TRIBUN WIKI
TAK Cuma di Batam, Masjid Cheng Hoo Juga Ada di Surabaya, Simak Sejarah dan Keunikan Arsitekturnya
Masjid Muhammad Cheng Hoo tidak hanya ada di Kota Batam. Masjid dengan nama serupa juga bisa dijumpai di Kota Surabaya. Masjid ini bernuansa Tionghoa.
Selain itu, ia juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.
Untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Ho dan warga Tionghoa Muslim juga ingin memiliki sebuah masjid dengan gaya Tionghoa maka pada tanggal 13 Oktober 2002 diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini.
Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya mampu menampung sekitar 200 jamaah.
Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri di atas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi.
Masjid Muhammad Cheng Hoo juga memiliki delapan sisi di bagian atas bangunan utama.
Ketiga ukuran atau angka itu memiliki makna, yaitu angka 11 untuk ukuran Kabah saat baru dibangun, angka 9 melambangkan Wali Songo dan angka 8 melambangkan Pat Kwa (keberuntungan/kejayaan dalam bahasa Tionghoa).
Arsitektur
Masjid Cheng Hoo Surabaya dikenal sebagai masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama Muslim Cina.
Pembangunan masjid diarsiteki oleh Ir Abdul Azis yang mengambil inspirasi dari Masjid Niu Jie di Beijing, Cina yang dibangun pada tahun 996 Masehi.
Warna masjid ini mencerminkan unsur budaya Cina, yakni merah, kuning, biru dan hijau.
Warna merah merupakan simbol kebahagiaan, warna kuning simbol kemasyhuran, biru adalah simbol harapan dan hijau simbol kemakmuran.
Masjid Cheng Hoo memiliki relief naga dan patung singa yang terbuat dari lilin.
Sementara, di sisi kiri masjid terdapat sebuah bedug yang cukup besar berwarna merah.
Atap utama masjid ini bersusun tiga lapis yang menyerupai bentuk pagoda yang pada puncaknya terdapat lafaz “Allah”.
Sedangkan mahkota pada ujung atap lebih seperti arsitektur perpaduan antara Hindu dan Jawa.