VIRUS CORONA DI BATAM
Jumlah Warga Lebih Banyak Dibanding Bantuan, Ini Alasan Warga Sei Lekop Kurangi Jatah Paket Sembako
Setelah melakukan sosialisasi ada 28 dari 57 kepala keluarga yang ekonominya sedikit layak mau berbagi. Jumlah warga yang sangat memerlukan ada 87 KK.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Perangkat lingkungan di Kaveling Sei Lekop, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri terpaksa membagi paket sembako yang mereka mereka terima dari Pemko Batam pada gelombang pertama.
Ini terpaksa dilakukan karena jumlah warga yang benar-benar membutuhkan bantuan sembako tersebut tidak sebanding dengan paket sembako gelombang pertama yang mereka terima.
Ketua RW 13 Kaveling Sei Lekop, Sukirno mengatakan, untuk gelombang pertama, pihaknya hanya mendapat 57 paket sembako. Sementara, jumlah warga yang sangat memerlukan bantuan sebanyak 87 KK.
Sebelumnya sempat beredar kabar sembako yang diberikan pemerintah Kota Batam yakni lima kilogram beras, dua kilogram minyak goreng dan satu kilogram gula, dibagi dua.
Hal ini jelas menjadi sorotan, termasuk Wakil Wali kota Batam, Amsakar Achmad.
"Jadi awalnya kami mendata warga sesuai dengan yang diminta pemerintah Kota Batam, melalui Kecamatan dan Kelurahan. Setelah kami data, ternyata sembako yang diberikan pemerintah tidak cukup untuk semua warga," kata Sukirno, Selasa (21/4/2020).
Dia menjelaskan setelah mendapatkan sembako setiap RT hanya bisa dapat 50 paket. Ia mengatakan, jumlah masyarakat di RT 01/RW 13 lebih dari 100 Kepala Keluarga. Dari jumlah tersebut, warga yang betul betul membutuhkan bantuan sebanyak 87 KK.
Setelah bantuan mereka ambil dari kelurahan, perangkat RT dan sejumlah tokoh di lingkungan RT 01 dikumpulkan.
"Kami juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Setelah melakukan sosialisasi ada 28 kepala keluarga yang ekonominya sedikit layak mau berbagi. Nah atas dasar inilah kami mengambil kebijakan agar semua warga dapat," ungkapnya.
Dia menjelaskan dari 57 paket sembako, 29 paket dibagikan kepada warga secara penuh. Karena kondisinya sangat membutuhkan.
Saat pembagian mereka juga memberikan pemahaman kepada masyarakat yang menerima.
"Jadi sebetulnya tidak ada masalah. Ini pun kami lakukan karena kondisi masyarakat kami sangat membutuhkan," sebutnya.
• Jelang Puasa, Stok Barang Kebutuhan Pokok di Bintan Menipis, Hanya Tahan hingga 1 Bulan
• UPDATE Data Covid-19 Indonesia Selasa (21/4) Sore, Tambah 375, Total 7135, Sembuh 842, Meninggal 616
Dia mengatakan apa yang mereka lakukan hanya semata-mata untuk kepentingan masyarakat mereka.
"Yang tau kondisi masyarakat kami itu, kami perangkat RT/RW. Jadi kami berusaha bagaimana caranya agar masyarakat kami itu tidak kelaparan ditengah wabah Virus Corona yang terjadi saat ini,"kata Sukirno.
Lurah Sei Lekop, Lanaja, mengakui sempat geram dengan kebijakan tersebut. Tetapi setelah mengecek ke lapangan serta melihat langsung kondiai masyarakat di RT01/RW 13 dirinya merasa bersalah.
"Dari awal instruksi Wali kota sangat jelas sembako dibagikan lima kilogram beras, dua kilogram minyak goreng dan satu kilogram gula. Ini untuk gelombang pertama, dan akan ada gelombang kedua. Sementara data yang diberikan perangkat RT dan RW memang benar benar sangat membutuhkan," ucapnya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada perangkat RT 01/RW13, karena sangat peduli terhadap masyarakat.
"Hal ini kita patut ajungkan jempol. Mereka Rela bekerja keras memberikan pemahaman kepada masyarakat nya agar bisa dapat semua," tambahnya.
Dia mengatakan dirinya siap membela perangkat RT/RW yang membuat kebijakan demi masyarakat.
"Kita tidak bisa kaku, yang mengerti kondisi masayarakat adalah perangkat RT/RW," katanya.
Dia juga mengatakan selama untuk kebaikan masyarakat ditengah wabah Virus Corona saat ini. Dirinya siap selalu mendampingi seluruh perangkat RT/RW nya.
Jadi Perhatian Amsakar Achmad
Viral, unggahan warga yang mempertanyakan isian paket sembako gratis bagi warga covid-19 yang isinya hanya setengah dari yang semestinya diterima oleh warga.
Unggahan di media sosial itu kemudian beredar luas dan memunculkan pertanyaan kenapa isinya tak sesuai ketentuan.
Menanggapi hal itu, Wakil Walikota Batam, Amsakar Achamd mengakui pihaknya sudah menelusuri kasus tersebut.
"Saya juga membuat postingan di FB isinya bantuan sembako kok nyusut. Saya sudah mengingatkan betul kawan-kawan kita di tingkat bawah. Ketika itu saya tersentak. Siapa yang berkurang langsung kasih tahu ke saya. Masak sudah ada cara seperti ini kita sudah habis energi masih ada yang seperti itu," ujarnya dalam videoconfrence, Senin (20/4/2020).
Saat itu, ia langsung berkoordinasi dengan Disperindag Kota Batam dan melacak laporan tersebut bersama pihak kepolisian.
Ternyata pembagian tersebut adalah inisiatif RT dan RW bersama dengan warga setempat.
• Buku Mulai Dikemas, Perpustakaan BP Batam Bakal Tutup Sementara
• Corona di Singapura Melonjak 1.111 Dalam Sehari, Warga Malah Masih Langgar Physical Distancing
"Setelah dilacak malamnya saya dapat laporan disampaikan jam 7 pagi oleh Polsek. Ada kejadian seperti itu atas inisiatif dari warga. Satu RT itu misalnya hanya ada 25 paket sedangkan banyak lagi warga tak dapat. Merasa kasihan dengan warga tak dapat ini, maka dibagilah seperti itu, sehingga semua jadi dapat. Inisiatif karena warga sudah sepakat," katanya.
Amsakar menjelaskan, dalam inisiatif itu juga kalau ada putaran kedua nanti akan kembali lagi seperti itu.
Pemko Batam bersama Kapolresta Barelang sepakat, karena tidak ada unsur melakukan tindakan merugikan, maka dianggap persoalan tersebut sudah clear dan tidak sampai ke ranah hukum.
"Karena tak ada unsur macam-macam. Mereka hanya nggak enak ada warga yang tak dapat jadi sepakat dibagikan semua. Clear masalah ini. Saya berharap kedepan kalau ada berita sifatnya miring seperti ini, masyarakat langsung tanya RT RW setempat atau saya. Tak ada salahnya lakukan cross check," katanya.
Amsakar menambahkan dalam kejadian satu terpenting bahwa RT dan RW setempat tak ada niat sedikitpun melakukan penyelewangan sembako.
Mereka sudah bekerja mulai dari pendataan warga dan mendistribusikan.
Sebelumnya diberitakan Kapolresta Barelang, AKBP Purwadi Wahyu Anggoro menegaskan tak segan-segan mempenjarakan oknum yang berani menyelewengkan sembako yang akan dibagi Pemerintah Kota (Pemko) Batam.
Apalagi di tengah kondisi penyebaran corona virus disease (Covid-19).
• Viral, Tukang Becak Menangis Dijahar 3 Satpam Pakai Kayu, Dituduh Mencuri Ternyata Tidak Terbukti
• Larangan Mudik Berlaku Bagi Warga Jabodetabek, Daerah PSBB, dan Zona Merah, Batam Termasuk?
"Kita sudah punya hukum dan peraturan undang-undang yang jelas. Barang siapa yang menimbun atau menyelewengkan bantuan sosial saat kondisi darurat seperti saat ini, pidananya minimal lima tahun," ujar Purwadi saat berada di Panggung Utama, Dataran Engku Puteri, Batam Centre.
Diakuinya pihaknya akan melakukan pengawasan langsung penyaluran sembako kepada masyarakat.
Karena itu pihaknya bersama TNI akan ikut serta membantu Pemerintah Kota (Pemko) Batam dalam menyalurkan bansos kepada masyarakat.
Termasuk juga terkait dengan penyaluran bahan pokok kepada masyarakat yang tidak mampu ataupun juga yang terkena dampak langsung Covid-19.
Purwadi juga mengajak masyarakat untuk mematuhi imbaun dari pemerintah dengan melakukan langkah-langkah antisipasi penyebaran Covid-19.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak lagi melakukan kumpul-kumpul. Hal itu merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
"Kemarin juga sudah kami ingatkan, kalau dalam waktu 10 menit tidak bubar akan kami bawa ke kantor," jelasnya. (Tribunbatam.id/Ian Sitanggang/Roma Uly Sianturi)