BP BATAM
RSBP Batam Butuh 101 APD Sehari
Direktur RSBP Batam, dr Sigit mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan penambahan berbagai fasilitas untuk menangani pasien Covid-19.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kota Batam menjadi daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi di Kepulauan Riau (Kepri).
Kasus Covid-19 di Kota Batam terus meningkat setiap harinya.
Hingga Rabu (15/4/20), jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah menjadi 17 orang.
Jumlah Pasien Dalam Pengawasan juga naik menjadi 83 orang dan jumhah Orang Dalam Pemantauan (ODP) tercatat mencapai 1.647 orang.
Bahkan, ada kategori baru, yaitu Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 459 orang.
Kasus Covid ini menyebar di tujuh kecamatan dari 12 kecamatan di Batam.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam Didi Kusmarjadi menyebutkan bahwa sejak dua minggu lalu, penyebaran virus di Kota Batam sudah terjadi transmisi lokal.
Itu artinya, potensi penularan dari orang ke orang di Kota Batam ini bisa semakin meluas jika warga masih tidak disiplin menerapkan physical distancing.
Hingga saat ini, harus diakui masih banyak warga yang maih menganggap enteng penyebaran virus ini meskipun mereka tahu tentang bahayanya.
Padahal, disiplin untuk tidak keluyuran jika tidak penting sangat penting untuk memutus rantai Covid-19, sekaligus menghentikan penderitaan warga yang menjerit akibat dampak virus ini.
Patroli gabungan sudah diinstruksikan oleh Wali Kota Batam ex-officio Kepala BP Batam, Muhammad Rudi.
"Giat ini untuk lebih memperketat pelaksanaan social distancing dan physical distancing (menjaga jarak) dalam rangka antisipasi penyebaran virus corona yang tengah mewabah," ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Badan Pengusahaan Batam, Dendi Gustinandar dalam rilis yang diberikan kepada media, Rabu (8/4/2020) pagi.
Khusus kasus Covid-19, pemerintah telah menetapkan dua rumah sakit rujukan pasien terpapar Covid-19 di Kota Batam, Provinsi Kepri.
Satu di antaranya Rumah Sakit Badan Pengusaha (RSBP) Sekupang, Batam.
Rumah sakit ini saat ini paling banyak menjadi rujukan pasien virus Corona.
Direktur Rumah Sakit Badan Pengusaha Batam (RSBP), dr. Sigit saat ditemui, Selasa (14/4/2020) mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan penambahan berbagai fasilitas untuk menangani pasien Covid-19.
“Kami sudah tambah ruang isolasi, tambah jumlah tim medis, begitu juga dengan alat fasilitas ruangan khusus Covid-19,” ujar Sigit
Mengenai kesiapan Alat Pelindung Diri (APD) Sigit menjelaskan bahwa RSBP Batam masih membutuhkan tambahan APD karena pasien terus bertambah.
“Kebutuhannya lumayan banyak, ya. Tiga kali shift jaga kali 8 orang yang bertugas sehingga kami menghabiskan 24 APD dalam sehari” ujar sigit saat diwawancarai beberapa waktu silam.
Penanggung jawab bantuan APD RSBP Batam, Bidan Okta Riza mengatakan saat ini sudah ada 11 Orang yang diisolasi di RSBP batam
"Iya sekarang yang diisolasi 11 orang," saat dihubungi TribunBatam.id, Kamis (16/4/2020).
Sementara, APD para petugas medis di garda terdepan semakin menipis.
Rumah Sakit BP Batam setiap harinya membutuhkan 101 paket APD.
Jika warga Batam tidak disiplin menghentikan penularan Covid-19 ini, maka tim medis dipastikan akan kelabakan.
Sebab, jumlah APD makin menipis, sementara jumlah pasien terus bertambah.
“Itu termasuk baju hazmat, masker bedah, masker N95, kacamata google, dan alat rapid test,” ujarnya kepada Tribun Batam, di selasela penerimaan bantuan APD dari Barisan Muda Tionghoa (BMTI), Rabu (15/4/20).
Okta menambahkan, kebutuhan masker N95 terbilang mulai langka saat ini.
Data penerimaan bantuan terakhir adalah dari Pemerintah Kota Batam pada 12 April 2020 lalu.
Bantuan itu berupa alat rapid test.
Okta mengakui, bantuan dari pemerintah selama ini belum mumpuni untuk mengatasi krisis APD setiap tenaga medis di RSBP Batam.
“Iya, karena kebutuhannya banyak. Pemakaiannya itu banyak, dan kasus pun terus bertambah,” sambungnya.
Bantuan untuk RSBP Batam
Untuk menanggulangi kekurangan APD, pihak RSBP Batam hingga saat ini terus menerima bantuan sukarela dari warga Batam dari berbagai kelompok. Baik itu bantuan pribadi, komunitas atau paguyuban.
“Kami bersyukur karena bantuan APD dari masyarakat ini memperpanjang nyawa kami dalam melawan virus Covid-19 ini,” katanya.
Dari data penerimaan bantuan, Pemerintah Kota Batam terakhir kali menyerahkan bantuan ke RSBP Batam tanggal 12 April 2020 lalu.
Bantuan itu berupa penyerahan alat rapid test.
Sayangnya, bantuan ini dirasa tak mumpuni untuk mengatasi krisis APD setiap tenaga medis.
"Beberapa kali dari BMTI dan IBA beri kami APD lengkap. Dari warga perorangan juga ada," tutupnya.
Selain itu Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Pemerintah Prov (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) Moh. Bisri juga turut menyerahkan bantuan APD ke RSBP Batam
Pemprov memberikan bantuan berupa Baju APD/Coverall Suite/Baju Hazmat 530 pcs, Sepatu Boot 30 pasang, Goggle 30 pcs, Masker N95 60 pcs, Face Shield 30 pcs, Doctor Cap 30 pcs, Sarung tangan Nitril 30 pasang, dan Shoe cover 30 pcs.
Bantuan diserahkan Jumat (17/4/20) siang dan diterima langsung oleh Direktur RSBP Batam, Sigit Riyarto.
BP Batam mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang atas bantuan berupa APD yang akan digunakan para tenaga medis penanganan Covid-19.
Begitu juga kepada masyarakat dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian selama ini kepada RSBP Batam.
Kebijakan RSBP Batam
Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam memberi kemudahan bagi pasien Covid-19 selama menjalani isolasi.
Keluarga pasien tidak diperbolehkan menjenguk selama pasien menjalani perawatan.
Meski demikian, pihak rumah sakit mempersilahkan keluarga untuk berkomunikasi menggunakan video call.
Kebijakan ini dilakukan otoritas rumah sakit demi meminimalisir penyebaran Covid-19 kepada keluarga pasien.
"Jadi jika ingin berkontak dengan keluarga, hanya dengan video call saja," ujar Bidan Okta Riza kepada TRIBUNBATAM.id saat dihubungi, Kamis lalu.
Ia menjelaskan, pasien Covid-19 ditempatkan di bangunan khusus bernama ruang Penyakit Infeksi Imaging (PIE).
Bangunan tersebut diketahui merupakan gedung lama.
Ruangan ini menurutnya hanya bisa menampung 32 pasien.
"Itu pun sudah termasuk ICU. Jika penuh, akan dilimpahkan ke rumah sakit khusus infeksi di Pulau Galang," katanya lagi. (advertorial)
