HIKMAH RAMADHAN

Ramadhan Bimbingan Konseling Kehidupan 

Puasa Ramadhan mengandung berbagai keutamaan dan mempunyai pengaruh yang amat besar bagi peningkatan iman dan moralitas kita.

ISTIMEWA
Effendy Asmawi Alhajj 

“Kalau saja umatku mengetahui kandungan bulan Ramadhan, tentu mereka mengharap bulan itu berlangsung setahun penuh”…al-hadist. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Bulan Ramadhan suatu bulan yang penuh Mubarak/keberkahan dan selalu ditunggu-tunggu kehadirannya sebagai “syahrun adzim” (bulan yang agung).  

Umat Islam selalu menyambutnya dengan penuh suka cita, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memberikan motivasi dengan sabdanya

”man fariha bi dukhull ramadhan, harramallahu jasadahu ‘alan-niran”.  …barangsiapa menyambut gembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah akan menyelamatkan dirinya dari api neraka. 

Bulan Ramadhan memang bulan yang amat istimewa, dalam spiritual konseling kehidupan kita. Dr. Yusuf al-Qardhawi dalam kitab fiqh as-shiyam, menyebutkan bulan ini sebagai madrasah mutanayyizah/per excellent. 

Setiap tahun Allah Ta'ala menjadikan bulan ini bagi kaum Muslimin untuk mendidik dan meng-upgrade mereka menuju kesucian jiwa dan keluhuran budi pekerti.  

Untuk itu, lanjut Qaradhawi, orang yang masuk di lembaga ini dan mempergunakan semua kesempatan yang ada dengan melakukan ibadah puasa dan amaliah-amaliah lainnya, maka ia akan dinyatakan lulus dalam menempuh ujian dan akan diwisuda dengan predikat “rabih at tijarah” (sangat menguntungkan).

Karena tak ada keuntungan yanglebih besar dibandingkan keuntungan meraih keampunan/maghfirah Allah Ta'ala dan pembebasan dari api neraka. 

Sebagai sarana pendidikan, puasa Ramadhan tentu saja mengandung berbagai keutamaan dan mempunyai pengaruh yang amat besar bagi peningkatan iman dan moralitas kita. 

Yusuf Qaradhawi menyebut beberapa diantaranya sebagai berikut: 

Puasa dapat meningkatkan kesucian jiwa dan keluhuran budi pekerti.

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"as-Shaumu junnah (puasa itu adalah perisai).

Maksudnya perisai dari perbuatan dosa dan kemungkaran serta perisai dari jilatan api neraka di akhirat kelak. 

Puasa dapat meningkatkan rasa syukur kepada Allah.

Ini menurut kelazimannya, manusia tidak menyadari suatu nikmat, kecuali bila nikmat itu telah berlalu darinya.

Kita tidak dapat merasakan nikmat kenyang dan puas, kecuali kita sedang lapar dan haus.

Itu sebabnya ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ditawari oleh Allah Ta'ala kekayaan yang amat besar (bukit emas), beliau menolaknya seraya berkata, jangan biarlah aku kenyang sehari dan lapar pada hari yang lain. 

Ketika lapar, aku akan selalu tunduk dan mengingat-Mu dan ketika kenyang aku akan memuji dan penuh syukur terhadap-Mu. 

Puasa dapat meningkatkan kepekaan social.

Ini karena orang yang berpuasa harus menahan diri dari haus dan lapar, meski ia seorang yang kaya. 

Kenyataan ini akan mengingatkan seseorang pada derita dan kepedihan yang setiap saat menimpa saudara-saudaranya yang hidup di bawah garis kemiskinan. 

Itu sebabnya Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga menyebut bulan Ramadhan ini dengan “syahrul muwasah”/ bulan kesetiakawanan social. 

Begitu banyaknya hikmah yang merupakan spiritual konseling puasa di bulan Ramadhan, sehingga Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lewat sanad Ibnu Abbas, mengatakan.

”…lau ya’lamun-nasu ma fi hadzas syahri minal khairiti, lata mannau an  yakuna ramadhanu as-sanata kullaha”…

Artinya kalau saja manusia mengetahui apa yang dikandung/hikmat yang trdapat pada bulan Ramadhan ini, maka mereka menginginkan Ramadhan itu sepanjang tahun.” (*)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved