update virus corona

Mulai Hari Ini, Status Lock Down Wuhan Dicabut Usai 2 Bulan, 11 Juta Warga Wajib Pakai QR-Code

Sejak 23 Januari 2020 lalu, otoritas kesehatan dan militer dari Beijing, ibu kota China, memberlakukan karantina total. Warga yang keluar didenda.

dok_courtesy_SCMP
BEBAS KLOCKDOWN - Warga Wuhan di Hubei, China, sedang menunggu angkutan di terminal Kota Wuhan, Selasa (7/4/2020) tengah malam, beberapa jam sebelum pencabutan status Lockdown 

Warga yang keluar rumah harus mengunduh kode QR sebagai otorisasi digital bahwa mereka sehat. QR code yang dikeluarkan pemerintah provinsi dan nasional ini bisa ditracking dengan GPS.

TRIBUN-BATAM.id -- Sedikitnya 11 juta penduduk Kota Wuhan, mulai Rabu (8/4/2020) pagi ini, bisa merasakan kembali suasana Ibu Kota Provinsi Hubei, China Daratan ini, setelah bulan dipaksa berdiam diri (lock down) di rumah.

Polisi kota, seperti dilansir surat kabar milik pemerintah Changjiang Daily, sejak Rabu (8/4) dinihari, warga begitu bersemangat.

Koran milik pemerintah provinsi Hubei ini melaporkan, tingkat lalu lintas di kota 11 juta telah mencapai sekitar setengah dari tingkat pada bulan Desember 2019, atau sebelum wabah itu diidentifikasi.

Dengan pencabutan status LOCK DOWN ini, sebanyak 75 pos pemeriksaan di pinggiran kota dibongkar. Tiga pekan lalu, 130 rumah sakit darurat juga sudah dibongkar. Peralatan kesehatan seperti ventilator, sudah dikirim kembali ke rumah sakit di 30 provinsi lain, termasuk ke Beijing.

Foto satelit menunjukkan Kota Wuhan pada 9 Februari 2020. Tingkat sulfur dioksida (SO2) di Kota Wuhan pada hari itu sangat tinggi, berada di angka 1.350 ug/m3, sementara menurut WHO di konsentrasi SO2 tidak boleh melebihi 500 ug/m3
Foto satelit menunjukkan Kota Wuhan pada 9 Februari 2020. Tingkat sulfur dioksida (SO2) di Kota Wuhan pada hari itu sangat tinggi, berada di angka 1.350 ug/m3, sementara menurut WHO di konsentrasi SO2 tidak boleh melebihi 500 ug/m3 (WINDY.COM VIA DAILYMAIL)

South China Morning Post, Rabu (8/4) pagi ini melansir, meski kebijakan karantina total dicabut, namun aktivitas luar rumah masih dibatasi.

Warga yang ingin pergi ke luar harus mengunduh kode QR atau mendapatkan izin khusus untuk membuktikan bahwa mereka sehat.

Jam malam diberlakukan ketat. Diawasi militer dan polisi sipil, aktivitas hanya dimulai jam 9 pagi hingga pukul 18.00 sore hari.
Saat matahari tergelincir, aparat kembali menjaga ruas jalan utama dari dan keluar Wuhan, bandara, terminal kereta, dan pelabuhan ferry sungai.

.

 

Aktivitas yang mengumpulkan lebih 10 orang masih dilarang.

Pemakaian masker tetap wajib. Jarak kursi dan meja di restoran, sekolah, juga masih diperlebar.

Model Physical distancing atau pembatasan sosial berskala terbatas ala Indonesia, masih diberlakukan hingga dua bulan kedepan.

Oleh WHO, lembaga kesehatan dunia, Wuhan diidentifikasi sebagai wilayah pemicu awal (epidemi) corona virus disease (COVID-19) yang mulai teridentifikasi dari pasar hewan liar akhir Desember 2019 lalu.

Sejak 23 Januari 2020 lalu, otoritas kesehatan dan militer dari Beijing, ibu kota China, memberlakukan karantina total.
Warga keluar kedapatan sengata keluar rumah didenda.

Sebagai kompensasi sekitar 4 juta rumah mendapat jatah sembako dari pemerintah lokal, provinsi, dan otoritas nasional.

Dipimpin jenderal militer dari Beijing, Wuhan menghentikan operasi transportasi publik termasuk penerbangan, menutup pasar, dan mengunci 75 akses ruas jalan dalam kota.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved