Sejarah - Syair Lampung Karam Bukti Kesaksian Warga Atas Kengerian Letusan Gunung Krakatau

"Ombak setinggi 40 meter menyapu habis pantai sebelah Sumatra dan Jawa di kawasan selat Sunda," demikian penggambaran Suryadi

Editor: Mairi Nandarson
Royal Society vis kompas.com
Lukisan yang menggambarkan letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda, Lampung, Indonesia pada tahun 1883. 

Akibatnya ia merasa sekarat dan hampir meninggal. 'Hati di dalam sangat siksanya...terkena demam hampir matinya,'

Namun, diingatkan bahwa bisa juga penggambaran ini dilebih-lebihkan karena adanya ruang untuk berimajinasi.

Meski demikian, si pengarang nampak menggambarkan semua ini dari mata batin dan pikirannya sendiri.

Kesaksian warga asing

Kengerian letusan Gunung Krakatau juga datang dari salah satu penumpang kapal Loudon yang lepas jangkar di Teluk Lampung.

Ia merasakan gelombang perdana yang datang pasca-letusan.

"Kapal [Loudon] bertemu dengan kepala gelombang, Loudon terangkat dengan kecepatan yang memusingkan," kenang penyintas yang tidak disebutkan namanya itu.

Pejabat Hindia Belanda memperkirakan korban tewas 36.417 orang, 90 persen di antaranya karena tsunami.

Berbulan-bulan kemudian, Selat Sunda dipenuhi dengan batu apung tebal dan mayat-mayat.

Menurut kesaksian pejalan yang mengunjungi wilayah itu dua pekan setelah letusan, masih banyak mayat manusia dan hewan yang menanti dikubur dengan bau yang tidak bisa digambarkan.

Badan Geologi Amerika Serikat menyebut bahwa erupsi pada 1883 merupakan contoh klasik pembentukan kaldera.

Letusan ini juga menjadi contoh sempurna dari erupsi yang menimbulkan tsunami --yang gelombang terjauhnya dilaporkan hingga ke Semenanjung Arab.(*)

\\

\\

\\

sumber: nationalgeographic.grid.id
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved