Di Negara Ini Semua Kompetisi Olahraga Masih Berlangsung, Atlet yang Menolak Malah Kena Denda
Orlando Canales, juru bicara La Liga Primera, mengutarakan bahwa mereka belum melihat alasan untuk memberhentikan kompetisi
TRIBUNBATAM.id, MANAGUA - Satu-satunya negara yang masih menggelar kegiatan olahraga dan kegiatan hari-hari seperti biasa saat ini adalah Nikaragua.
Di Nikaragua, semua kegiatan olahraga profesional, pusat perbelanjaan dan event-event wisata masih berlangsung seperti biasa, kontras dengan situasi di hampir seluruh dunia saat ini.
Dikutip dari Kompas.com, melansir laporan New York Times, kompetisi olahraga profesional di Nikaragua masih terus bergulir.
• UPDATE Lelang Jersey Bertanda Tangan Cristiano Ronaldo Ditawar Pengusaha Taiwan Rp 40 Juta
• Kumpulan Ucapan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan 1441 H, Bagus Dibagikan di WhatsApp
• Fokus Ibadah Puasa Ramadan, Khabib Nurmagomedov Minta Pertarungan UFC Kembali Digelar September
Kompetisi di Nikaragua ibarat tak terpengaruh wabah Covid-19 yang tengah menyerang dunia.
Sejumlah event juga terus berjalan adalah turnamen tinju nasional, marathon, dan liga bisbol semi profesional negara tersebut.
Kompetisi sepakbola domestik mereka, La Liga Primera, pun berjalan dan merupakan satu-satunya liga sepakbola profesional yang bergulir di Belahan Barat bumi ini.
"Sungguh tak terpikirkan," tutur Dennis Martinez, seorang atlet bisbol terkemuka di negara Amerika Tengah tersebut.
"Sebagai warga Nikaragua, saya sangat takut dengan segala hal di sini. Saya melihatnya dari perspektif kemanusiaan."
"Sungguh menyakitkan bahwa kami tak bisa bereaksi ke kenyataan," katanya.
Kompetisi olahraga tetap berjalan seperti denyut nadi ekonomi di negara berpenduduk enam juta penduduk itu.
Tak hanya event olahraga, pemerintah Nikaragua pun tetap mendorong warganya untuk mengunjungi pusat hiburan dan festival-festival turisme negara tersebut.
"Kami punya enam pusat turis yang ditangani oleh Intur, keluarga-keluarga bisa masuk bebas biaya untuk menghabiskan hari, berendam, atau beristirahat sejenak," tutur Nitzia Castro, perwakilan dari Intur (Institut Turisme Nikaragua), seperti dikutip dari El 19 Digital.
Sejauh ini, Nikaragua menjadi satu-satunya negara Amerika Tengah yang tak mengumumkan status gawat darurat.
Tak hanya itu, Wakil Presiden Rosario Murillo yang sekaligus istri dari Presiden Daniel Ortega telah mencanangkan parade massal di seantero negeri untuk memperingati "Cinta di Masa Covid-19".
Otoritas Nikaragua mengutarakan kalau tindakan cepat mereka dalam melakukan contact tracing, mengikuti alur transmisi pasien positif corona, berhasil meredam angka penyebaran Covid-19.
Hingga Rabu (15/4/2020) sore WIB, Pusat Sistem Sains dan Teknis Universitas Johns Hopkins mencatat hanya ada 9 kasus terkonfirmasi Covid-19 dan satu angka kematian di Nikaragua.
Kesemuanya merupakan kasus import dengan pemerintah mengatakan tidak ditemukan adanya bukti transmisi lokal.
Sebagai perbandingan, dua negara tetangga Nikaragua, Kosta Rika dan Honduras, memiliki 30.000 lebih kasus Covid-19 dengan 30 kematian.
Hal ini membuat Presiden Nayib Bukele dari El Salvador mempertanyakan angka-angka Nikaragua tersebut.
"Ada beberapa negara yang menangani kasus ini dengan baik. Namun, ada juga yang menunjukkan angka-angka lebih kecil hanya karena mereka tak melakukan pengetesan dengan baik, seperti Nikaragua," tutur Bukele seperti dikutip dari La Prensa.
Namun, Camilo Velasquez, seorang jurnalis sepak bola Nikaragua, mengutarakan ada movitasi lain dari keteguhan hati Pemerintah Nikaragua menjalankan kompetisi olahraga di tengah pandemi virus corona.
"Olahraga itu seperti memberikan roti dan sirkus kepada rakyat," tutur Velasquez.
"Pemerintah takut bahwa situasi Covid-19 menciptakan situasi sempurna bagi oposisi untuk menciptakan mogok massal atau krisis nasional."
Orlando Canales, juru bicara La Liga Primera, mengutarakan bahwa mereka belum melihat alasan untuk memberhentikan kompetisi.
Apalagi, liga lokal yang ditayangkan di televisi dan secara online tersebut menunjukkan peningkatan audiens setelah publik tak boleh menghadiri laga-laga secara langsung di stadion.
Para pemain yang teguh tak ingin bermain karena khawatir soal Covid-19 pun mendapat denda.
Atlet bisbol bernama Robin Zeledon dari tim Brumas di Jinotega mogok merumput pada akhir Maret karena khawatir terpapar virus corona dan menyebarkannya ke keluarga.
Alih-alih memberi dukungan, tim memberinya skorsing satu tahun dan berhenti membayar gaji bulanannya yang berada di angka 200 dolar AS (3,1 juta rupiah) per bulan.
Sementara, tim sepak bola Cacique Diriangen FC menemukan solusi unik untuk tetap merumput walau mereka khawatir terhadap Covid-19.
Para pemain tetap bertanding seperti biasa dengan memakai masker dan sarung tangan.
Tak lupa starter tim melakukan physical distancing saat foto tim. Hal ini sontak membuat mereka jadi viral.
"Saya tak tahu kenapa mereka belum berhenti bermain," tutur Sebastian Barquero, striker tim asal Kosta Rika yang telah mendapat izin untuk kembali ke rumahnya.
"Sepak bola telah berhenti di seluruh dunia, tetapi tidak di Nikaragua," lanjutnya.
Kondisi ini juga diperparah oleh Presiden Daniel Ortega yang telah menghilang dari muka publik selama 34 hari terhitung 15 April 2020.
Absensi Ortega di tengah wabah Covid-19 menimbulkan beberapa spekulasi soal kesehatan sang presiden.
La Prensa mengutarakan bahwa absensi ini bisa menjadi krisis kepemimpinan apabila presiden yang telah menjabat sejak 2007 tersebut benar mengalami masalah kesehatan.
Media Nikaragua itu pun telah membuat beberapa skenario suksesi kepemimpinan.
\\
\\
\\