Sejarah - Syair Lampung Karam Bukti Kesaksian Warga Atas Kengerian Letusan Gunung Krakatau
"Ombak setinggi 40 meter menyapu habis pantai sebelah Sumatra dan Jawa di kawasan selat Sunda," demikian penggambaran Suryadi
Gunung Krakatau (disebut Rakata dalam syair ini) meletus hebat pada 27 Agustus 1883.
Nyaris semua catatan kajian ilmiah dan bibliografinya dilaporkan oleh orang asing.
• Hebat, Wanita Berusia 102 Tahun di Singapura Ini Berhasil Sembuh dari Virus Corona
• Sudah Berusia 53 Tahun, Khabib Nurmagomedov Takjub dengan Kecepatan Pukulan Mike Tyson
Tidak ada kesaksian pribumi yang ada di sekitarnya.
Sampai akhirnya ditemukan sumber tertulis pribumi yang terbit di Singapura dalam bentuk cetak batu (litografi) tahun 1883/1884.
Kolofonnya mencatat 1301 Hijriah (November 1883 - Oktober 1884) dengan edisi pertama berjudul Syair Negeri Lampung yang Dinaiki oleh Air dan Hujan Abu.
Hingga muncul edisi keempat yang berjudul Inilah Syair Lampung Karam Adanya, bertarikh 10 Safar 1306 H (16 Okotober 1888).
Muhammad Saleh sebagai pengarang menjelaskan kehancuran desa-desa dan kematian massal akibat letusan 27 Agustus 1883.
Daerah macam Kitambang, Talang, Lampasing, Badak, Limau, hingga Merak, luluh lantak dilanda tsunami (yang dilaporkan hingga setinggi 40 meter), lumpur, hujan abu, dan batu.
Betapa memilukan dan kacau situasinya saat itu.
Tapi tidak sedikit yang memanfaatkan kesempatan untuk mengambil harta benda orang lain.
Dalam bait kesebelas syair itu, diceritakan bahwa aktivitas gunung dimulai sejak tiga bulan sebelumnya.
"Terjadilah letusan yang amat dahsyat...gumpalan abu menyembur ke udara setinggi 70 kilometer, dibarengi dengan tsunami."
"Ombak setinggi 40 meter menyapu habis pantai sebelah Sumatra dan Jawa di kawasan selat Sunda," demikian penggambaran Suryadi yang sejumlah penelitiannya telah dimuat di berbagai jurnal internasional.
Dalam dua bait terakhir syair ini, ungkap Suryadi, pengarang si Muhammad Saleh mengaku sakit, sedih, dan sengsara karena bencana itu.
• 3 Link Live Streaming MotoGP Virtual GP Spanyol Minggu (3/5) Malam Ini, Mulai Pukul 20.00 WIB
Pikiran dan perasaanya tersiksa.