TRIBUN WIKI

Mengenal Jenis dan Filosofi Ulos, Kain Khas Batak

Ulos merupakan kain khas Batak. Ulos bermakna selimut yang menghangatkan tubuh dan melindunginya dari terpaan udara dingin.

Kompas Travel
Pengrajin tengah menenun kain ulos khas Batak 

TRIBUNBATAM.id - Salah satu kain tradisional Indonesia adalah kain ulos.

Ulos merupakan kain khas Batak.

Secara harfiah, kata ulos berarti ‘selimut’.

Ulos bermakna selimut yang menghangatkan tubuh dan melindunginya dari terpaan udara dingin.

Kain ini mempunyai warna khas merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak menjadi perlambang warna kesukaan masyarakat Batak.

Melansir Tribunnews Wiki, bagi nenek moyang masyarakat Batak, ada 3 sumber kehangatan di dunia yaitu matahari, api dan ulos.

Dari ketiga sumber kehangatan tersebut ulos dianggap paling nyaman dan akrab dengan kehidupan sehari-hari.

Kain ulos di awal mulanya dikenakan dalam bentuk selendang atau sarung saja.

Kain ini sering digunakan saat acara resmi atau upacara adat Batak.

Namun, sekarang banyak ditemui dalam bentuk produk souvenir, sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden.

Pada awal kemunculannya, Ulos tidak langsung menjadi sakral seperti sekarang.

Butuh proses yang sangat panjang untuk menjadikan kain ini sebagai tenun yang istimewa.

Setelah ratusan tahun berlalu, sesuai dengan hukum alam yang berlaku, Ulos menjadi ciri khas dan budaya yang ada dalam Suku Batak.

Ulos ini kemudian memiliki arti penting tersendiri yang sering dipakai oleh tetua dalam berbagai pertemuan adat, serta acara resmi.

Kain ulos sering dijadikan hadiah, tanda sayang untuk diberikan pada orang terkasih.

Berikut Ini Jenis-jenis Ulos:

1. ULOS RAGIDUP

Menurut adat Batak, ulos inilah yang mempunyai derajat paling tinggi diantara ulos lainnya.

Ulos Ragidup menjadi Simbol Kehidupan, dan cerminan hidup ini menjadi harapan untuk masyarakat Batak untuk hidup dalam waktu yang panjang atau lebih panjang umurnya daripada orang yang lebih tua sebelumnya.

Sehingga orang Batak berpendapat, tindakan bunuh diri tindakan paling bodoh dan perlu dihindarkan dalam kondisi apapun.

Hal inilah yang mengilhami orang Batak untuk berprinsip biar miskin yang mendera sepanjang perjalanan hidup, namun tetap harus berjuang demi hidup.

2. ULOS RAGIDUP SILINGGOM

Perbedaan ulos ini dengan Ragidup biasa adalah bagian “ badan “.

Ulos ini memiliki penampakan bada lebih linggom atau  gelap.

Ulosi ini palin tepat diberikan ke anak yang punya pangkat dan punya kuasa.

Hal ini bermaksud agar kita bisa marlinggom alias berlindung di bawah kebijaksanaannya.

3. ULOS BINTANG MAROTUR / ULOS MARATUR

Beginilah leluhur menyebut ulos ini, “On ma ulos ni Siboru Habonaran, Siboru Deak Parujar, mula ni panggantion dohot parsorhaon, pargantang pamonori, na so boi lobi na so boi hurang".

Artinya adalah kebijaksanaan.

Ulos ini juga disebut sebagai siatur maranak, siatur marboru, siatur hagabeon, siatur hamoraon.

4. ULOS GODANG / ULOS SADUM ANGKOLA

Ulos godang juga disebut dengan Sadum atau Sadum Angkola.

Ulos ini dapat dikatakan mempunyai corak paling bagus dan indah warnanya di antara semua ulos.

Sehingga ulos ini sangat Mahal.

Lebar Ulos ini juga cukup lebar diantara Ulos batak lainnya.

Secara Tingkatan Derajat Ulos Sadum/Ulos Godang masih dibawah Ulos RAGIDUP, tapi kharga ulos ini jauh lebih mahal dari Ulos Ragidup.

Ulos godang biasanya diberikan kepada anak kesayangan kita, yang membawa sukacita dalam keluarga.

5. ULOS RAGI HOTANG / ULOS RAGI HOTANG (Hotang = Rotan).

Ulos ini kebanyakan diuloshon/dipakaikan/digunakan dalam pesta adat saat ini.

Kain ulos ini terklihat anggun saat diuloshon / dipakaikan, terlebih kalau jenisnya dari motif yang paling bagus.

“POTIR SI NAGOK” menjadi Julukan Ulos Ragihotang yang paling terbaik dan terindah.

Ulos ini termasuk Berkelas Tinggi dan Mahal.

6. ULOS SITOLU TUHO (Ulos tiga cabang, Tuho = cabang pohon)

Keistimewaan dari ulos ini terlihat dalam motif gorganya terdapat TOLU (tiga) TUHO (Cabang/Bidang Arsiran).

Ulos ini menggambarkan Simbol kekeraban Orang Batak yaitu Dalihan Na Tolu (di Ulos sering ditulis “ Paratur ni Parhundulon “ ).

7. ULOS BOLEAN (Bolean = membelai-belai)

Ulos ini diberikan kepada anak yang kehilangan orangtua nya.

Membelai-belai, dimaksudkan untuk menghilangkan rasa sedih (Mangapuli) agar hati anak yang sudah kehilangan Orang Tua tabah menghadapinya.

8. ULOS SIBOLANG (Ulos karena Jasa)

Ulos Sibolang disebut juga sibulang yang diberikan untuk memberikan rasa hormat karena jasanya.

Misalkan, Seorang Ulubalang yang mengalahkan musuh, atau yang bisa membinasakan binatang pemangsa yang mengganggu ketentraman Manusia.

Ulos sibolang juga sering dipakai untuk menghadiri upacara kematian dan biasanya dililitkan di Kepala yang sudah Janda (Namabalu) saat kondisi suami meninggal.

9. ULOS MANGIRING

Ulos ini sering didiberikan untuk ulos parompa untuk menggendongan anak.

Hal ini dilakukan dengan harapan anak yang akan memakai parompa ini akan terus dalam iringan orang tuanya.

Jika zaman dulu katanya ulos ini sering dihadiahkan kepada dua kekasih ataupun pasangan muda.

Kepada pasangan pengantin, ulos ini diberikan sembari mengucapkan sebait umpasa, “Giringgiring gostagosta, sai tibu ma hamu mangiringiring, huhut mangompa-ompa”.

Biasanya Ulos ini dipakaikan dengan cara dijadikan Selendang (Sitalihononton).

Filosofi Kain Ulos Batak

Dari segala jenis ulos, arti dan fungsi kain ini sejak dulu sampai sekarang tidak berubah.

Kecuali perbedaan variasi ulos yang disesuaikan dengan kondisi sosial budaya.

Waktu pemberian, siapa yang memberikan dan siapa yang menerima, jenis upacara, semua menentukan jenis ulos yang digunakan.

Tak hanya digunakan sebagai penghangat badan, tapi sering kali dianggap sebagai jimat yang diyakini mempunyai kekuatan magis sehingga bisa melindungi raga pemakainya dari roh jahat.

Warna kain ulos mempunyai juga mempunyai arti tersendiri.

- Warna putih pada ulos Batak melambangkan kesucian dan kejujuran.

- Warna merah melambangkan kepahlawanan dan keberanian.

- Warna kuning melambangkan kekayaan dan kesuburan.

- Warna hitam pada ulos Batak melambangkan duka (kesedihan).

Dari sudut pandang yang berbeda secara garis besar ada empat nilai yang dapat diambil dari kain ulos Batak, yaitu kearifan lokal, keyakinan, tata aturan serta kasih sayang.

- Penggunaan kapas sebagai bahan baku utama kain ulos sebenarnya bukan suatu kebetulan, tetapi merupakan proses panjang dari sebuah pencarian.

- Kain ulos selanjutnya berkembang menjadi falsafah hidup orang Batak dan menjadi bagian penting dari upacara-upacara adat yang dilakukan oleh orang Batak.

- Sebagai sumber tertib sosial, kain ulos mengandung tata aturan hidup bermasyarakat dan bagaimana menjaga keharmonisan dalam masyarakat.

- Kain ulos merupakan cara orang Batak mengungkapkan kasih sayangnya. Dengan memberikan ulos, maka berarti mereka telah melindungi orang yang dikasihinya.

Ulos yang diberikan sebagai tanda kasih sayang biasanya tidak boleh sembarang ulos.

Tidak hanya jenisnya saja yang perlu diperhatikan tapi juga kualitas bahan yang digunakan.

Ulos yang dipilih biasanya disebut ulos sinagok yang berarti ulos tenunan, motif dan warnanya sempurna.

Hanya penenun yang sudah berpengalaman saja yang dapat menghasilkan ulos berkualitas sinagok. (TRIBUNBATAM.ID/WIDI WAHYUNINGTYAS)

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved