KARIMUN TERKINI
Jalani Pemeriksaan, Penumpang Feri dari Malaysia Tak Diperbolehkan Keluar Pelabuhan Karimun
Sejumlah penumpang feri MV Puteri Anggraini yang baru tiba di Karimun, Kepri, tidak diperkenankan meninggalkan pelabuhan, Minggu (22/3/2020) petang.
KARIMUN,TRIBUNBATAM.id - Sejumlah penumpang feri MV Puteri Anggraini yang baru tiba di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri, Minggu (22/3/2020) petang tidak diperkenankan meninggalkan pelabuhan.
Dari pantauan TribunBatam.id, para penumpang dari Pelabuhan Puteri Harbour, Johor, Malaysia, tersebut diminta untuk masuk ke ruang tunggu Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun.
Tampak penumpang laki-laki, perempuan dan anak-anak.
Ruangan tersebut sebelumnya disemprot terlebih dahulu oleh petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) menggunakan cairan disinfektan.
Hingga berita ini dikirim, belum diketahui apakah mereka akan dikarantina atau tidak.
"Ini untuk kebaikan bapak ibu dan keluarga. Tolong masuk dulu kesini menunggu pemeriksaan dari pemerintah daerah," kata seorang polisi menggunakan alat pengeras suara.
Sebagian penumpang bereaksi dengan langkah yang diambil otoritas pelabuhan itu. Terdengar keluhan dari mulut mereka.
"Aduh ditahan. Kirain bisa langsung balik," kata seorang penumpang.
"Bisa merokok tak pak," ujar seorang penumpang lain.
"Makan pak, makan," terdengar suara seorang penumpang lainnya.
Pilih Mengontrak di Karimun
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal luar Provinsi Kepri dari Malaysia memilih tinggal di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
Seperti yang dilakukan 16 orang TKI asal Pulau Jawa. Mereka mengontrak sejumlah rumah di kawasan Sidomulyo, Kelurahan Tanjungbalai, Kecamatan Karimun. Mereka terdiri dari 11 laki-laki dan lima perempuan.
Namun Lurah Tanjungbalai, Azrizal mengatakan empat orang di antaranya telah pulang ke daerah asal mereka di Pulau Jawa.
"Ada tiga rumah. Jumlah awalnya 16 orang. Empat orang kabarnya sudah kembali ke Jawa," kata Azrizal, Minggu (22/3/2020).
Azrizal mengatakan, para TKI tersebut memilih untuk tinggal di Karimun karena masih menunggu masa lockdown di Malaysia berakhir.
Mereka berencana kembali ke Malaysia pada awal April 2020.
"Alasan mereka daripada menginap di hotel, lebih murah sewa rumah. Rencananya mereka mau masuk Malaysia lagi," terang Azrizal.
Pihak kelurahan bersama petugas Puskesmas Tanjungbalai Karimun, Polsek Balai Karimun dan Koramil sudah melakukan pengecekan kesehatan.
"Sejauh ini mereka sehat," sebutnya.
Untuk lebih lanjutnya, Puskesmas Tanjung Balai Karimun akan terus melakukan pemantauan kondisi kesehatan para TKI itu.
"Saya juga minta pemilik rumah untuk melaporkan kalau ada hal-hal mencurigakan terkait kesehatan mereka," tambah Azrizal.
Kapolsek Balai Karimun, AKP Budi Hartono mengatakan, pengecekan kesehatan terhadap 16 TKI dilaksanakan Sabtu, (21/3/2020) siang.
"Kami cek ulang hanya untuk memastikan lagi walaupun di pelabuhan sudah dicek juga kesehatan mereka," kata Budi.
Selain itu Budi juga meminta kepada masyarakat untuk mengawasi pelabuhan-pelabuhan tikus yang dapat dimanfaatkan oleh TKI Ilegal masuk ke Karimun.
"Kami juga perlu semua lini masyarakat mengawasi seluruh tepian yang menjadi pelabuhan tidak resmi di Karimun," ucapnya.
Imigrasi Karimun Pantau Kepulangan WNI dari Malaysia
Kepanikan akibat wabah corona membuat berbondong-bondongnya Warga Negara Indonesia (WNI) pulang.
Informasi tersebut diperoleh oleh Kepala Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Imigrasi Internasional Tanjungbalai Karimun, Yogi.
"Informasi yang kami terima, WNI ini pulang karena panik," kata Yogi, Minggu (22/3/2020).
Yogi menyampaikan, dalam empat hari terhitung Rabu (18/3/2020), ada ribuan WNI yang umumnya bekerja di Malaysia kembali melalui Pelabuhan Tanjungbalai Karimun.
Berdasarkan data Kantor Imigrasi Kelas II Tanjungbalai Karimun, jumlah WNI yang kembali melewati Pelabuhan Kukup pada tanggal 18 Maret 2020 sebanyak 671 orang dan 477 orang dari Pelabuhan Johor, Malaysia.
Jumlah WNI yang pulang ini bertambah satu hari setelahnya atau Kamis (19/3/2020).
Tercatat, 767 WNI kembali ke Indonesia melalui Kabupaten Karimun melalui Pelabuhan Kukup sebanyak 767 orang dan 323 orang dari Johor.
Pada tanggal 20 Maret 2020, WNI yang kembali melalui Pelabuhan Kukup sebanyak 671 orang dan 753 orang dari Johor.
Lalu pada tanggal 19 Maret 2020, WNI yang kembali melalui Pelabuhan Kukup sebanyak 671 orang dan 316 orang dari Johor.
Terpisah Kabid Lala Kantor Syahnbandar Kelas I Tanjungbalai Karimun, Marganda mengatakan para WNI yang pulang umumnya berasal dari Kabupaten Karimun Provinsi Kepri dan Kabupaten Meranti, Provinsi Riau.
"Yang banyak itu dari kita (Karimun). Ada juga dari Pulau Sumatrra," kata Marganda.
Siap Tambah Frekuensi Pelayaran
antor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjungbalai Karimun menjamin kepulangan Warga Negara Indonesia (WNI).
Bahkan operator kapal feri internasional di Kabupaten Karimun mempersiapkan jadwal keberangkatan tambahan apabila dibutuhkan.
Operator kapal tetap berangkat untuk menjemput WNI, meskipun tidak ada penumpang yang naik menuju Malaysia ataupun Singapura.
Data KSOP Kelas I Tanjungbalai Karimun, Rabu (18/3/2020), feri yang melayani rute Karimun-Kukup ataupun sebaliknya masing-masing sebanyak 4 kali.
Kemudian rute Karimun-Johor ataupun sebaliknya, masing-masing sebanyak 3 kali. Sementara kapal tujuan Singapura masing-masing sebanyak 2 kali.
Frekuensi pelayaran feri rute Karimun-Kukup, Malaysia PP bertambah menjadi 5 kali, Kamis (19/3/2020).
Kemudian rute Karimun-Johor ataupun sebaliknya masing-masing sebanyak 2 kali. Kemudian ke Singapura masing-masing sebanyak 2 kali.
Pada tanggal 20 Maret 2020, kapal feri yang menjalani rute Karimun-Kukup ataupun sebaliknya, masing-masing sebanyak 4 kali. Kemudian rute Karimun-Johor ataupun sebaliknya, masing-masing sebanyak 2 kali. Kemudian ke Singapura masing-masing sebanyak 1 kali.
Lalu pada tanggal 21 Maret 2020, kapal ferry yang menjalani rute Karimun-Kukup ataupun sebaliknya, masing-masing sebanyak 4 kali. Kemudian rute Karimun-Johor ataupun sebaliknya, masing-masing sebanyak 3 kali. Kemudian ke Singapura masing-masing sebanyak 1 kali.
"Hari ini untuk ke Kukup, Malaysia dijadwalkan 6 kali. Besok kalau memang dibutuhkan kami tambah menjadi 7 kali pelayaran. Untuk ke Johor 3 kali. Kemudian ke Singapura 1 kali," kata Kabid Lala KSOP Kelas I Tanjungbalai Karimun, Marganda, Minggu (22/3/2020).
Akibat diberlakukannya lockdown oleh Pemerintah Malaysia dan Singapura, total penumpang feri Internasional yang berangkat dari Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri sangat sedikit.
"Ada WNI yang masuk ke Malaysia, tapi yang punya IC (kartu identitas) merah," sebut Marganda.
Terhitung sejak tanggal 18-21 Maret 2020, total penumpang yang berangkat menuju kedua negara itu hanya sebanyak 111 orang.
Bahkan pada tanggal 21 Maret 2020, empat kapal feri rute Karimun-Kukup berlayar tanpa membawa penumpang sama sekali.
Pilih Pulang Lewat Karimun
Penumpang kapal laut yang datang dari Malaysia membludak.
Setiap harinya, banyak Warga Negara Indonesia (WNI) kembali ke Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri menggunakan feri.
Umumnya para penumpang ini merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di negeri jiran itu.
Kondisi ini terjadi setelah pemerintah setempat memberlakukan pembatasan masuknya Warga Negara Asing (WNA), sejak Rabu (18/3/2020).
Jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Internasional Tanjungbalai Karimun sebanyak 1.167 orang terhitung Rabu (18/3/2020).
Angka ini terdiri dari Pelabuhan Kukup Malaysia sebanyak 671 penumpang, dari Johor, Malaysia sebanyak 477 dan Singapura sebanyak 19 orang.
Sementara penumpang yang datang pada Kamis, (19/3/2020) sebanyak 1.102 orang.
Jumlah ini terdiri dari Pelabuhan Kukup, Malaysia sebanyak 767 orang, dari Pelabuhan Johor sebanyak 323 orang dan dari Malaysia sebanyak 12 orang.
Jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Internasional Tanjungbalai Karimun Jumat (20/3/2020) berjumlah 1.032 orang.
Rinciannya dari Pelabuhan Kukup sebanyak 671 orang, Pelabuhan Johor sebanyak 353, serta 8 orang dari Singapura.
Pada tanggal 21 Maret jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Internasional Tanjungbalai Karimun berjumlah 1.171 orang. Dengan rincian dari Pelabuhan Kukup sebanyak 671 orang, Pelabuhan Johor sebanyak 500 dan 2 dari Singapura.
"Kalau untuk hari ini kami rekapnya setelah feri terakhir," kata Kabid Lala Kantor Syahbandar dan Otorita Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjungbalai Karimun, Marganda.
Dampak Kebijakan 2 Negara Tetangga
Warga Negara Indonesia (WNI) yang melancong ataupun bekerja di Malaysia berbondong-bondong pulang ke Indonesia.
Ramainya WNI yang kembali tersebut disebabkan kepanikan akibat wabah virus Corona.
Selain itu, Pemerintah Negara Malaysia juga tidak membenarkan adanya orang yang beraktivitas di luar rumah.
Hal tersebut disampaikan seorang penumpang feri, Adi yang ditemui di Pelabuhan Internasional Tanjungbalai Karimun.
"Ini karena pemerintah di sana tidak membenarkan orang keluar dari rumah. Kami di sana tak bisa bekerja juga," ungkap Adi, Minggu (22/3/2020).
Menurut Adi, otoritas kemanan Malaysia melakukan penyisiran untuk mencari orang-orang yang bandel akan kebijakan pemerintah tersebut.
"Tentara di sana mencari orang-orang yang keluar rumah. Tak peduli apa dia orang Malaysia atau orang mana," sebutnya.
Selain itu, lanjut Adi, Pelabuhan Kukup dipenuhi oleh WNI yang ingin kembali ke Indonesia.
Bahkan pria asal Selat Panjang, Kabupaten Meranti, Provinsi Riau itu menyampaikan, ribuan WNI sudah antre untuk mendapatkan tiket sejak subuh hari.
"Kami antre dari jam empat subuh. Dapat tiket baru jam sembilan. Jam 11 baru berangkat.
Ia memprediksi, masih banyak WNI yang tidak dapat kembali karena tidak kebagian tiket.
Dinkes Karimun Tak Pegang Data
Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun belum menerima adanya laporan dari Warga Negara Indonesia (WNI) dari Malaysia ke Karimun yang masuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus Corona.
"Kalau ada ODP, biasanya kami baru tahu. Tapi sekarang tak ada limpahan ODP dari sana (KKP)," kata Rachmadi, Minggu (22/3/2020).
Rachmadi menyebutkan, pemantauan terhadap para penumpang dilakukan oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tanjungbalai Karimun.
Pemantauan dilakukan dengan alat thermal scanner, serta dokumen riwayat perjalanan dan riwayat kesehatan penumpang
"Yang memeriksa di pelabuhan orang KKP," ungkap Rachmadi.
Belum adanya laporan terkait ODP, Rachmadi memprediksi ribuan TKI dari Malaysia ke Karimun itu tidak ada yang menunjukkan gejala terpapar Covid-19.
Rachmadi juga mengaku tidak memegang data hasil pemeriksaan KKP Karimun.
"Tidak ada dikasih, ya kami anggap semuanya sehat," ungkapnya.
Dari pantauan TribunBatam.id di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun, ratusan penumpang keluar dari pintu kedatangan Internasional.
Mereka tampak bebas melanjutkan perjalanan setelah menjalani pemeriksaan oleh KKP, Imigrasi ataupun Bea dan Cukai.
Bagi yang berasal dari luar Pulau Karimun telihat langsung membeli tiket di agen-agen kapal tujuan.
Sementara yang berasal dari dalam Pulau Karimun besar langsung meninggalkan pelabuhan.(TribunBatam.id/Elhadif Putra)