VIRUS CORONA
Bagaimana Hukumnya Tak Salat Jumat 3 Kali Berturut-turut Ditengah Pandemi Corona? Ini Kata MUI
Bagaimana Hukumnya Tak Salat Jumat 3 Kali Berturut-turut Ditengah Pandemi Corona? Ini Kata MUI
Bagaimana Hukumnya Tak Salat Jumat 3 Kali Berturut-turut Ditengah Pandemi Corona? Ini Kata MUI
JAKARTA, TRIBUNBATAM.id - Ditengah pandemi corona, Pemerintah melarang warga berkumpul guna mencegah penyebaran covid-19.
Pemerintah Indonesia pun akan bertindak tegas jika mendapati warga berkerumun atau berkumpul.
Bahkan ibadah Salat Jumat berjamaah kini juga tak dilakukan oleh sejumlah masjid untuk menghindari penyebaran Virus Corona.
Dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tv One pada Kamis (27/3/2020) ada warga yang bertanya pada Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis terkait hukum tidak salat Jumat lebih dari tiga kali bagi laki-laki.
"Gini Pak Ustaz, saya dengar masalah Salat Jumat itu katanya kalau sudah enggak Salat Jumat tiga kali berturut-turut itu katanya supaya bersyahadat lagi, itu benar atau tidak? Saya mohon ada dalilnya apa enggak Pak Ustaz?" tanya Anas dari Tangerang Banten.
Menjawab hal tersebut, Cholil Nafis mengatakan ada dua jenis mengapa orang tidak melakukan Salat Jumat.
Jenis yang pertama adalah karena umat tersebut memang ingkar (tidak mengaku Salat Jumatan itu wajib).
Atau yang kedua adalah karena umat tersebut uzur atau karena unsur ketidaksengajaan.
Jika orang tidak Salat Zuhur karena memang tidak mau, jelas Cholil, maka dia menjadi kufur dan harus segera bertaubat dengan membaca syahadat.
"Ya kita ingin membedakan antara orang tidak salat, orang ingkar terhadap salat, dan orang uzur tidak salat."
"Kalau orang ingkar karena kewajiban salat maka dia jadi kufur benar, dia kufur (dan harus) bersyahadat. Kalau dia ingkar bahwa Salat Jumat itu tidak wajib," jelas Cholil.

Cholil lantas menjelaskan, kalau orang tidak Salat Jumat karena unsur ketidaksengajaan, maka Salat Jumat tersebut bisa diganti dengan Salat Zuhur.
"Dan yang kedua kalau orang enggak Salat Jumat karena uzur, tidur, karena kalau perjalanan dan sebagainya maka bisa diganti."
"Seumpamanya perjalanan bisa diganti dengan Zuhur, kalau tidur berarti dia setelah bangun dia salat bisa Salat Zuhur," ujarnya.
Namun, jika tanpa sengaja juga terlambat mengerjakan Salat Zuhur maka bisa di-qadha dengan Salat Ashar.
"Kalau memang sudah sore tidak Jumatan maka dia bisa di-qhada kalau selesai bangunnya sampai Ashar," ucap Cholil.
Sehingga, orang yang Salat Zuhur karena tidak sengaja meninggalkan Salat Jumat maka bukan berarti orang itu tak melakukan ibadah Jumatan.
"Kalau salatnya uzur tadi maka dia tidak berarti tidak salat, dia salat sebenarnya seperti Jumat tapi diganti Zuhur."
"Makanya Jumat itu kan dua rakaat, dua rakaat itu gantinya Salat Zuhur. Itu adalah gantinya dari Salat Zuhur sehingga salat Jumat menjadi dua rakaat," jelas Cholil.
Terkait orang yang tidak Salat Jumat lebih dari tiga kali hingga tidak lagi dianggap sebagai muslim, Cholil mengatakan bahwa hadits itu belum diketahui secara jelas.
"Oleh karena itu saya kurang begitu tahu berkenaan dengan status haditsnya yang belum kita telaah apakah itu shahih, atau dhaif, atau hasan," tuturnya.
Meski demikian, jika ada orang tidak Salat Jumat atau sama sekali tidak menggantinya secara dua kali berturut-turut bukan karena ingkar, dia masih Muslim.
Namun, hal itu tetap perbuatan dosa.
"Tapi dalam kerangka unsur fiqih dalam menentukan hukum itu ada tiga kerangka."
"Kalau dia tidak salat sampai dua kali Jumatan tapi dia tidak karena ingkar, dia masih Muslim tapi assin. Dia maksiat kepada Allah," ujarnya.
Lihat videonya mulai menit ke-12:00:
Senada dengan Pernyataan Gus Mus soal Tak Salat Jumat karena Hindari Corona
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunggah sebuah pesan dari KH Mustofa Bisri atau Gus Mus terkait hukum melaksanakan Salat Jumat di tengah wabah Virus Corona (Covid-19).
Pesan tersebut ia sampaikan melalui unggahan akun Instagram miliknya, @ganjar_pranowo, Kamis (26/3/2020).
Pada video berdurasi delapan menit tersebut, awalnya Gus Mus menjelaskan mengapa agama Islam bukan lah agama yang sulit.

"Agama Islam seperti yang kita ketahui merupakan agama yang mudah, disebut agama samhah, agama yang tidak sulit, memang Tuhan tidak menghendaki kita sulit," kata Gus Mus.
Gus Mus juga mengutip beberapa ayat suci Alquran yang berisi kemudahan di dalam agama Islam.
Ayat yang dikutip oleh Gus Mus di antaranya adalah Al-Baqarah ayat 185, dan Al-Hajj ayat 78.
Gus Mus juga mengutip sabda dari Rasullah SAW yang menjelaskan kemudahan beragama.
"Sabda Rasulullah SAW, sungguh agama ini gampang, sungguh agama ini mudah," kata Gus Mus.
"Tapi kalau ada yang memberat-beratkan agama ini, dia sendiri yang akan kewalahan," lanjutnya.
Ia juga mencontohkan beberapa ibadah yang dipermudah karena adanya kondisi-kondisi tertentu.
Kondisi tersebut seperti menggabungkan antara Salat Zuhur, dan Ashar ketika perjalanan jauh, dan tidak berpuasa ketika berpergian jauh.
Gus Mus kemudian lanjut membahas persoalan Salat Jumat, ia menjelaskan dalam agama Islam, ketika ada suatu halangan, maka ibadah salat Jumat bisa diganti dengan salat Zuhur di rumah.
"Hujan lebat saja bisa dijadikan uzur untuk kita tidak Jumatan," katanya.
Merujuk dari penjelasan tersebut, Gus Mus tegas mengatakan bahwa adanya Covid-19, dapat dijadikan alasan untuk melakukan ibadah salat Jumat di rumah.
"Lha ini ada virus menular yang mengguncangkan dunia, bahkan membuat panik orang banyak, bukan karena kita berani mati, bukan, tapi karena kita tidak mau menyebarkan, menularkan sesuatu yang nanti sulit dikendalikan," paparnya.
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Anung Malik)