VIRUS CORONA DI BATAM
Bagaimana Sistem Kerja Rapid Test dan Siapa yang Bisa Memakainya? Simak Penjelasan Kadinkes Kepri
Bagaimana sebenarnya sistem kerja rapid test ini? Berikut penjelasan dari Kadinkes Kepri, dr Tjetjep Yudiana.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Saat ini, rapid test diandalkan sebagai deteksi awal infeksi covid-19 karena hasilnya cepat meskipun masih harus dilanjutkan dengan tes PCR untuk memastikan hasilnya.
Lantas, bagaimana sebenarnya sistem kerja rapid test ini? Berikut penjelasan dari Kadinkes Kepri, dr Tjetjep Yudiana.
Efektifitas rapid test akan optimal hasilnya setelah sekitar 8 hari sejak paparan, sehingga apabila test dilakukan sebelum 8 hari biasanya non reaktif (negatif).
Mengapa? karena antibody belum menunjukan perlawanan terhadap virus.
Rapid test berfungsi dengan baik di saat antibodi bereaksi terhadap serangan virus.
Kapan itu? ketika keganasan virus sedang optimal yaitu rata-rata setelah hari ke 8 sejak terjadinya paparan.
Petugas kesehatan akan menanyakan secara mendalam kepada calon ODP kapan paparan diperkirakan terjadi.
Ini penting agar alat yang sangat terbatas tidak terbuang percuma.
Pada kasus yang diyakini jelas paparannya.
Misalnya seorang istri di rapid test yang suaminya dinyatakan positif covid19, namun hasil rapid testnya non reaktif.
Kondisi seperti ini jangan dulu berbesar hati. Karena bisa jadi antibodi belum bereaksi terhadap virus akibat paparan belum berlangsung sekitar 8 hari.
Sehingga untuk memastikan adanya transmisi petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan kembali setelah sekitar 8 hari kemudian.
"Akibat rasa khawatir, banyak orang yang ingin di-rapid test, padahal jika yang bersangkutan sendiri tidak jelas dengan siapa kemungkinan terpapar dan kapan paparannya terjadi. Jika keinginan itu dituruti, hanya akan banyak membuang alat yang sangat terbatas," kata Tjetjep.
Lantas bolehkah rapid test dilakukan terhadap semua orang?
Menurut Tjejep sangat boleh, syaratnya kita harus memiliki alat yang banyak, sebanyak orang yang akan kita periksa.
Mengenai berapa persen derajat kepercayaan terhadap hasil rapid test, dia mengatakan antara 86 hingga 92 persen.
Oleh karena itu, hasil rapid test terhadap seseorang yang dinyatakan reaktif covid19, tetap harus dilakukan pemeriksaan kembali dengan swab dan pemeriksaannya dengan alat PCR. (*)