HUMAN INTEREST
KISAH Pedagang Kelinci di Batam Nyambi Jualan Masker saat Corona Mewabah Untuk Hidupi Keluarga
Akibat hantaman corona yang mengakibatkan jualan kelincinya kurang diminati, Hafiz memilih beralih jualan masker sambil tetap menjajakan kelincinya.
Penulis: Beres Lumbantobing |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Selalu ada jalan jika kita mau berusaha. Hal itulah agaknya yang diyakini oleh Muhammad Hafiz.
Pria yang sehari-hari jualan kelinci tersebut mulai merasakan dampak mewabahnya covid-19 belakangan ini.
Akibat hantaman corona yang mengakibatkan jualan kelincinya kurang diminati, Hafiz kini memilih untuk beralih jualan masker sambil tetap menjajakan kelinci.
“Manfaatkan momen dan peluang, ditengah kondisi ekonomi sekarang kian menyulit. Semua saya dagangkan agar dapat membayar cicilan kredit dan biaya makan anak, istri,” katanya.
Awalnya, Hafiz seorang pedagang hewan kelinci yang setiap harinya menjual kelinci di Jalan Diponegoro, Sagulung, Kota Batam.
• Masih ada Warga Batam Tak Gunakan Masker di Luar Rumah, Sedang Dicuci Hingga Tak Takut Corona
Namun ditengah pendemi, dagangannya kian hari tanpa pengunjung.
Bahkan dalam sepekan kadang tak ada kelinci yang laku terjual.
“Memang benar susah sekarang ini bang, sudah 5 tahun saya jualan kelinci namun sekarang ini lah masa paling sulit. Tak satu orang pun yang beli kelinci, sementara perawatan dan makannya harus terus ditanggung,” ujar Hafiz dengan wajah lesu.
Di dalam mobil yang dia bawa, jenis kelinci yang dia tawarkan cukup banyak, ada fuzzi, anggora, american dan beberapa jenis kelinci lainnya.
Tapi tak satupun kelinci yang laku, sementara kebutuhan di rumahnya terus bertambah.
“Anak 3, kredit motor, tambah cicilan rumah belum lagi biaya kebutuhan. Bisa stress saya kalau gak ada pemasukan begini,” kata Hafis.
Ironisnya, kata dia belum lama ini ia harus menjual mobil pribadi untuk dapat membayar semua kebutuhan keluarga.
Sembari menyusun masker dagangannya yang berada di Jalan Diponegoro, Sagulung, Kamis (9/4/2020) itu, Hafis mengatakan inilah yang dapat menopang pendapatan kondisi ekonomi keluarganya.
“Bingung-bingung dagangan kelinci tak laku, saya pun berpikir warga sekarang lagi butuh masker. Saya putuskan sambil jualan masker, di samping jualan kelinci saya juga jualan masker,” katanya.
Manfaatkan peluang dan momen itulah yang cocok menggambarkan sikap Hafis di tengah pendemi.
Alhasil sejak berjualan masker di tepian jalan, Hafiz berhasil meraup keuntungan hingga jutaan rupiah dalam sehari.
Kepada TRIBUNBATAM.id, Hafiz bercerita bahwa awal mula berjualan masker sejak satu bulan lalu ia mampu membayar cicilan kredit motor dan rumah serta mendapatkan keuntungan yang lebih banyak jika dibanding dengan hasil penjualan kelinci.
“Gak banyak-banyak tapi lumayan lah,” ucapnya.
Sejak satu bulan lalu jualan masker dapat dapat lah nambah penghasilan tambahan di samping jualan kelinci.
“Jualan kelinci masih jalan, ada itu di samping,” ucapnya sembari menunjuk mobil yang membawa hewan kelinci tidak jauh dari dagangan maskernya.
“Jadi sembari jualan kelinci, saya juga jualan masker, hehe,” lanjutnya sembari tersenyum.
Sembari melanjutkan cerita, Hafis terus memajang dagangan maskernya.
Ia memilah harga jenis masker yang dijual.
Pantauan Tribun dagangan maskernya cukup ramai dikunjungi pembeli.
Tak sedikit warga yang membeli masker 3 hingga 10 Pcs. Mereka sili berganti berdatangan.
Hal itu pula lah yang menambah keuntungan Hafis.
“Alhamdullilah sepekan penjualan lumaya banyak, apalagi 2 hari terakhir bisa tembus jutaan rupiah,” kata Hafis.
Bukan tanpa alasan, di tengah pendemi covid-19 warga banyak yang berburu masker.
Apalagi, masker kian hari pun makin sulit di dapat.
Ditambah lagi pemerintah kota Batam menerapkan setiap warga wajib masker sebagai bentuk upaya pencegahan penularan Covid-19 membuat beberapa pedagang masker makin laris.
Pedagang masker Muhamad Hafiz itu menyebutkan terjadi lonjakan peningkatan pembelian masker.
“Iya, lumayan ramai bang. Sejak kemarin, saat ini penjualan masker bisa tembus hingga 350 Pcs per hari. Dengan adanya peningkatan penjualan ini, untung yang kita dapat pun lumayan lah," katanya.
Bahkan untuk harga masker, kata Hafis masih relatif murah.
“Harganya variatif, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000,” ucapnya.
Dia tergantung jenis maskernya, kan ada yang bahannya dari katun, terus ada satu lapis dan ada yang dua lapis.
“Kalau yang satu lapis dan kain katun bisa Rp 15.000 dan yang satu lapis Rp 10.000,” katanya.
Jika dibanding sebelumnya, Hafis menyebutkan penjualan masker tidak sebanyak beberapa hari terakhir ini.
“Kalau sebelumnya itu sehari terjual bisa 50 hingga 100 Pcs. Dan harganya pun masih murah, kisaran Rp 5.000 hingga Rp 8.000,” sebutnya.
Dengan adanya peningkatan penjualan ini, Hafiz mendapatkan keuntungan hingga di atas Rp 1 juta dalam sehari.
“Alhamdullilah bisa bayar cicilan kredit motor dan biaya kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Bahkan dagangan masker Hafiz sudah dipesan oleh beberapa warga hingga perusahaan.
“Ini namanya Covid-19 keberuntungan,” jelasnya. (Tribunbatam.id/Beres Lumbantobing)