HIKMAH RAMADHAN
Puasa Dirindukan Syurga
Syurga dideskripsikan sebagai sesuatu yang tak pernah terlihat mata, terdengar telinga, terpikirkan otak dan terkecap indra perasa.
“Seandainya umatku tahu keutamaan dan keagungan bulan Ramadhan, niscaya mereka berharap agar selama setahun penuh menjadi bulan Ramadhan. Di bulan ini kebaikan dan ketaatan semua terkumpul, dosa-dosa diampuni dan syurga merindukan mereka.” (demikian sabda Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam).
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Syurga adalah puncak kenikmatan dan harapan setiap Muslim dalam kehidupan akhirat nanti.
Begitu indahnya syurga, karena jiwa dan pikiran manusia sulit untuk menggambarkannya.
Syurga sering dideskripsikan sebagai ‘sesuatu yang tak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, terpikirkan oleh otak dan terkecap oleh indra perasa manusia.”
Namun tentu saja, mengingat syurga itu berada di luar nalar manusia, ciri-ciri tersebut lebih merupakan sekadar perbandingan dan dorongan.
Tujuannya agar setiap Muslim berlomba-lomba untuk meraihnya.
Dalam al-Qur’an (QS 3: 15) Allah Ta'ala menegaskan:
‘untuk orang-orang yang bertakwa kepada Allah, di sisi Tuhan mereka ada syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”.
Dalam ayat lain dikatakan:
"dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi” (QS 3: 133).
“perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ialah (seperti taman)” (QS. 14: 23).
Banyak jalan untuk menggapai syurga.
Beberapa diantaranya seperti tercantum dalam sabda Rasul Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
Syurga itu merindukan empat golongan, yakni:
- Orang yang senang membaca Al-Qur’an
- Orang yang menjaga lisan/mengekang lidahnya
- Orang yang gemar memberi makan mereka yang lapar
- Orang yang berpuasa
Ketiga hal pertama dalam Hadist di atas terangkum pada orang yang berpuasa (Ramadhan).
Pertama
Saat puasa dan selama bulan Ramadhan, kita dianjurkan agar memperbanyak membaca al-Qur’an baik tadarrus, membaca dan menyimak terjemahannya, membaca tafsir, maupun mengupas (syarah) ayat-ayat al-Qur’an dengan guru/ustadz kita serta membaca buku-buku pengetahuan, khususnya keagamaan dan sebagainya.
Kedua
Saat berpuasa kita harus menjaga lidah (hafidzillisan) dari berkata-kata dusta, kotor, mengumpat maupun erotis yang dapat mengundang nafsu birahi.
Meski tidak membatalkan ibadah puasa, tapi setidaknya hal-hal tersebut dapat menghilangkan pahala puasa.
Orang yang tidak mengendalikan lidahnya saat berpuasa adalah termasuk orang yang merugi.
Seperti yang ditegaskan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
"Puasa mereka itu tak lebih hanya sekedar menahan lapar dan haus saja”.
Ketiga
Selama puasa, kita dianjurkan memperbanyak sedekah kepada mereka yang tidak punya (dhuafa), mulai dari yang dekat (tetangga dan sanak kerabat).
“Orang yang memberi makan orang yang berpuasa” janji Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
“Akan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi nilai pahala orang yang berpuasa tersebut.”
Ringkasnya kalau kita menekuni salah satu dari tiga hal tersebut di atas saja syurga sudah merindukan kita, apalagi kalau keempat hal tersebut kita laksanakan dengan baik.
Dan Ramadhan adalah pesantrennya untuk itu, kita tarbiyah diri kita, kita upgrade pribadi sehingga menjadi pribadi takwa yang dirindukan syurga. Semoga! (*)