaha yang hadir untuk dapat bergerak mengumpulkan dana bantuan dan diberikan langsung kepada instansi terkait.

(Tribunbatam.id/bereslumbantobing)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved