TRIBUN WIKI

8 Tokoh Jenius Dunia Ini Berhasil Ciptakan Karya dan Penemuan Hebat saat Wabah Penyakit

Sejumlah tokoh jenius berhasil menghasilkan karya dan temuan saat isolasi diri di tengah wabah penyakit.

Encyclopedia Britannica
Isaac Newton, penemu hukum gravitasi 

TRIBUNBATAM.id - Di tengah pandemi Covid-19, masa isolasi diri bisa jadi sangat membosankan.

Berdiam diri di rumah tanpa melakukan aktivitas normal membuat rasa bosan sering kali melanda.

Kondisi ini bukan kali pertama terjadi.

Sejak zaman dahulu, wabah penyakit menjadi masalah yang muncul seiring dengan peradaban manusia.

Saat wabah melanda, orang-orang akan diisolasi untuk memutus penyebaran wabah semakin luas.

Alih-alih merasa bosan, isolasi di tengah wabah bisa menjadi saat yang tepat untuk menghasilkan karya.

Produktivitas tersebut tidak hanya berguna untuk mengatasi rasa bosan, namun juga menghasilkan hal-hal yang bermanfaat.

Melansir Warta Kota Wiki, sejumlah tokoh jenius berikut justru menghasilkan karya dan temuan spektakuler saat isolasi diri di tengah wabah :

1. Isaac Newton

Salah satu klaim paling banyak di internet saat ini adalah Sir Isaac Newton berada dalam isolasi ketika menemukan teori terkenalnya tentang gravitasi. 

Pada 1665, ketika Newton menjadi mahasiswa di Cambridge, London, Inggris, terjadi epidemi besar wabah pes.

Newton ke Woolsthorpe Manor, satu jam perjalanan, dan menghabiskan waktu 18 bulan di sana.

Lantas, dia melakukan beberapa penelitian serius.

Teorinya tentang gravitasi baru temuan permulaannya saja. Dia juga menulis beberapa makalaha tentang kalkulus.

Namun, ada yang meragukan apakah pencerahan gravitasinya dipicu oleh sebutir apel yang jatuh di kepalanya?

Kisah sebutir apel itu kerap dianggap sebagai salah satu momen terkenal dalam sejarah yang tidak benar-benar terjadi.

2. William Shakespeare

William Shakespeare mengalami banyak periode wabah penyakit selama hidupnya.

Tidak ada bukti bahwa lelaki itu pernah mengalami masa karantina.

Tetapi sepanjang masa-masa paling produktifnya, Kota London, Inggris, ditutup karena wabah penyakit pes.

Bahkan teater, menurut Guardian, ditutup secara massal selama dekade paling produktif Shakespeare sebagai penulis drama tahun 1603-1613.

Shakespeare menulis beberapa puisi, termasuk Venus and Adonis, selama penutupan teater.

Penampilan pertama King Lear, pada akhir 1606, tentu saja terjadi setelah wabah London pada musim panas itu berlalu.

3. Victor Hugo (1802-1885)

Pernah mendengar tentang Les Misérables?

 Buku tebal itu karya penulis Perancis Victor Hugo.

Pada tahun 1851, Hugo sangat kecewa dengan keadaan di Perancis.

Dia adalah kritikus vokal Napoleon III dan mengasingkan diri untuk menghindari hukuman.

Pengasingannya membawanya dari Belgia ke pulau Jersey di Selat Inggris hingga ke Pulau Guernsey di dekatnya.

Secara keseluruhan, dia menghabiskan hampir 20 tahun dari negara asalnya dan membuat banyak tulisan.

Selain tiga buku puisi, dia membuat sebagian besar Les Misérables yang sudah dimulainya bertahun-tahun sebelumnya.

Tetapi selama pengasingannya, dia menggarapnya hingga selesai.

Sementara jauh dan kecewa dengan Perancis, dia menulis salah satu karya sastra Perancis.

5. Frida Kahlo

Seniman Meksiko terkenal ini berulang-ulang mengalami kemalangan serius.

 Pada usia enam tahun, dia mengalami polio yang harus istirahat panjang di rumah.

Sekitar 12 tahun kemudian, Kahlo yang mahasiswa, mengalami kecelakaan. Bus yang ditumpanginya bertabrakan dengan trem.

Dia menderita cedera serius akibat kecelakaan itu, termasuk tulang belakang dan tulang panggul retak.

Setelah dirawat di rumah sakit, di hanya berbaring saja di tempat tidurnya.

Tetapi para sejarawan berspekulasi bahwa masa penyembuhan inilah yang sepenuhnya memperkuat kecintaannya pada seni (bahkan sampai belajar ilmu kedokteran).

Dia melukis potret diri pertamanya saat dalam pemulihan.

Menurut biography.com, dia menggunakan cermin di atas tempat tidurnya untuk referensi saat melukis wajahnya.

6. Edvard Munch

Karya lukisan The Scream merupakan buatan Edvard Munch.

Edvard Munch pernah mengalami masa wabah influenza pada tahun 1918.

Tetapi, The Scream bukan produk wabah influenza. The Scream dilukisnya pada tahun 1893.

Munch memang melukis karya berjudul Self Portrait with the Spanish flu saat dirinya sakit-sakitan.

Tidak seperti kebanyakan orang, Munch tidak meninggal dunia gara-gara flu.

Dia bisa bertahan hidup hingga 25 tahun kemudian setelah wajah Flu Spanyol dan terus menghasilkan karya seni.

6. Simone de Beauvoir

Suara feminisme Perancis abad ke-20 ini kehilangan pekerjaan mengajarnya selama pendudukan Nazi di Paris, Perancis.

De Beauvoir membantu Perlawanan Perancis di dalam kota dan menghasilkan beberapa karya sastra.

Mungkin yang paling menonjol dan relevan adalah satu-satunya permainannya, Les Bouches inutiles (suara yang tidak berguna).

Ditulis pada tahun 1945, permainan ini berlangsung selama pengepungan abad ke-14 tetapi jelas terinspirasi oleh rezim Nazi.

Judulnya mengacu pada cara orang yang bertanggung jawab menulis sebagai 'tidak berguna.'

Atau bahkan mengorbankan, orang-orang terpinggirkan, seperti orang tua, wanita, dan anak-anak, selama masa pengepungan untuk menyelamatkan kehidupan pria muda yang sehat.

7. Salvator Rosa

Lukisan 1656 "Human Frailty," tidak terlalu halus.

Lukisan ini adalah karya Salvator Rosa.

Dia baru saja kehilangan anaknya dalam wabah 1656 yang melanda Napoli.

Dua saudara Rosa juga meninggal dalam wabah (dimulai oleh patogen yang sama dengan Wabah Hitam).

Salvator Rosa menghasilkan lukisan suram ini, bayi yang baru lahir (perwakilan putranya) menandatangani hidupnya ke Kematian bersayap.

Tidak pasti apakah dia benar-benar dalam karantina, tetapi dia jelas berada di tengah-tengah wabah yang menghancurkan.

8. Giovanni Boccaccio

Giovanni Boccaccio layak mendapatkan pengakuan karena menghasilkan karya selama Wabah — The Black Death.

Wabah itu menghancurkan dan melanda rumah Boccaccio di Florence pada tahun 1348 yang membunuh ayah dan ibu tirinya.

Sumber-sumber menyebutkan beragam versi, apakah dia sendiri meninggalkan kota untuk mengisolasi.

Pada tahun-tahun setelah wabah dia menghasilkan karya paling terkenal, novel berjudul The Decameron, tentang 10 orang muda melarikan diri saat wabah di Florence 1348.

Boccaccio bahkan membagi novel dengan mencatat setiap hari tentang karakternya selama karantina. (TRIBUNBATAM.id/WIDI WAHYUNINGTYAS)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved