Virus Corona Berdampak ke Pedagang Kelapa Parut Anambas, Sepi Pembeli, Pasrah Ketika Stok Membusuk
Dampak virus Corona berimbas ke pedagang kelapa parut di Anambas, Provinsi Kepri. Mereka hanya pasrah saat stok kelapa membusuk karena sepi pembeli.
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Pedagang kelapa parut di Pasar Ikan Tarempa, Desa Tarempa Barat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri mengeluhkan pembeli yang sepi akibat Covid-19.
Mereka hanya bisa pasrah ketika stok kelapa yang mereka miliki busuk tidak dibeli konsumen.
Seorang pedaganng, Doni mengaku, sudah empat hari terakhir termasuk hari ini, kelapa parut miliknya hanya terjual beberapa butir saja.
"Sangat sepi sekali semenjak virus Corona ini. Pembelinya juga jarang. Karena pelanggan saya banyak yang pesan makan dari rumah makan. Belum lagi sebagian rumah makan memilih untuk tidak berjualan," keluh pria 35 tahun ini saat ditemui di kiosnya, Minggu (29/3/2020).
Ia pun mengatakan bahwa hampir seminggu belakangan ini kelapa yang ia pasok dari Kecamatan Midai, Kabupaten Natuna itu hanya dibeli 10 butir dalam satu harinya.
Sebelum adanya larangan bagi masyarakat untuk keluar dari rumah, Doni bisa menjual kelapa dengan meraup omzet antara Rp 500 -600 ribu per hari.
"Pasokan kelapa kami dari Midai. Setiap minggu sekali itu satu trip kapal bawa kelapa ke sini. Jadi setiap trip kapal mereka pasti bawa, kalau hari biasa kelapa ini habis terus. Sejak virus Corona ini, untung yang didapat menurun drastis sekali," ungkapnya.
Pedagang kelapa itu berharap pemerintah daerah bisa memberi solusi baik terhadap kelangsungan usahanya.
Khususnya kepada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Kabupaten Kepulauan Anambas.
"Kami per bulan bayar Rp 129 ribu mbak ke Disperindag. Kami cuma mau minta tolong jangan lah dipersulit saat ini pembeli pun sepi. Sehari saja saya cuma dapat Rp 60 - Rp 100 ribu dari hasil jual kelapa. Belum lagi bayar setoran ke bank. Sebab usaha yang saya ini modalnya berasal dari bank," ungkap Doni.
Kerugian yang dialami pria penjual kelapa ini, satu hari ini saja sudah ada dua karung yang masing- masing karung berisikan 65 butir kelapa yang sudah membusuk, alhasil sudah tidak dapat dijual lagi.
Untuk harga satu butir kelapa yang suda diparut ia jual seharga Rp 6 ribu.
"Kami disuruh pemerintah untuk diam di rumah, tapi pendapatan saya berasal dari jualan, kalau memang kami dirumah kan beri solusi yang baik agar kami juga bisa bertahan hidup. Ada juga isu yang saya dengar untuk sementara waktu pasar ini akan ditutup, tapi carikan juga solusi untuk kami pedagang kecil ini," ucapnya.(TribunBatam.id/Rahma Tika)