VIRUS CORONA DI BATAM
Tukang Ojek Pangkalan Ucap Syukur, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam Bagikan Sembako
Semenjak wabah virus Corona, omzet tukang ojek pangkalan di Batam merosot hingga 80 persen. Mereka bersyukur dibantu oleh imigrasi lewat paket sembako
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kondisi perekonomian di Kota Batam, Provinsi Kepri ikut terdampak wabah virus Corona.
Warga yang bergantung pada pendapatan harian menjerit. Seperti cerita Ansari, pria 45 tahun yang berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan di wilayah Batam Centre.
Ansari mengatakan, sebelum Corona datang pendapatan dia masih bisa membawa antara Rp 100 hingga 150 ribu ke rumah setiap hari.
"Tapi saat ini paling kencang hanya Rp50 ribu, itu pun kalau ada. Terpaksa tahan tahan saja lah bang. Biasa mangkal, sekarang kalau ada orang manggil baru bawa ke tempat tujuan. Kadang dalam sehari, hanya lima kali tarik. Kalau rata-rata Rp10 ribu baru lima puluh ribu rupiah. Kalau sempat di bawah Rp 10 ribu, itu yang buat pening kepala," cerita ayah tiga anak ini, Rabu (22/4/2020).
Hal yang sama dialami rekan seprofesinya, Sonny. Ia mengatakan, pendapatan dia anjlok hingga 70-80 persen per hari.
"Sebelumnya dapatlah Rp 100-150 ribu gitu. Sekarang syukur kalau ada Rp50 ribu," tuturnya.
Mereka setidaknya bisa bernapas lega. Sejumlah tukang ojek pangkalan ini mendapat bantuan paket sembako oleh pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam.
Penyerahan paket sembako itu dilakukan oleh Kepala Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, Romi Yudianto.
"Kami sangat terbantu dengan adanya beras, mi instan, telur, kecap hingga minuman ringan. Terima kasih untuk imigrasi," ujar warga yang menerima.
Sementara itu, Romi berharap agar sembako tersebut bisa membantu masyarakat dan wartawan yang terkena dampak. Ia juga mengimbau, agar masyarakat dan jurnalis saat bekerja menjaga sosial distancing dan physical distancing.
"Juga anjuran pemerintah lainnya seperti #stayathome. Sembako ini memang tak seberapa, tapi harapan kami bisa lah membantu satu sama lain," katanya.
• VIDEO - Belanja ke Swalayan, Olla Ramlan Pakai Masker hingga Face Shield
• Ungkap Fakta Pembunuhan Pemilik Warung Kopi Tiam 88 di Tiban, Polisi Gelar 35 Adegan Rekonstruksi
Selain itu, imigrasi juga membagikan sembako itu kepada pegawai honorer di sana. Untuk saat ini, Romi mengatakan sebagian pelayanan di imigrasi Batam berjalan lancar. "Dan Alhamdulillah, semua sehat-sehat," katanya.
Dapat Rp 20 Ribu Saja Sudah Bersyukur
Pandemi virus Corona begitu berdampak pada pekerja yang bergantung dari pendapatan harian.
Tidak hanya pengemudi ojek online, ojek pangkalan ikut terkena imbas dari Covid-19 ini.
Kebijakan pemerintah untuk menerapkan social distancing bagi warganya, menambah berat perjuangan tukang ojek pangkalan untuk mengais Rupiah, hanya untuk bisa makan.
Hasan Siregar misalnya. Tukang ojek pangkalan yang tinggal di Baloi Kolam RT 03 nomor 16, Kecamatan Batam Kota, Kota Batam, Provinsi Kepri benar-benar bersyukur jika dalam satu hari setidaknya bisa mendapat dua orang penumpang yang menggunakan jasa ojeknya.
Hasan merupakan salah satu ojek pangkalan di depan Lucky Plaza, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam.
"Dua kali narik aja hanya dapat dua puluh ribu Rupiah, itulah yang di bawa ke rumah," kata Hasan pada TribunBatam.id, Kamis (16/4/2020).
Untuk makan keluarganya Hasan hanya bisa memberikan tahu dan tempe dicincang atau digoreng.
Urusan mengolah lauk pauk ini, sepenuhnya ia percayakan kepada istrinya. Yang di benaknya hanya satu. Bagaimana anak-anak bisa makan dalam satu hari itu.
Ia pernah mengalami kejadian tak mengenakkan. Itu terjadi ketika ada pembagian makanan gratis. Saat itu, Hasan ditolak dengan alasan bukan merupakan driver ojek online.
"Saya datang minta nasi untuk makan tidak dikasih. Katanya hanya untuk ojek online (ojol) saja. Memang ojol saja yang susah, kami lebih susah bang, beli handphone aja tak mampu," keluh Hasan.
Dibalik kesedihannya, Hasan bersyukur bahwa warung soto Medan di depan Lucky Plaza selalu memberikan makanan untuk para ojek pangkalan yang berjumlah enam orang. Hasan juga berharap sembako dari Pemerintah segera diberikan.
"Data-data saja bang, sembako tidak kunjung datang, tolonglah Pemerintah dan orang yang bagi- bagi jangan fokus sama ojol saja, kami ojek pangkalan lebih susah," harap Hasan.
Profesi yang di jalani sudah menjadi mata pencarian keluarga. "Cemana bang, saya coba ngemalar kerja tidak pernah di terima, jangankan saya anak saya yang baru lulus sebelum Covid-19, tak pernah di tes atau di panggil kerja, kalau ada tukang - tukang bangunan kami maulah, tapi kondisi sekarang mau gimana lagi bang," kata Hasan.(TribunBatam.id/Leo Halawa/Himi Heptana)