Banyak Warga DKI Mudik Mendadak karena Corona, Karni Ilyas Soroti Larangan Pemerintah: Itu Hak Asasi
Pemimpin redaksi tvOne, Karni Ilyas terang-terangan menyebut mudik adalah hak asasi setiap warga.
TRIBUNBATAM.id- Pemerintah menginstruksikan larangan mudik bagi seluruh warga DKI Jakarta.
Namun, masih banyak masyarakat yang mengabaikan arahan dari Presiden Jokowi tersebut.
Pemimpin redaksi tvOne, Karni Ilyas terang-terangan menyebut mudik adalah hak asasi setiap warga.
Dilansir TribunWow.com, Karni Ilyas menilai mudik mendadak itu terpaksa dilakukan warga karena kondisi ekonomi yang semakin sulit semenjak Jakarta dilanda Virus Corona.
Pernyataan itu disampaikan Karni Ilyas melalui tayangan YouTube tvOneNews, Senin (30/3/2020).
"Jadi pemerintah harus siapkan solusi ini sebesar-besarnya, nah itu saya hitung minggu lalu kalau 30 juta rakyat kita miskin dikasih Rp 4 juta per bulan, per bulan kita harus keluar Rp 112 triliun, dari mana anggarannya?," ucapnya.
• Sebaran Pasien Corona di 30 Provinsi di Indonesia, DKI Jakarta Tertinggi dengan 675 Kasus
• 42 Orang Tenaga Medis di DKI Jakarta Positif Virus Corona, Total Terinfeksi di Jakarta 355 Orang

Karni Ilyas menambahkan, banyak pemudik yang merasa kehidupannya terjamin ketika berada di kampung halaman.
Karena itu, jika tak sanggup memenuhi kebutuhan rakyat, pemerintah disebutnya tak punya alasan untuk menahan warga tetap berada di Ibu Kota.
"Jadi kalau penduduk di Jakarta sudah tidak bisa makan, sudah tidak bisa dapat mata pencaharian, tukang asongan kek, sopir taksi kek, satu-satunya yang dia pikirkan bagaimana kalau dia pulang kampung," ujar Karni Ilyas.
"Jadi harus bedain, boleh saya mudik lebaran dibatasi tapi pulang kampung kalau enggak ada pilihan lagi bagaimana kita menahan dia di sini?"
Karena itu, Karni Ilyas menilai pemerintah tak bisa menyalahkan banyaknya warga yang mudik mendadak ke kampung halaman.
Selain karena pemerintah belum bisa menjamin kebutuhan hidup, Karni Ilyas menilai mudik adalah hak asasi setiap warga.
• UPDATE 47 Kasus Baru Covid-19 di Singapura, Total Jadi 926 Kasus: 240 Pulih, 22 Kritis
• Harga iPhone Terbaru April 2020, Ada iPhone 11 hingga iPhone XS
"Ya enggak bisa disalahkan dan tidak bisa ditahan itu, kan hak asasi orang mau pulang ke kampungnya lagi seperti orang pergi dari kampungnya," kata Karni Ilyas.
"Jadi itu kebutuhan dasar ketika dia tidak bisa membayar kos, tidak bisa makan siang, makan malam. Sementara kalau di kampung dia bisa tanam ubi, tanam singkong."
Pada kesempatan itu, sebelumnya Karni Ilyas menilai banyaknya warga yang pulang mendadak ke kampung halaman disebabkan karena takut tak mampu memenuhi kebutuhan di kota.
"Enggak bisa rakyat dibiarkan tidak makan, itu akan jadi sebuah kerusuhan," ucap Karni Ilyas.
Karena itu, menurutnya pemerintah harus berupaya memenuhi kebutuhan warga jika ingin mengurangi arus mudik karena Virus Corona.
Namun, Karni Ilyas menyebut pemerintah perlu menyiapkan anggaran besar untuk memenuhi kebutuhan warga.
Simak video berikut ini menit ke-5.07:
Suara Anies Baswedan Bergetar
Pada kesempatan lain, sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap perkembangan angka kematian di wilayah Ibu Kota akibat pandemi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan menjelaskan sudah ada 283 kasus kematian akibat virus yang memiliki nama lain Covid-19 itu.
Bahkan saat menyampaikan kabar tersebut, terdengar suara Anies Baswedan bergetar.
• Perangi Covid-19, Bright PLN Batam Bantu 19 Mobile Wastafel dan 1.000 Hand Sanitizer
• PGN Pastikan Pasokan Gas Ke Sektor Kelistrikan Aman, di Tengah Pandemi Virus Corona
Hal itu disampaikannya dalam siaran pers yang diunggah kanal YouTube Kompas TV, Senin (30/3/2020).
"Sejak tanggal 6 (Maret 2020) itu mulai ada kejadian pertama sampai dengan kemarin tanggal 29 (Maret 2020) itu ada 283 kasus," kata Anies.
Dari total korban tewas itu, Anies menyebut belum semuanya dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona.
Ia menyebut, ada sejumlah korban yang dinyatakan meninggal dunia sebelum hasil pemeriksaan kesehatan keluar.
"Artinya ini adalah mungkin mereka-mereka yang belum sempat dites karena itu tidak bisa disebut sebagai positif atau sudah dites tapi belum ada hasilnya kemudian wafat," ujar Anies.
Karena itu, ia menyebut Jakarta kini dalam kondisi mengkhawatirkan akibat Virus Corona.
"Ini menggambarkan bahwa situasi di Jakarta terkait dengan Covid amat mengkhawatirkan," ucapnya.
Melanjutkan penjelasannya, suara Anies bergetar saat kembali menyinggung jumlah warganya yang tewas akibat Virus Corona.
Menurut Anies, ratusan warganya yang tewas itu dalam kondisi sehat sebelum terkena Virus Corona.
"Karena itu saya benar-benar meminta pada seluruh masyarakat Jakarta, jangan pandang angka ini sebagai angka statistik," jelas Anies.
"283 itu bukan angka statistik, itu adalah warga kita yang bulan lalu sehat, yang bulan lalu bisa berkegiatan, mereka punya anak, mereka punya istri, punya saudara," sambungnya dengan suara bergetar.
Anies menambahkan, jumlah korban Virus Corona yang terus bertambah harus segera dikendalikan.
Terkait hal itu, ia pun kembali mengimbau warga untuk tetap menjaga jarak dan melindungi kerabat terdekat dari paparan Virus Corona.
"Dan ini semua harus kita cegah pertambahannya dengan secara serius melakukan pembatasan," kata Anies.
"Tinggal lah di rumah, disiplin untuk menjaga jarak, lindungi diri, lindungi keluarga, lindung tetangga, lindungi semua." (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)