TRIBUN WIKI
Pernah Jadi Pembuat Amplop, Simak Jejak Karier Mantan Walikota Tanjungpinang Suryatati A Manan
Suryatati A Manan merupakan mantan Walikota sekaligus Walikota pertama di Tanjungpinang. Selasa 14 April, dia genap berusia 67 tahun
TRIBUNBATAM.id - Sosok Suryatati A Manan mungkin tidak asing lagi bagi masyarakat Kota Tanjungpinang.
Perempuan yang genap berusia 67 tahun pada Selasa 14 April 2020 ini merupakan mantan Walikota Tanjungpinang.
Tatik, sapaan akrabnya, terpilih sebagai Walikota pertama melalui pemilihan oleh DPRD Kota Tanjungpinang pada 2002.
Lima tahun berselang, dia kembali terpilih untuk menempati jabatan yang sama.
Baru pada periode berikutnya, dia resmi digantikan oleh Lis Darmasnyah pada tahun 2013.
Selasa, 14 April, Tatik genap berusia 67 tahun.
Biografi
Suryatati A Manan lahir di Tanjungpinang, 14 April 1953.
Dia merupakan seorang birokrat lulusan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta.
Tatik mengawali kariernya di Setda Provinsi Riau sejak tahun 1979 hingga 1983.
Saat itu, Provinsi Kepulauan Riau belum dibentuk.
Adapun kota Tanjungpinang sendiri masuk dalam wilayah administratif Provinsi Riau.
Awal-awal menjadi PNS, Tatik pernah bekerja sebagai pembuat amplop surat.
Tahun 1985, dia menjabat sebagai Kabag Perekonomian Provinsi Riau hingga tahun 1993.
Tak hanya berkecimpung di Pemerintahan Provinsi, Tatik juga pernah mencicipi jabatan sebagai camat di Tanjungpinang Barat.
Jabatan ini diembannya selama 2 tahun, yakni dari tahun 1993 hingga 1995.
Di tahun yang sama, ia menjabat sebagai Kepala Dispenda Kepulauan Riau hingga tahun 1996.
Puncak karier pemerintahannya dicapai saat dirinya menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Administratif Tanjungpinang.
Dia menjabat sebagai Walikota sejak 1996 hingga 2001.
Saat itu, Kota Tanjungpinang masih berada dalam wilayah Provinsi Riau.
Satu tahun kemudian, Provinsi Kepulauan Riau resmi dibentuk dengan Tanjungpinang sebagai ibukotanya.
Dia kemudian dipilih oleh DPRD untuk menjabat sebagai Walikota terhitung mulai tahun 2002.
Lima tahun berselang atau pada 2007, dia kembali diberi kepercayaan untuk menduduki kursi nomor satu di Kota Tanjungpinang.
Selama memimpin kota Tanjungpinang, Tatik gemar menggunakan puisi guna menyampaikan maksudnya kepada rakyat.
Dia mulai akrab dengan puisi sejak tahun 1993 saat usianya 40 tahun.
Tatik bukan hanya sibuk dalam pemerintahan, namun juga aktif dalam berkarya.
Dia beberapa kali menerbitkan buku kumpulan puisi yang cukup populer.
Buku Melayukah Aku, Perempuan Melayu yang tak pernah layu, hingga Bual Kedai Kopi, merupakan sedikit dari banyak karyanya yang kental dengan sastra khas Melayu.
Sebelum aktif menulis buku puisi, Tatik pernah diundang untuk membacakan dua buah puisi karya Tusiran Suseno dan Syarifuddin.
Kedua puisi tersebut dibacakannya pada 4 November 2006 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Selama memimpin Kota Tanjungpinang, Tatik telah membawa kota ini meraih banyak penghargaan.
Salah satunya yakni penghargaan Adipura yang berhasil diraih sejak awal kepemimpinannya.
Tak hanya penghargaan bagi Kota Tanjungpinang, Tatik juga beberapa kali memperoleh penghargaan.
Beberapa diantaranya yakni Penghargaan Satyalencana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden RI Tahun 2004, Piagam penghargaan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Tahun 2004, dan masih banyak lagi.
Karya
- Melayukah Aku : Kumpulan Puisi (2006)
- Melayukah Aku : Antalogi Puisi (2007)
- Revitalisasi Sastra Melayu (2009)
- Perempuan dalam Makna : Pantun dan Puisi (2009)
- Bual Kedai Kopi (2010)
- Perempuan Melayu yang Tak Pernah Layu (2010)
Penghargaan
- Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya 20 tahun (2004)
- Piagam penghargaan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun (2004)
- Penghargaan sebagai 60 tokoh terpopuler di Propinsi Riau dari Media Elemen Sa’riah Batam tahun (2005)
- Penghargaan atas kepedulian dan jasa yang besar dalam pengembangan karang taruna dari Menteri Sosial RI (2006)
- Anugerah Baiduri di Pekanbaru (2012)
(TRIBUNBATAM.id/Widi Wahyuning Tyas)